Duka Keluarga Rafi Anak Korban Kanjuruhan, Jenazah Sempat Tak Dikenali

Saras Bening Sumunar - Rabu, 5 Oktober 2022
Karangan bunga untuk para korban Kanjuruhan
Karangan bunga untuk para korban Kanjuruhan KOMPAS.com/SUCI RAHAYU

Parapuan.co - Tak sedikit anak korban Kanjuruhan yang harus meregang nyawa.

Ibnu Muhammad Rafi, menjadi salah satu anak korban Kanjuruhan yang terjadi Sabtu (1/10/2022).

Rafi menjadi anak korban Kanjuruhan yang dibawa ke Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi.

Sumarsih, ibu dari korban begitu terpukul atas kepegian sang anak.

Bahkan dirinya mengungkap jika sang kakak sempat tidak mengenali korban di ruang jenazah RSI Gondanglegi.

Rafi sendiri merupakan anak ketiga Sumarsih yang saat itu menonton laga pertandingan sepak bola Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.

Menonton dengan Teman SMA

Dari keterangan Sumarsih yang dikutip dari Kompas.tvRafi menonton laga sepak bola ini dengan dua kakaknya pada Sabtu (1/10/2022) di tribun yang berbeda.

Kakak pertama Rafi menonton di tribun VVIP, kakak kedua Rafi menonton di tribun VIP, sementara Rafi menonton di tribun ekonomi karena ingin bersama teman SMA-nya.

Baca Juga: Cerita Ibu dari Anak Korban Kanjuruhan, Hanya Bisa Menangis di Tengah Kedukaan

"(Anak) yang nomor satu di VVIP, yang nomor 2 di VIP, Rafi menonton di tribun ekonomi karena ingin bersama teman SMA-nya," tutur Sumarsih.

Berdasarkan cerita teman Rafi yang disampaikan pada Sumarsih, saat tembakan gas air mata terjadi Rafi terpisah dari teman-temannya yang berusaha menyelamatkan diri.

"Katanya temannya Rafi yang kebetulan bersama Rafi waktu itu, waktu itu yang masuk ke lapangan dihalau untuk ke tribun, setelah dari tribun, pintu keluarnya ditutup dan di tribun disemprot gas air mata," imbuhnya.

Pada saat itulah Rafi dan teman-temannya berhamburan dan berusaha menyelamatkan diri masing-masing.

Sumarsih juga mengungkap bahwa teman Rafi, terkahir melihat Rafi di tangga tribun dan tidak mengetahui lagi di mana keberadaannya.

Ditelepon oleh Anak Pertama

"(Anak) yang nomor empat itu kan ikut kakak yang nomor satu, jadi waktu itu digendong keluar. Keluar itu sulit sekali dan adiknya itu nangis teriak-teriak karena pedih, matanya pedih kena gas air mata," kata Sumarsih.

Syukur, sang anak pertama dan keempat bisa keluar dari kerusuhan ini.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan, ARMY Indonesia Galang Dana untuk Korban

Setelah menyadari Rafi hilang, anak pertama Sumarsih kemudian langsung menghubunginya dan mencari tahu keberadaan Rafi.

Hal ini lantaran Rafi tak juga merespon telepon dari kakak pertama dan kakak keduanya.

"Kedua kakaknya sudah mencoba telepon berkali-kali tapi tidak diangkat," tuturnya.

Sumarsih kemudian berusaha menelepon ponsel milik Rafi.

Ponsel tersebut pun diangkat oleh seorang perempuan dan meminta Sumarsih untuk segera menuju RSI Gondanglegi.

"Setelah itu saya telepon anak saya, anak saya langsung menuju ke RSI, anak yang nomor satu sama nomor dua ke RSI berboncengan," jelasnya.

Saat mencari di ruang perawatan, kedua kakak Rafi tak menemukan keberadaan adiknya.

"Kalau nggak ada tolong cari di ruang jenazah," kata Sumarsih menirukan ucapan perawat saat ditanya anak-anaknya di RSI Gondanglegi.

Jenazah yang Tidak Dikenali

Baca Juga: Update Jumlah Anak Korban Kanjuruhan Menurut Data Resmi KemenPPPA

Karena tak menemukan Rafi di ruang perawatan, kedua kakak Rafi pun menuju ruang jenazah.

Sumarsih mengungkap jika anak pertamanya mencoba mencari keberadaan Rafi dengan membuka satu-persatu kantong jenazah.

Sayangnya, tak satupun jenazah yang ia kenali.

"Anak (pertama) saya cari ke ruang jenazah, (kantong jenazah) dibuka satu per satu, kok nggak ada, karena di situ semua mukanya gosong, jadi nggak jelas wajah adiknya, dan agak bengkak," ucap Sumarsih.

Karena hal tersebut, anak pertama dan keduanya memutuskan untuk membuka kantong jenazah lebih lebar.

Ini dilakukan untuk mengenali pakaian yang digunakan Rafi.

"Dibuka satu per satu, ternyata di situ ada Rafi, dia teriak, dia telepon saya," kenangnya.

Sang anak pun segera menelepon Sumarsih dengan memberikan kabar duka ini.

"Bu Rafi gak ono (meninggal). Bu, Rafi meninggal dunia kena korban Arema," kata Sumarsih menirukan ucapan anaknya saat itu.

Mendengar kabar tersebut, Sumarsih menangis dan menjerit.

Sang anak yang disayangi, harus meregang nyawa setelah menyaksikan laga klub sepak bola kecintaannya.

"Saya teriak, saya nangis, saya nggak bisa apa-apa waktu itu. Saya hanya bisa nangis dan teriak aja," pungkasnya.

Baca Juga: Pasangan Suami Istri Tewas Akibat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

(*)

Sumber: Kompas.tv
Penulis:
Editor: Linda Fitria