Sering Dapat Stigma Negatif, Fandom Ternyata Bisa Bikin Penggemar Merasa Berharga

Alessandra Langit - Jumat, 20 Mei 2022
Ilustrasi fandom musik K-Pop yang sering mendapat stigma negatif
Ilustrasi fandom musik K-Pop yang sering mendapat stigma negatif Freepik

Hasil survei ini dapat menjadi indikator berbasis fakta yang menciptakan perspektif baru terkait kelompok penggemar dengan kecintaan yang sama pada idola tertentu.

Devi Attamimi, Institute Director, HILL ASEAN dan Executive Director Strategy, Hakuhodo International Indonesia, menyampaikan peran komunitas fandom di ASEAN.

Menurutnya, komunitas fandom di ASEAN merupakan bentuk masyarakat ideal atau utopia, dimana semua anggota sama sejajar dan tidak ada hierarki.

Dalam fandom, anggotanya berkomunikasi dengan bebas, tidak memandang usia, jenis kelamin, kebangsaan, maupun status ekonomi dan sosial.

Keragaman dan kesetaraan sungguh diwujudkan dalam komunitas ini sehingga terbentuk hubungan dan solidaritas yang murni tanpa untung atau rugi.

HILL ASEAN menyebut fandom ini sebagai MATTER-VERSE, sebuah komunitas ideal yang merespons kebutuhan penting masyarakat untuk dapat merasa berharga.

Dalam MATTER-VERSE ini, terdapat tiga hal utama di fandom yang membuat anggotanya merasa berharga.

1. To matter

Bergabung di fandom membuat responden riset merasa keberadaannya di dunia ini penting dan berharga.

Baca Juga: Ekspresi Diri Dibatasi, Fangirl K-Pop di Indonesia Alami Kekerasan Berbasis Gender Online