Meta pun mengatakan bahwa toko akan diluncurkan 'segera', meskipun informasi tentang bagaimana pengguna akan mengakses toko tidak diinformasikan jelas.
Sayangnya, toko ini tidak tersedia di Indonesia dalam waktu dekat, karena akan lebih dulu dibuka di Kanada, Amerika Serikat, Thailand dan Meksiko.
Kendati demikian, banyak pengguna yang berharap bahwa pakaian digital akan lebih murah dibandingkan yang aslinya.
Walau belum diketahui pasti apakah orang cukup rela mengeluarkan uang untuk mendandani avatar-nya dengan pakaian buatan desainer, namun Zuckerberg justru melihat ini sebagai peluang.
“Barang digital akan menjadi cara penting untuk mengekspresikan diri dalam metaverse dan pendorong besar ekonomi kreatif,” katanya dalam unggahan tersebut.
Rumah mode mewah kini semakin membuka tangan untuk bermitra dengan perusahaan teknologi guna menciptakan pakaian digital.
Misalnya saja seperti tahun lalu, permainan Fortnite memperkenalkan skin Balenciaga sehingga pemain dapat membeli pakaian seperti hoodie bermerek untuk karakter dalam game mereka.
Baca Juga: 3 Keuntungan Brand Fashion yang Rilis Produk di Metaverse, Apa Saja?
Tak hanya itu, pada tahun 2021, Gucci bekerja sama dengan Roblox, salah satu platform game paling terkenal, untuk menjajakan handbag, topi, dan kacamata hitam Gucci yang bisa dipakai avatar.
Sementara brand fashion mewah asal Amerika Serikat, Tommy Hilfiger, juga pernah bermitra dengan Animal Crossing New Horizons, game simulasi sosial tahun 2020 yang diterbitkan oleh Nintendo.
Kemudian, brand tersebut juga bermitra dengan platform game terkenal Roblox untuk memperkenalkan koleksi pakaian virtualnya untuk avatar pengguna.
Apa yang dilakukan oleh fashion brand tersebut pun menunjukkan bahwa metaverse bisa memengaruhi industri yang berbeda.
Kalau Kawan Puan sendiri, apakah bersedia merogoh kocek untuk mendandani avatarmu dengan pakaian dari brand mewah?
(*)
Baca Juga: 5 Brand Fashion Ini Merambah Dunia Metaverse, Ada Burberry sampai Gucci
