Mantan Pendiri Startup yang Bisnisnya Gagal Disebut Sulit Dapat Kerja, Benarkah?

Arintha Widya - Kamis, 4 Agustus 2022
Mantan pendiri startup.
Mantan pendiri startup. imtmphoto

Kondisi Para Founder Startup di Indonesia

Meski hasil survei lebih menggambarkan kondisi dunia kerja di Amerika Serikat, pengamat kewirausahaan sosial Universitas Prasetiya Mulya, Dr. Rudy Handoko, berpendapat situasi serupa berpeluang terjadi di Indonesia.

"Bukan hal aneh seorang founder startup masuk ke bursa kerja setelah bisnisnya gagal, atau pertumbuhan bisnisnya lambat," terang Dr. Rudy Handoko.

Problemnya, kata Rudy, ada semacam stigma pada para founder startup, atau mereka yang pernah berstatus sebagai chief executive officer, chief financial officer, chief marketing officer pada sebuah perusahaan startup.

Stigma tersebut menganggap bahwa mereka punya karakter arogan, merasa serba tahu, dan stigma negatif lainnya.

"Padahal perekrut membutuhkan karyawan yang humble, open minded, dan terbuka untuk belajar hal baru," imbuh Dr. Rudy Handoko.

Pendapat Rudy itu juga tergambar pada hasil riset yang dibuat oleh tim dari Yale University.

Berdasarkan pengamatan para perekrut, mantan pendiri akan memiliki seperangkat keterampilan yang lebih luas, pola pikir berkembang, dan kecenderungan untuk berinovasi.

Tetapi pengalaman sebagai founder perusahaan (terutama mereka yang pernah meraih sukses) mengindikasikan kandidat tersebut kurang cocok dan kurang berkomitmen dalam peran sebagai karyawan.

Oleh sebab itulah perekrut bakal meragukan kecocokan mereka sebagai karyawan, bukan kemampuan atau skills yang dimiliki.

Sumber: Rilis
Penulis:
Editor: Arintya