Yuri Muktia, Dirikan Komunitas demi Ruang Aman bagi Pekerja Perempuan

Ardela Nabila - Senin, 2 Mei 2022
Yuri Muktia.
Yuri Muktia. Dok. Yuri Muktia

“Titik awal berangkatnya dari situ sebetulnya, jadi karena LBH Jakarta itu, kan, lembaga yang mengadvokasi isu-isu HAM," ujarnya mengawali kisah perjalanannya, Minggu (1/5/2022).

Di situ, selama pelatihan kurang lebih tiga bulan, itu aku benar-benar belajar dan melihat realita, tentang kemiskinan struktural, kekerasan sistematis,” tambahnya.

Usai mengetahui realita nasib pekerja perempuan yang ada di lapangan, Yuri mengaku tergerak untuk melakukan sesuatu.

Ia bahkan mengatakan, “Ketika aku tidak melakukan itu dan aku diam, aku justru merasa bersalah. Karena aku sudah tahu itu enggak benar, aku enggak bisa diam saja.”

“Jadi titik berangkatnya di LBH Jakarta itu. Dulu aku pertama kali ikut May Day di Jakarta, itu dari situ. Ikut aksi Women’s March, IWD juga, itu dari situ mulainya,” lanjutnya.

Pada 2018, bersama rekan-rekannya, ia kemudian menginisiasi sebuah platform baru di Instagram berupa komunitas yang diberi nama Pekerja Perempuan.

Pada awalnya, Pekerja Perempuan diinisiasi untuk mencari narasumber untuk penelitian yang dilakukan oleh Yuri dan sejumlah rekannya.

Namun, karena penelitian tersebut tak membuahkan hasil, ia dan rekan lainnya memutuskan untuk mengembangkan komunitas itu untuk menciptakan ruang aman bagi pekerja perempuan.

“Lewat komunitas itu kita ingin mengedukasi perempuan-perempuan yang jadi pekerja di sektor publik, misalnya ketika mereka mengalami kekerasan seksual di lingkungan kerja, mereka dilanggar hak-haknya di tempat kerja, enggak dapat cuti haid,” ungkap Yuri.

Baca Juga: Profil NH Dini, Penyair Indonesia yang Sering Membicarakan Masalah Perempuan Lewat Karyanya

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda