Pentingnya Latihan Fleksibilitas dan Mobilitas untuk Persiapan Maraton

Anna Maria Anggita - Rabu, 15 Juni 2022
Persiapan lari maraton
Persiapan lari maraton Uinmine

Parapuan.co - Tak dipungkiri kini ajang lari maraton makin sering diselenggarakan oleh berbagai pihak.

Tentunya tak hanya atlet maraton profesional saja yang bisa ikut, tapi bagi Kawan Puan yang ingin menjajal pun juga bisa.

Bagi Kawan Puan yang ingin mencoba lari maraton dengan berlari antara 10 km atau lebih, maka ada hal yang harus dipersiapkan dengan baik secara fisik.

Berdasarkan rilis yang diterima PARAPUAN dari Maybank Indonesia, rencana latihan terpadu dengan melatih the running economy dalam berlari perlu dilakukan.

Perlu dipahami tubuh yang tidak efisien membutuhkan energi sebesar 400 kkal untuk lima kilometer (km).

Sedangkan pada jarak yang sama, pelari dengan running economy yang bagus membutuhkan kurang dari 200 kkal, sehingga stamina berlari pun lebih baik.

The running economy ini terbagi menjadi dua komponen besar, yaitu latihan fleksibilitas dan mobilitas. 

"Latihan fleksibilitas dan mobilitas adalah salah satu upaya dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti marathon," terang Andree Sipahutar, Course Instructor, Cardea Academy.

Menurutnya kedua latihan fisik tersebut itu pokok dan saling berkesinambungan, sehingga patut diperhatikan serta terus dilatih guna meningkatkan kedinamisan otot dan persendian.

Baca Juga: Rajin Olahraga Pengaruhi Kesehatan Reproduksi Perempuan, Ini Alasannya

"Jadwal latihan dan intensitas olahraga yang terus bertambah seiring dengan mendekatnya ajang maraton harus berdasarkan kondisi fisik setiap pelari setiap harinya agar tidak mengalami over-workout yang dapat menyebabkan exhaustion," tambah Andree Sipahutar.

Lantas, apa perbedaan latihan fleksibilitas dan latihan mobilitas?

Latihan fleksibilitas itu menjadi kegiatan yang berfokus untuk mencegah terjadinya cedera fisik pada pelari.

Caranya pun cukup mudah yakni dengan meluangkan waktu 10 menit setiap hari, peserta maraton dapat bergerak atau berlari dengan leluasa, seimbang, dan kuat.

Berikut manfaat dari latihan fleksibilitas yakni:

- Meningkatikan daya tahan fisik dari cedera otot.

- Mencegah kram dan tegang.

- Memperbaiki postur tubuh pelari untuk keseimbangan yang optimal.

Baca Juga: Nikita Mirzani Menang Lawan Dinar Candy, Ini Manfaat Tinju bagi Perempuan

- Memperkuat daya sokong tubuh.

Bahkan latihan fleksibiltas memiliki dampak yang baik bagi mental, oleh karena peregangan otot yang menenangkan tubuh dan pikiran pelari.

Sementara itu, latihan mobilitas lebih berfokus pada pergerakan sendi sehingga pelari pun bisa bergerak secara bebas melalui berbagai gerakan fisik.

Untuk meningkatkan mobilitas maka disarankan melakukan peregangan dinamis sebelum memulai latihan dan peregangan statis setelah selesai latihan.

Selain itu, sebaiknya lakukan pula latihan CrossFit yang dikombinasikan dengan lari.

Kombinasi latihan tersebut tidak hanya dapat melatih mobilitas, tetapi juga menguatkan paru-paru.

Bagi Kawan Puan yang ingin ikut lari maraton, diimbau untuk mengatur latihan minimal lima kali seminggu, dan memperhatikan recovery plan.

Andree juga berpesan bagi yang ingin lari maraton untuk segera merancang latihan pribadi bersama komunitas atau pelatih demi mengoptimalkan kesiapan menjelang ajang lari dimulai.

"Bagi peserta yang baru saja mulai berlatih setelah berhenti beberapa waktu, kami sarankan agar ambisi untuk memecahkan PB (Personal Best) bukanlah menjadi salah satu tolok ukur yang diutamakan," ujar Andree.

Andree juga menegaskan untuk senantiasa memantau kesehatan fisik dan mental jelang menghadapi tantangan maraton.

Baca Juga: 3 Posisi Hubungan Suami Istri Ini Bisa Membakar Banyak Kalori

 (*)

Sumber: Rilis
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Sering Jadi Pertanyaan, Bolehkah Penderita Asma Berolahraga? Simak Penjelasannya