3 Fakta Bayi Meninggal saat Persalinan karena Dipaksa Lahir Normal, Pihak RS Minta Maaf

Linda Fitria - Kamis, 4 Agustus 2022
Ilustrasi bayi
Ilustrasi bayi Kwangmoozaa

Parapuan.co - Belakangan kasus meninggalnya bayi di Jombang saat proses persalinan menyita perhatian publik.

Pasalnya, pihak keluarga mengaku dipaksa menjalani prosedur persalinan pervaginam di tengah kondisi darurat tersebut.

Kasus yang terjadi pada Kamis (28/7/2022) ini kemudian menjadi viral dan mendapat sorotan dari banyak pihak.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa fakta yang PARAPUAN rangkum terkait kasus meninggalnya bayi di Jombang melansir dari Kompas.com dan Tribunnews.com.

1. Dipaksa Menjalani Persalinan Pervaginam

Kejadian bermula saat Rohma Roudotul Jannah (29) mengalami kontraksi di kehamilannya yang memasuki usia 9 bulan.

Ia kemudian diantarkan sang suami, Yopi Widianto (26) ke puskesmas terdekat.

Karena kondisi yang tidak memungkinkan, Ria kemudian dirujuk ke RSUD Jombang untuk mendapatkan tindakan medis yang lebih memadai.

Menurut Yopi, pihak Puskesmas sebetulnya sudah merujuk untuk dilakukan tindakan operasi, namun rumah sakit tetap memaksakan adanya persalinan pervaginam.

Baca Juga: Viral Bayi Meninggal saat Persalinan di RSUD Jombang Karena Distosia Bahu, Kenali Penyebab Kemacetan saat Melahirkan Bahu Janin

"Kalau dari Puskesmas sih begitu (operasi sesar), kata istri saya karena waktu di Puskesmas saya tidak ada. Tapi oleh rumah sakit tetap dipaksa menjalani kelahiran normal," kata Yopi.

Bahkan Yopi menyebut sang istri sudah menyanyakan berkali-kali tentang prosedur persalinan yang akhirnya dilakukan.

"Istri saya sudah tanya dua kali sampai tiga kali, 'kok enggak sesar.' Tetep dipaksa normal, diusahakan normal," kata Yopi dalam tayangan Live Program 'Kompas Siang' Kompas TV, Selasa (2/8/2022).

2. Keterangan dari Pihak RSUD Jombang

Pihak RSUD Jombang melalui Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan dokter Vidya Buana menjelaskan kejadian tersebut di luar dugaan petugas.

Pihak RS menyebut sebelum tindakan, kondisi pasien memungkinkan untuk melakukan persalinan pervaginam.

Sebab saat itu posisi janin sudah ke dasar panggul dan sudah terjadi pembukaan jalan lahir.

Karenanya, pihak RS memutuskan untuk diupayakan persalinan pervaginam.

Sayang, kejadian tak terduga di tengah persalinan membuat nyawa bayi tidak tertolong.

Baca Juga: Hal yang Perlu Dilakukan Jika Proses Persalinan Ingin Menyenangkan

Pihak RS kemudian meminta maaf atas pelayanan yang kurang baik dan akan menjadikan kejadian ini sebagai evaluasi.

"Kejadian hari ini adalah masukan berharga buat kami. Tentunya, kami memohon maaf atas pelayanan yang tidak berkenan dan ini menjadi masukan yang berarti bagi kami," ujar Kasubag Humas RSUD Jombang, Fery Dewanto.

3. PERSI akan Investigasi Kasus

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) akhirnya angkat bicara soal kasus bayi meninggal dunia di Jombang.

Pihak PERSI melalui Kepala Bidang Organisasi PERSI dr Koesmedi Priharto menyebut akan melakukan investigasi.

"Kita sedang menginvestigasi apa masalahnya tapi itu nanti lebih cocok ke ARSADA (Asosiasi Rumah Sakit Daerah) untuk tugasnya," kata Koesmedi saat ditemui di Hotel Ritz Calton, Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Ia juga menuturkan kemungkinan adanya salah komunikasi antara dokter dan juga pasien.

"Bagaimanapun seorang dokter di rumah sakit harus bisa memberi keterangan yang jelas pada pasien agar tidak terjadi miskomunikasi," imbuh dokter spesialis Otrhopedi ini.

"Kalau dilihat sepintas, ada keterangan yang tidak sesuai, pasien datang sejak awal sudah ada masalah, dan kemudian banyak masalahnya lain," pungkasnya.

 Baca Juga: Mengenal Hypnobirthing, Metode untuk Kurangi Takut dalam Persalinan

(*)

Sumber: Kompas.com,tribunnews
Penulis:
Editor: Linda Fitria