Cerita Florencia Eka Hadapi Titik Terendah dalam Perjalanan Karier hingga Temukan Titik Baliknya

Ardela Nabila - Kamis, 28 April 2022
Florencia Eka.
Florencia Eka. Dok. Ardela Nabila/Parapuan

Sebagai seorang pemimpin, Flo juga percaya bahwa dirinya tak harus selalu tampil sebagai sosok yang sempurna.

Menurutnya, menceritakan kegagalan dan kesalahan yang pernah dilakukannya kepada anggota timnya merupakan hal yang wajar.

Tak perlu takut akan kehilangan kehormatan sebagai pemimpin, Flo justru percaya hal inilah yang membuatnya lebih dihargai oleh anggota timnya.

“Biasanya sebagai leader kita harus selalu tampil sempurna dan tidak melakukan kesalahan, tapi aku lebih merasa if you can be more humane, I think your team will appreciate you more. And that's how you can build relationships with your team members,” ucapnya tegas.

Bagi Flo, yang terpenting adalah bagaimana ia bisa selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memberikan kenyamanan pada seluruh anggota timnya.

I'm okay to have people see me as a human yang membuat kesalahan, tetapi selalu berusaha melakukan yang terbaik. You don't necessarily have this image yang sempurna untuk bisa dihargai oleh orang,” katanya lagi.

People respect you because of many things, you do your best, you help the team, you are willing to do the things with them, you have their backs. Once in a while making a mistake is okay,” ujar perempuan yang pernah dinobatkan sebagai Woman to Watch 2020 oleh Campaign Asia itu.

Tak lepas dari perasaan insecure

Baca Juga: Tak Mudah, Begini Perjuangan Erika Retnowati hingga Terpilih Jadi Kepala BPH Migas

Kendati sudah berhasil bangkit dari titik terendah dalam perjalanan kariernya, Florencia Eka mengaku masih sering dihadapi oleh perasaan insecure.

Akan tetapi ia memiliki cara unik dalam mengatasi perasaan tersebut, yakni dengan mengubah pola pikirnya.

“Menurut aku deal with insecurity is part of the job, karena kalau enggak aku di comfort zone doang and I will never grow. Dulu aku paling enggak mau public speaking, sekarang aku justru harus selalu public speaking,” terang Flo.

Flo percaya, rasa ketidakpercayaan diri yang masih suka muncul tersebut merupakan salah satu bagian dari proses belajar yang tengah dijalaninya.

Even ke tim aku sering berpikir, 'aku berwibawa enggak, sih? What can I say to motivate them?'. Cuma, again, it's my challenge,” kata perempuan yang bermimpi untuk menjadi role model itu sambil tertawa.

Walaupun mengaku masih terus belajar untuk menjadi pemimpin perempuan yang baik, Florencia Eka mengimbau kepada para perempuan di Indonesia yang tengah menghadapi titik terendah dalam kariernya untuk bangkit dan mencoba hal baru.

“Coba dulu saja, because you will never know until you try it. If you want it, there are ways, so you do your best. Dan kalau masih mentok juga, then try another avenue. Yang penting coba dulu.” (*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda