5 Gelombang PHK Startup Digital Sepanjang 2022, Terbaru Shopee Indonesia

Ardela Nabila - Sabtu, 24 September 2022
Gelombang PHK startup digital sepanjang tahun 2022.
Gelombang PHK startup digital sepanjang tahun 2022. Feodora Chiosea

Parapuan.co - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh sejumlah startup digital masih terus bermunculan hingga saat ini.

Bahkan pada Senin (19/9/2022) lalu, salah satu e-commerce ternama di Indonesia, PT Shopee Indonesia baru melakukan efisiensi dengan memberhentikan sebanyak tiga persen karyawannya.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, menyampaikan bahwa keputusan ini diambil perusahaan sebagai langkah akhir dalam rangka penyesuaian sejumlah kebijakan bisnis.

Selain Shopee Indonesia, sebelumnya sudah ada sejumlah perusahaan rintisan digital yang karyawannya juga harus menghadapi gelombang PHK.

Dikutip dari Kompas.com, berikut ini lima gelombang PHK yang dihadapi sejumlah startup yang bergerak di dunia teknologi digital sepanjang tahun 2022.

1. Shopee Indonesia

Seperti disebutkan sebelumnya, belakangan ini media sosial diramaikan oleh pemberitaan terkait gelombang PHK Shopee Indonesia.

Namun selain di Indonesia, gelombang PHK perusahaan Shopee juga dirasakan di negara lainnya, salah satunya adalah Prancis.

Bahkan pada Maret 2022 lalu, Shopee mengumumkan secara resmi akan menutup operasional mereka di Prancis.

Baca Juga: Shopee Indonesia PHK 3 Persen Karyawan, Terungkap Ini Penyebabnya

Adapun hal serupa juga terjadi di India, Amerika Latin, Chili, Meksiko, Kolombia, sampai Argentina.

Di Indonesia sendiri Shopee masih beroperasi, hanya saja mereka memang memangkas sumber daya manusia (SDM) dengan melakukan PHK.

2. Zenius

Kemudian ada Zenius, startup yang bergerak di bidang pendidikan, dan terpaksa melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya.

Seperti ramai diberitakan pada bulan Mei lalu, sebanyak 25 persen atau 200 karyawan terpaksa harus mencari pekerjaan baru karena terkena imbas gelombang PHK tersebut.

PHK massal yang terjadi di startup education technology (edutech) itu terjadi lantaran perusahaan tengah mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

3. LinkAja

Masih di bulan yang sama dengan Zenius, LinkAja juga harus melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya.

Head of Corporate Secretary Group LinkAja, Reka Sadewo, mengatakan bahwa keputusan ini diambil karena perusahaan berencana untuk melakukan reorganisasi SDM.

Baca Juga: Dilakukan Shopee, Ini Aturan PHK di Indonesia yang Tak Boleh Dilanggar

“Penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini,” ungkapnya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

4. JD.ID

Sebelum LinkAja dan Zenius, ada JD.ID yang lebih dulu mengambil langkah untuk melakukan PHK.

Namun, perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce itu tidak menyebutkan berapa jumlah karyawan yang terdampak.

Terkait fenomena tersebut, Director of General Management JD.ID, Jennie Simon mengatakan bahwa keputusan harus diambil lantaran perusahaan harus melakukan penyesuaian terhadap operasional bisnis.

“JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” katanya pada bulan Mei lalu.

5. TaniHub

TaniHub menjadi startup digital pertama yang melakukan PHK karyawan di tahun 2022 ini.

Baca Juga: Berkaca dari Shopee, Ini 7 Cara Mempersiapkan Diri saat Menghadapi PHK

Selain harus dihadapi oleh gelombang PHK, perusahaan rintisan itu juga harus menghentikan operasional dua warehouse mereka di Bandung dan Bali.

Penutupan pergudangan tersebut tentu juga membuat para karyawan yang bekerja di sana terpaksa diberhentikan.

Keputusan PHK dan penutupan warehouse tersebut dilakukan karena perusahaan ingin mempertajam fokus bisnis dengan meningkatkan pertumbuhan lewat kegiatan Business to Business (B2B).

Kawan Puan, itulah berbagai gelombang PHK startup digital yang terjadi sepanjang tahun 2022 hingga bulan September ini. (*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintya