Jelang 17 Agustus, Ini 5 Rekomendasi Film Perang Indonesia yang Bisa Kamu Tonton

Rizka Rachmania - Senin, 8 Agustus 2022
Rekomendasi film perang Indonesia dalam rangka menjelang 17 Agustus: Kadet 1947
Rekomendasi film perang Indonesia dalam rangka menjelang 17 Agustus: Kadet 1947 Temata Studios

Di tengah kondisinya yang sakit, Jenderal Soedirman tetap memimpin perang gerilya hingga berhasil membuat Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.

Film yang tayang tahun 2015 ini menyajikan gambaran perjuangan bangsa Indonesia secara detail hingga Kawan Puan bisa menahan napas karena ikut deg-degan.

Buat kamu yang suka film perang dan ingin melihat bagaimana gambaran perang gerilya yang dipimpin oleh Soedirman bisa nonton film yang satu ini.

4. Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta

Rekomendasi film perang Indonesia berikutnya datang dari Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta yang tayang tahun 2018.

Film ini mengambil latar saat Kerajaan Mataram berjaya di bawah kepemimpinan Sultan Agung.

Saat memimpin kerajaan Mataram, Sultan Agung harus melawan penjajah yang berani datang untuk berlaku semena-mena.

Tak suka dengan penjajah yang datang untuk mempekerjakan masyarakat, Sultan Agung dengan lantang meneriakkan seruan perang pada Belanda.

5. Guru Bangsa Tjokroaminoto

Perjuangan Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan juga ditampilkan dengan apik lewat film Guru Bangsa Tjokroaminoto.

Rekomendasi film perang Indonesia ini mengisahkan Tjokroaminoto, pemimpin organisasi Sarekat Islam yang dijuluki sebagai Guru Bangsa.

Tjokroaminoto yang sebenarnya berstatus sebagai bangsawan melepas gelar tersebut untuk bekerja sebagai kuli pelabuhan.

Ia berjuang bersama rakyat kecil, termasuk juga berperang, demi menyamakan hak dan martabat Indonesia.

Menjelang 17 Agustus yang jadi momen Kemerdekaan Indonesia, tepat rasanya jika Kawan Puan menyaksikan film perang berlatar masa penjajahan.

Baca Juga: Sambut Hari Kemerdekaan, 5 Film Pendek Ini Angkat Kebudayaan Masyarakat Indonesia

(*)

Sumber: IMDb,Netflix
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania