Profil NH Dini, Penyair Indonesia yang Sering Membicarakan Masalah Perempuan Lewat Karyanya

Ardela Nabila - Kamis, 28 April 2022
Profil N.H Dini, penyair perempuan Indonesia dengan beragam karya tentang perempuan.
Profil N.H Dini, penyair perempuan Indonesia dengan beragam karya tentang perempuan. Raditya Mahendra Yasa/Kompas

Beberapa cerita pendek karangannya juga dimuat dalam majalah Kisah dan Mimbar Indonesia, seperti Kelahiran (1956), Persinggahan (1957), dan Hati yang Damai (1960).

Adapun beberapa cerita pendek lainnya yang dimuat di Gelanggang, sebuah lembar kebudayaan majalah Siasat, di antaranya adalah Penungguan (1955), Pagi Hudjan (1957), Pengenalan (1959), Sebuah Teluk (1959), Hati yang Damai (1960), dan Seorang Paman (1960).

Bakat yang dimiliki oleh N.H Dini ternyata tidak hanya terbatas pada karya sastra, sebab bersama kakaknya, Teguh Asmar, ia juga mendirikan perkumpulan seni Kuntjup Seri yang kegiatannya aktif berlatih karawitan atau gamelan, bersandiwara, dan menyanyi.

Saat aktif dengan kegiatan di perkumpulan tersebut, N.H Dini bekerja sebagai anggota redaksi ruang Kebudayaan dalam majalah pelajar di Semarang, yaitu Gelora Muda.

Walaupun sudah tidak lagi bekerja sebagai penyiar, saat itu ia masih aktif menulis naskah drama yang disajikan di RRI Semarang.

Sebagai seorang sastrawan terkemuka, N.H Dini juga pernah menyabet berbagai penghargaan atas karya-karyanya.

Di antaranya adalah penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari pemerintah Thailand pada tahun 2003 dan Lifetime Achievement Award dalam pembukaan Ubud Writers and Readers Festival 2017.

N.H Dini sendiri banyak dinilai sebagai pengarang sastra prosa Indonesia terkemuka yang juga dikenal karena secara intens membicarakan masalah perempuan.

Dalam hal puisi, beberapa karya paling populer dari N.H Dini adalah Bagi Seorang jang Menerima (Gadjah Mada, 1954), Penggalan (Gadjah Mada, 1954), dan Kematian (Indonesia, 1958).

Pada 4 Desember 2018, N.H Dini meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas di Tol Tembalang, Semarang.

Meskipun sosoknya sudah tak lagi ada, namun karya-karyanya akan selalu dikenang oleh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Sarinah, Pengasuh Soekarno yang Namanya Diabadikan Jadi Pusat Perbelanjaan

(*)

Sumber: kemdikbud.go.id
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania