Apakah Jiwa Kompetitif Perlu Ditanamkan pada Anak? Ini Jawaban Pakar

Arintha Widya - Sabtu, 13 Agustus 2022
Jiwa kompetitif pada anak, terkait lomba 17 Agustusan.
Jiwa kompetitif pada anak, terkait lomba 17 Agustusan. Pexels/Yan Krukov

Pendapat semacam ini percaya bahwa kompetisi bisa merusak dan beracun lantaran memberikan tekanan pada anak untuk menjadi yang terbaik.

Mereka juga berpendapat bahwa hal tersebut bisa menyebabkan stres dan kecemasan yang tidak perlu.

Alasan lain sebagian orang tua menentang kompetisi ialah karena mereka percaya anak yang ditempatkan dalam lingkungan persaingan akan sering merasa kecewa.

Anak dan remaja akan kecewa karena kalah dan merasa buruk, bahkan tidak percaya pada diri sendiri.

Lebih buruk lagi, persaingan bisa membuat anak dan remaja tidak diakui usahanya jika mereka kalah dalam kompetisi.

Pendapat ini rupanya didukung oleh seorang profesor dari University of North Carolina, Amerika, bernama Thurston Domina.

Menurut penelitian yang dilakukannya, kompetisi tidak banyak membantu memotivasi anak-anak.

Tim peneliti mengamati dua sekolah di California, dan membagikan kartu identitas emas atau platinum kepaada anak yang mendapat nilai bagus.

Hasilnya, hal itu malah meningkatkan ketidaksetaraan dan perpecahan di antara siswa.

Sumber: Very Well Family
Penulis:
Editor: Arintya