Advertorial

Perempuan Tak Luput dari Kekerasan Online, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Yussy Maulia - Kamis, 19 Mei 2022
Ilustrasi kejahatan siber yang dilakukan melalui teror telepon.
Ilustrasi kejahatan siber yang dilakukan melalui teror telepon. Dok. Truecaller

Parapuan.co – Situasi pandemi Covid-19 telah mendorong penggunaan teknologi digital secara masif. Sayangnya, peningkatan aktivitas di ruang digital membuat kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) pun semakin marak.

Menurut Internet Governance Forum (IGF), KBGO merupakan tindak kekerasan yang menargetkan gender tertentu dan dilakukan dengan bantuan teknologi. Hingga saat ini, mayoritas target KBGO adalah perempuan.

Isu KGBO terhadap kaum perempuan merupakan kasus nyata yang mengintai banyak perempuan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Laporan Komisi Nasional Anti Kekerasan (Komnas) terhadap Perempuan yang dirilis pada Maret 2021 mencatat, kasus KBGO terhadap perempuan sepanjang 2020 mencapai sekitar 810 kasus.

Baca Juga: Saldo Terpotong Otomatis di Rekening, Kenali Apa Itu Sistem Autodebet

Ada beberapa jenis KBGO yang dilaporkan para korban, antara lain penyebaran foto atau video pribadi tanpa izin sebagai bentuk balas dendam, pemaksaan percakapan yang mengarah ke obrolan seksual, serta pelanggaran privasi dengan mengirim teks singkat (SMS) untuk menyakiti, mengancam, dan mengganggu korban.

Sementara itu, survei yang dilakukan oleh Truecaller, platform global terkemuka untuk memverifikasi kontak dan memblokir komunikasi yang tidak diinginkan, menunjukkan bahwa 80-90 persen perempuan sering menerima telepon atau SMS berbau seksual dari nomor tidak dikenal.

Survei tersebut dilakukan untuk membantu mengukur besarnya masalah pelecehan online terhadap perempuan di seluruh dunia.

Adapun survei dilakukan di lima negara dengan kasus pelecehan seksual yang tinggi, yaitu Brasil, India, Kolombia, Mesir, dan Kenya di mana mayoritas perempuan merasa marah, cemas, dan takut setelah mendapat telepon atau SMS berbau seksual dari nomor tak dikenal.

Baca Juga: Kekerasan Berbasis Gender Online Kian Marak, Menurut Studi Ini 4 Faktornya

Dok. Truecaller

Meski demikian, jumlah perempuan yang melapor ke pihak berwenang tidak lebih dari 12 persen. Mayoritas perempuan memilih untuk tidak melapor karena kasus KBGO jarang ditanggapi dengan serius.

Kasus-kasus KBGO yang terungkap pun diduga hanya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kasus yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, KBGO kerap disebut sebagai fenomena gunung es sehingga persoalan ini tidak bisa dianggap remeh.

Kawan Puan dapat secara aktif mencegah terjadinya kasus KBGO. Salah satunya dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran dalam beraktivitas menggunakan ponsel pintar. Seperti apa? Simak penjelasan berikut.

1. Bijak dalam mengelola informasi pribadi di media sosial

Media sosial menjadi salah satu sumber untuk menggali informasi pribadi seseorang. Lewat profil media sosial, seseorang bisa mengetahui informasi pribadi orang lain yang dicantumkan di profil mereka.

Baca Juga: Wajib Diketahui, Ini 10 Poin Penting UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual

Untuk menghindari penyalahgunaan data, Kawan Puan sebaiknya hindari mencantumkan atau membagikan informasi yang bersifat pribadi di media sosial, seperti nama lengkap, e-mail, nomor telepon, dan alamat tempat tinggal.

2. Jangan klik tautan yang mencurigakan

Upaya mendapatkan informasi pribadi seseorang (phishing) merupakan salah satu kejahatan siber yang harus Kawan Puan waspadai. Sebab, pelaku phishing biasanya mengincar informasi akun untuk disalahgunakan, seperti e-mail, kata sandi, dan nomor telepon.

Umumnya, pelaku phishing memancing korban untuk mengeklik tautan yang mengarah ke website palsu yang mengatasnamakan perusahaan atau brand tertentu. Website itu dibuat sedemikian rupa agar mirip dengan website yang asli.

Kemudian, korban akan diminta mengisi e-mail dan kata sandi. Pelaku akan merekam informasi tersebut sehingga memiliki akses ke akun korban. Selain mencuri data pribadi, pelaku juga biasanya menggunakan akun korban untuk melakukan kejahatan.

Baca Juga: Hindari Penipuan seperti di Tinder Swindler, Waspadai 5 Tanda Red Flag pada Aplikasi Kencan Online

3. Blokir akses bagi pelaku

Apabila Kawan Puan menerima teror dari orang tidak dikenal, baik melalui media sosial, telepon, atau SMS, segera blokir akun atau nomor telepon pelaku agar tidak memiliki akses lagi untuk menghubungi Kawan Puan. 

Platform media sosial menyediakan fitur Block and Report yang dapat digunakan untuk memblokir sekaligus melaporkan orang-orang yang mengganggu kenyamanan Kawan Puan.

Begitu pula dengan telepon dan SMS, ponsel masa kini semakin mengedepankan kenyamanan dan keamanan pengguna karena dilengkapi dengan fitur untuk memblokir nomor. Nomor yang diblokir tidak dapat menelepon maupun mengirim SMS ke nomor Kawan Puan.

Namun, pelaku kejahatan online terkadang menggunakan banyak nomor dalam melancarkan aksinya sehingga dapat meneror berkali-kali dengan nomor berbeda. Hal ini pun membuat Kawan Puan sulit untuk mengidentifikasi nomor pelaku.

Baca Juga: Ini 3 Situs Untuk Cek Rekening Penipu secara Online Beserta Caranya

Nah, Kawan Puan dapat memanfaatkan aplikasi yang dapat mengidentifikasi dan memberi peringatan apabila ada panggilan atau SMS dari nomor yang mencurigakan, seperti Truecaller.

Truecaller memiliki daftar nomor yang mencurigakan atau telah teridentifikasi sebagai spammer atau pelaku kejahatan. Nomor-nomor tersebut diperbarui secara real-time oleh lebih dari 310 juta pengguna Truecaller di seluruh dunia.

Dok. Truecaller

Tindakan berbasis komunitas tersebut dikombinasikan dengan pembelajaran mesin canggih dan sistem kecerdasan buatan yang dibangun oleh Truecaller selama 11 tahun terakhir.

Apabila Kawan Puan mendapat panggilan dari nomor yang teridentifikasi sebagai pelaku kejahatan tersebut, Truecaller akan memberi tanda berupa warna merah pada layar panggilan. Kawan Puan juga dapat melihat berapa orang yang telah melaporkan nomor tersebut.

Baca Juga: Apa itu Imposter Syndrome? Faktor Penghambat Progres Wanita Karir

Truecaller juga memiliki sederet fitur bermanfaat, seperti fitur blokir otomatis untuk panggilan dan SMS yang mengandung spam, fitur untuk mengatur isi SMS yang dapat berfungsi secara offline di perangkat smartphone, inbox cleaner, backup, permintaan kontak, dan lainnya.

4. Jangan ragu untuk melapor

Kawan Puan sebaiknya menanggapi dengan serius jika pelaku kejahatan online benar-benar mengganggu dan membuat tidak nyaman. Apalagi, jika pelaku meneror secara terus menerus melalui media yang berbeda, baik telepon, SMS, maupun media sosial.

Sebagai informasi, pada awal 2022 Truecaller meluncurkan kampanye #ItsNotOK. Melalui kampanye tersebut, Truecaller berupaya meningkatkan kesadaran perempuan terhadap KBGO, termasuk pelecehan seksual.

Global Head of Corporate Communications Truecaller, Hitesh Raj Bhagat, mengatakan kampanye #ItsNotOK juga diluncurkan untuk mendorong agar perempuan berani melawan pelecehan seksual.

Baca Juga: Peduli Korban, Lola Amaria Bicara Soal Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di Industri Film

“Lewat kampanye #ItsNotOk kami, kami ingin membuka jalan bagi perempuan di mana saja untuk mengambil pilihan yang tepat. Tidak hanya berfokus pada kesadaran terhadap pelecehan seksual, tetapi juga mendorong perempuan untuk mengambil langkah berikutnya dengan melaporkan pelecehan seksual,” ujarnya.

Untuk mendukung keselamatan dan keamanan perempuan di dunia nyata, kata Bhagat, Truecaller juga berinisiatif meluncurkan aplikasi bernama Guardians. Cara kerja aplikasi ini mirip dengan peta digital yang dapat melacak dan membagikan lokasi seseorang saat ini.

Penulis:
Editor: Sheila Respati