Apakah Jiwa Kompetitif Perlu Ditanamkan pada Anak? Ini Jawaban Pakar

Arintha Widya - Sabtu, 13 Agustus 2022
Jiwa kompetitif pada anak, terkait lomba 17 Agustusan.
Jiwa kompetitif pada anak, terkait lomba 17 Agustusan. Pexels/Yan Krukov

Parapuan.co - Kawan Puan, benarkah lomba 17 Agustus, kompetisi berskala nasional hingga internasional, dan olimpiade mata pelajaran baik untuk anak dan remaja?

Apakah jiwa kompetitif perlu ditanamkan pada anak-anak dengan berbagai kompetisi atau perlombaan?

Jika hal tersebut dipertanyakan, barangkali kamu sebagai orang tua akan merasakan kegalauan.

Di satu sisi, kompetisi penting untuk mengajarkan anak menjadi sportif dan bangkit jika mengalami kegagalan.

Akan tetapi di sisi lain, perlombaan bisa saja membuat anak dan remaja merasa kemenangan menjadi tujuan utama tanpa mempertimbangkan hal lain.

Lantas, apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan dari sebuah perlombaan bagi anak dan remaja?

Simak penjelasan singkatnya seperti dikutip dari Very Well Family berikut ini, yuk!

Pendapat yang Kontra

Sebagian orang bisa jadi menentang menanamkan daya saing pada anak dan remaja, bahkan mengekspos mereka mengikuti kompetisi secara umum.

Baca Juga: Musim Lomba 17 Agustus, Ini Tanda Anak Ikut Perlombaan yang Sehat dan Tidak

Pendapat semacam ini percaya bahwa kompetisi bisa merusak dan beracun lantaran memberikan tekanan pada anak untuk menjadi yang terbaik.

Mereka juga berpendapat bahwa hal tersebut bisa menyebabkan stres dan kecemasan yang tidak perlu.

Alasan lain sebagian orang tua menentang kompetisi ialah karena mereka percaya anak yang ditempatkan dalam lingkungan persaingan akan sering merasa kecewa.

Anak dan remaja akan kecewa karena kalah dan merasa buruk, bahkan tidak percaya pada diri sendiri.

Lebih buruk lagi, persaingan bisa membuat anak dan remaja tidak diakui usahanya jika mereka kalah dalam kompetisi.

Pendapat ini rupanya didukung oleh seorang profesor dari University of North Carolina, Amerika, bernama Thurston Domina.

Menurut penelitian yang dilakukannya, kompetisi tidak banyak membantu memotivasi anak-anak.

Tim peneliti mengamati dua sekolah di California, dan membagikan kartu identitas emas atau platinum kepaada anak yang mendapat nilai bagus.

Hasilnya, hal itu malah meningkatkan ketidaksetaraan dan perpecahan di antara siswa.

Baca Juga: Banyak Lomba Jelang 17 Agustus, Ini Manfaat Ikut Perlombaan untuk Anak-Anak

Pendapat yang Pro

Sementara itu, ada pula pendapat sebagian orang tua lainnya yang pro dan menilai kompetisi bisa menciptakan sesuatu yang positif dalam diri anak maupun remaja.

Persaingan yang sehar sebenarnya baik untuk anak, dan dapat mempersiapkan mereka untuk menang dan kalah di kemudian hari saat sudah dewasa.

Di samping itu, kegiatan yang kompetitif membantu anak dan remaja mengembangkan keterampilan penting seperti ketahanan, ketekunan, dan keuletan.

Mereka juga dapat belajar bagaimana bergiliran, mendukung orang lain, dan mengembangkan empati.

Terkait dengan rasa bersaing dan tekanan, anak-anak perlu dibiasakan dengan rasa frustrasi yang datang saat berkompetisi.

Dan yang lebih penting, perlombaan membantu mereka menghindari keinginan untuk menyerah dalam keadaan sulit.

Menurut psikolog Starnfor, Carol Dweck dalam bukunya berjudul Mindset: The New Psychology of Success, kompetisi sangat penting untuk meningkatkan growth mindset.

Namun, orang tua juga harus membantu anak dan remaja dalam menghadapi persaingan.

Hendaknya, orang tua tidak fokus pada kemenangan dan keberhasilan semata, tapi juga kegagalan.

Jelaskan pada anak bahwa gagal bukan sesuatu yang buruk, dan justru menjadi kesempatan yang bagus untuk belajar.

Inilah nanti yang akan memotivasi anak untuk bekerja lebih keras dan meningkatkan keterampilannya.

Bagaimana Kawan Puan? Menurutmu kompetisi baik atau buruk bagi anak dan remaja, nih?

Baca Juga: 3 Keuntungan Ikut Lomba untuk Kemajuan Karier Seorang Frash Graduate

(*)

Sumber: Very Well Family
Penulis:
Editor: Arintya