Parapuan.co - Ancaman resesi global yang belakangan banyak dibicarakan membuat banyak orang menyadari pentingnya menerapkan tips hemat untuk mengatur keuangan.
Selain itu, banyak juga pakar yang menekankan masyarakat agar segera mempersiapkan dana darurat untuk menghadapi resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023 mendatang.
Dalam perencanaan keuangan, dana darurat memang merupakan simpanan wajib guna mengantisipasi kondisi darurat atau mendesak yang bisa terjadi kapan saja, misalnya resesi.
Jadi selain perlu mengelola keuangan dengan menerapkan tips hemat, Kawan Puan juga harus mempersiapkan dana darurat bisa sebagai penolong jika sewaktu-waktu terjadi hal tidak terduga.
Seperti sakit, kecelakaan, terkena pemutusan hubungan kerja, dan lainnya yang membutuhkan banyak uang.
Oleh sebab itu, Kawan Puan harus segera mempersiapkan dana darurat dari sekarang dengan menerapkan beberapa tips di bawah ini, dikutip dari Kompas.com.
1. Tentukan Berapa Dana Darurat yang Ingin Dikumpulkan
Perlu diketahui bahwa tidak ada batasan berapa jumlah dana darurat yang harus dikumpulkan, tetapi lebih banyak tentu akan makin baik.
Namun sebagai patokan, Kawan Puan bisa menerapkan tips cermat mengumpulkan dana darurat setidaknya tiga sampai enam bulan dari pengeluaran rutin apabila masih single.
Baca Juga: 5 Tips Hemat Mengelola Uang Jika Punya Banyak Dompet Digital Menurut Pakar
Sementara bagi Kawan Puan yang sudah menikah dan memiliki anak, tips hemat mengumpulkan dana darurat yang bisa dicoba adalah sekitar enam sampai 12 bulan pengeluaran.
Sebagai contoh, apabila kamu memiliki tiga orang anak dan penghasilan bulanan berjumlah Rp6 juta dengan pengeluaran Rp5 juta, maka untuk mencapai porsi ideal dana darurat kamu harus mengumpulkan Rp30-60 juta.
2. Tentukan Jangka Waktu dan Cara Mengumpulkannya
Selanjutnya kamu harus menentukan jangka waktu untuk mengumpulkan dana darurat agar ke depannya lebih disiplin dalam menabung.
Jika ingin mengumpulkan dana darurat sebesar Rp30 juta dalam waktu dua tahun, artinya kamu harus menyisihkan sebesar Rp1,25 juta per bulan.
Dalam menentukan besaran anggaran dana darurat dari gaji bulanan, Kawan Puan bisa menyesuaikannya kembali dengan kemampuan finansial dan tak perlu memaksakan diri.
Tetap utamakan memenuhi kebutuhan pokok, namun manfaatkan penghasilan tambahan dari bonus tahunan atau kinerja untuk dana darurat agar lebih cepat terkumpul.
3. Pantau Terus Dana Darurat
Tips cermat berikutnya adalah untuk memantau dana darurat secara disiplin setiap bulannya.
Baca Juga: Tips Hemat: Pertimbangkan Dulu 5 Hal Ini Sebelum Self-Reward Usai Lelah Bekerja
Jika dalam perjalanan mengumpulkannya dana tersebut terpaksa ditarik, misalnya untuk keperluan perawatan rumah sakit, maka kamu harus segera menggantinya di bulan selanjutnya.
Usahakan agar dana darurat tersebut terus bertambah dan tidak berkurang agar cepat terkumpul dalam waktu yang telah ditentukan.
4. Pastikan Penggunaannya untuk Keperluan Mendesak
Seperti namanya, dana darurat memang ditujukan untuk menghadapi keadaan mendesak atau situasi genting, misalnya saat jatuh sakit, rumah rusak, kecelakaan, dan lainnya.
Jadi jangan sampai dana tersebut dipakai untuk hal-hal bersifat konsumtif seperti jalan-jalan atau membeli ponsel pintar terbaru.
Jika tidak ada kebutuhan mendesak, jangan pernah menggunakan dana darurat agar ke depannya kamu lebih tenang untuk menghadapi ancaman resesi.
5. Cari Penghasilan Tambahan Lain
Agar cepat terkumpul, Kawan Puan bisa mencoba mencari penghasilan tambahan untuk kemudian dialokasikan ke kas dana darurat.
Baca Juga: 4 Tips Hemat Mengelola Keuangan Bisnis agar Tidak Kehabisan Uang
Dengan begitu kamu tidak hanya mengandalkan gaji dan dapat segera mencapai tujuan keuangan untuk memiliki dana darurat.
Kamu bisa memanfaatkan keuntungan dari berbisnis, investasi, atau bahkan kerja sampingan untuk mengumpulkan dana darurat.
Kawan Puan, itulah lima tips hemat mengumpulkan dana darurat yang perlu dilakukan dari sekarang guna mengantisipasi resesi ekonomi global tahun depan.
Ingat, memiliki dana darurat bisa membuatmu menjadi lebih tenang saat harus menghadapi kemungkinan terburuk yang memengaruhi kesehatan finansial. (*)
