B20 Dorong Inklusivitas dan Pemberdayaan Gender di Bidang Perdagangan Internasional

Firdhayanti - Kamis, 9 Juni 2022
Acara Roundtable Luncheon yang bertemakan Memajukan Pemberdayaan Ekonomi Gender Melalui Perdagangan internasional.
Acara Roundtable Luncheon yang bertemakan Memajukan Pemberdayaan Ekonomi Gender Melalui Perdagangan internasional. Dok. B20

Baca Juga: KADIN Gelar Kunjungan ke Eropa untuk Promosikan Acara The Business 20

Pihaknya menyediakan platform teknologi yang mudah digunakan untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas.

Hal senada juga disampaikan oleh CEO PT. XL Axiata, Dian Siswarini, yang menyampaikan bahwa Sisternet Program sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan literasi digital di Indonesia, telah diluncurkan sebagai salah satu program di W20.

Neneng Goenadi, Country Managing DIrector PT.Grab Indonesia mengatakan pihaknya telah mengupayakan pemberian literasi digital bagi perempuan pengusaha di wilayah pedesaan agar pengusaha setempat dapat berperan dalam bidang digital market.

Tahun ini, B20 Indonesia melalui Women in Business Action Council (WiBAC) merumuskan beberapa kebijakan khusus yang sudah diamanatkan pada rekomendasi B20 sebelumnya.

Selain itu, B20 Indonesia juga mendorong negara-negara anggota G20 untuk menetapkan mekanisme pelaporan indikator gender yang wajib dimasukkan dalam laporan tahunan perusahaan sebagai bagian penting dalam akuntabilitas dan transparansi perusahaan.

Kerangka pelaporan indikator gender ini bertujuan menghilangkan hambatan yang membatasi Keterwakilan perempuan secara setara, serta mendorong terbentuknya wadah yang dapat meningkatkan akses perempuan ke pelatihan kepemimpinan dan peluang kerja.

Agar, Indonesia yang harus menjadi pelopor hal ini, Shinta mengatakan bahwa WiBAC telah mengidentifikasi beberapa tujuan kebijakan yang sudah dirumuskan dan didorong sebagai rekomendasi yakni memberdayakan pengusaha perempuan, mengaktifkan kemampuan digital dan kepemimpinan perempuan dan mempromosikan tempat kerja yang aman dan adil.

“Kami juga menargetkan One Global Women Empowerment (OGWE), yang mewadahi pemerintah, bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya memfasilitasi dukungan dan pemberdayaan perempuan, baik sebagai pebisnis maupun profesional di dunia kerja," kata Shinta.

"Nantinya secara global akan dibentuk badan permanen yang akan menyediakan platform pemberdayaan untuk mempercepat akses perempuan dalam dunia bisnis, menavigasi lingkungan bisnis, berkolaborasi dalam ekosistem serta mengakses sumber daya untuk membangun pengetahuan dan kemampuan yang setara,” lanjutnya.

Baca Juga: KADIN Gelar Acara B20 Sustainability Awards 4.0, Tingkatkan Kesadaran Lingkungan Korporasi

Nantinya, OGWE akan membahas 5 kebutuhan kritis yang dibutuhkan untuk mengangkat peran dan martabat perempuan dalam dunia bisnis, yaitu:

-Crowdsource  (berbagi kebijakan yang berhasil dan mempromosikan ide, program, dan kemitraan) 

-Crowdfund,  (berinvestasi dalam pemberdayaan perempuan pengusaha dan perempuan di dunia kerja;

-Curate (pemberianreferensi atau pedoman program pelatihan dan sumber daya untuk
mengembangkan kemampuan)

-Clarification (mendukung perempuan dalam memahami peraturan, undang-undang, dan persyaratan untuk meningkatkan skala bisnis)

-Communication (terus memperbarui, menginformasikan dan melaporkan kepada komunitas OGWE dan masyarakat umum tentang inisiatif dan pencapaian perempuan secara global.

Terakhir, lanjut Shinta, ada 3 hal yang dibutuhkan perempuan dalam bisnis, antara lain akses ke market, akses finansial, dan peningkatan kapasitas.

Selain itu, salah satu hal yang sangat penting dalam lingkup bisnis di Indonesia dan dunia adalah edukasi tentang kesetaraan gender, khususnya bagi para kaum laki-laki agar terwujudnya komunikasi baik antara keduanya dalam berbagai forum.

Baca Juga: Buka Peluang Investasi UMKM dan Startup, G20 Business Summit Segera Diselenggarakan


Delegasi Amerika Serikat menyampaikan bahwa mereka berencana untuk mengadakan program mentorship bagi para perempuan yang berada di industri teknologi dan ingin bekerja sama dengan dunia bisnis di Indonesia.

Lebih jauh mereka juga menyampaikan aspirasi mengenai program clean energy yang mengutamakan konsep B2B, fokus kepada infrastruktur dan bagaimana hal tersebut dalam memperbaiki kondisi hidup perempuan.

Amerika Serikat juga tertarik untuk membantu pembangunan calon ibukota baru Nusantara dengan konsep smart city.

Selain diskusi perdagangan dan pemberdayaan gender, masakan Indonesia turut dihadirkan sebagai bagian dari diplomasi budaya. (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh