Career Coach Sebut Tantangan yang Dialami Perempuan usai Career Break

Ardela Nabila - Kamis, 1 September 2022
Tantangan setelah career break.
Tantangan setelah career break. Nenad Cavoski

Parapuan.co - Terdapat banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang memutuskan untuk career break atau berhenti sejenak dari pekerjaannya.

Survei global terbaru yang dilakukan oleh LinkedIn pada tahun 2022 dengan melibatkan 22.995 pekerja eksekutif menunjukkan sebanyak 64 persen perempuan pernah mengalami jeda karier di sepanjang perjalanan kariernya.

Meskipun ini merupakan hal yang lumrah, nyatanya masih banyak perempuan yang menghadapi berbagai tantangan saat harus kembali ke dunia kerja usai career break.

Padahal, sebenarnya terdapat banyak sekali peluang yang terbuka lebar bagi perempuan untuk kembali berkiprah di dunia profesional.

Career Coach dan Professional Trainer, Lika Satvarini, dalam acara TRESemmé Dukung Perempuan Profesional Mentransformasi Style Melalui TRESemmé Professional Hair Studio, menyebutkan terdapat dua tantangan yang kerap dihadapi perempuan ketika berencana kembali ke dunia kerja.

Adalah tantangan internal dan eksternal yang membuat perempuan memiliki lebih banyak pertimbangan untuk kembali bekerja setelah career break.

“Untuk perempuan comeback (ke dunia kerja) butuh pertimbangan yang lebih lama daripada laki-laki. Karena perempuan itu di kepalanya lebih banyak pikiran dibanding laki-laki. Jadi kalau perempuan itu memang ada tantangan internal dari dalam diri dan eksternal juga,” kata Lika, Selasa (30/8/2022).

Tantangan Internal

Menurut Lika, perempuan memang secara alami memiliki lebih banyak pertimbangan dalam pikirannya jika dibandingkan dengan laki-laki.

Baca Juga: TRESemmé Professional Hair Studio Hadir untuk Dukung Perempuan Profesional Kembali ke Dunia Kerja

“Dari internalnya sendiri, mereka lebih banyak pertimbangan. Ini memang naturalnya perempuan seperti itu,” jelas Lika.

Sebelum kembali bekerja, perempuan membutuhkan soul searching yang lebih panjang untuk menemukan keseimbangan yang pas antara purpose, passion, dan profit.

“Jadi untuk memulai karier lagi, dia harus mempertimbangkan purpose dia apa. Apakah sesuai dengan passion-nya, yang terakhir profit. Apakah dengan bekerja ini ada manfaatnya untuk finansial,” lanjutnya.

Selain itu, perempuan juga kerap merasa bersalah karena harus meninggalkan keluarga apabila kembali bekerja.

“Belum lagi rasa bersalah meninggalkan keluarga, apalagi kalau punya anak yang masih kecil,” tutur Lika.

Adapun perasaan rendah diri yang kerap timbul karena menganggap dirinya “tertinggal” dari segi pengalaman dan kemampuan.

Tantangan Eksternal

Sementara dari sisi eksternal, perempuan yang ingin balik ke dunia kerja setelah career break biasanya menghadapi tekanan dari keluarga dan lingkungan sosial mengenai peran domestik perempuan.

Baca Juga: 3 Cara Ampuh untuk Mengatasi Rasa Takut Kegagalan Dalam Berkarier

Mereka juga kerap merasakan peer pressure dari teman-temannya yang telah lebih “sukses” dengan berbagai pencapaiannya yang terlihat melalui media sosial.

Lebih dari itu, perubahan ekspektasi mengenai kompetensi di bidang kerja yang dialaminya menjadi hal menantang lainnya bagi perempuan.

“Kalau eksternal, sekarang ini banyak dipengaruhi oleh media sosial, melihat teman seangkatan misal sudah memiliki jabatan atau bisnis sendiri. Ini juga yang menjadi pertimbangan mereka untuk melangkah,” ungkap Lika Satvarini.

(*)