Aplikasi Lovecare, Beri Kemudahan Mencari Layanan Jasa Caregiver

Firdhayanti - Jumat, 22 April 2022
Caregiver di rumah.
Caregiver di rumah. staticnak1983

Karena itu tenaga caregiver ini menjadi bagian dari upaya mengelola kualitas kehidupan berkeluarga. Dan aplikasi inilah yang menjembataninya. Butuh homecare ingat Lovecare," sambung Veronica.

“Saya dan tim di Lovecare ingin membuat usaha yang tidak hanya menyelesaikan problem, mendapatkan laba, namun juga usaha ini harus bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat. Berupa membuka lapangan pekerjaan dengan tenaga kerja serta sumber daya manusia yang mentalnya terdidik dan terlatih dengan baik," kata Veronica

LoveCare sempat melewati beberapa rintangan. "Sebelum ada sistem marketplace, kendala terbesar LoveCare adalah ketika harus mencocokkan klien dengan petugas yang tepat dalam waktu yang singkat," kata Susan Nio, sebagai CEO & CTO LoveCare.

Hal yang dimaksud Susan adalah kondisi masing-masing customer itu unik, memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda-beda.

"Ada juga yang mau pekerja (perawat) menguasai kompetensi tertentu, termasuk juga preferensi gender, usia dan budget tertentu. Di sisi lain, setiap mitra petugas pun unik, memiliki kompetensi, preferensi bekerja dan latar belakang yang berbeda-beda. Dulu kami harus satu-persatu cek dan tanya mitra dan bolak balik konfirmasi dengan customer. Hal itu sangat tidak efisien," papar Susan.

Akhirnya team Lovecare memikirkan kemungkinan untuk menggabungkan konsep standarisasi dan personalisasi.

Saat ini sudah ribuan mitra dari berbagai wilayah Indonesia yang mendaftar menjadi mitra LoveCare, namun yang lolos tes hanya 20%.

LoveCare memastikan tiga faktor penting yang wajib dimiliki mitra LoveCare, yaitu Kompetensi, Mental, dan Hati (KOMET).

"Saat ini ada 200 mitra yang tersebar di lebih dari 50 kota dan kabupaten Indonesia. Detailnya, caregiver sekitar 40%, perawat 30%, babysitter 7%, dan selebihnya dokter, bidan, dan terapis," kata Susan yang bersama tim melakukan rekruitmen setiap hari.

Baca Juga: Pertimbangan Menempatkan Orang Tua di Panti Jompo, Pikirkan dengan Matang!

Kehadiran Lovecare sendiri disambut baik, salah satunya adalah 'generasi sandwich' yang harus mengurus keluarga mereka sendiri, tetapi juga harus mengurus orangtua dalam waktu bersamaan.

Roslina Verauli, Psikolog klinis anak, remaja, & keluarga, yang juga hadir dalam acara bincang-bincang dengan media, mengatakan, "Keberadaan ‘generasi roti lapis’ atau ‘sandwich generation’ tak dipungkiri merupakan beban berat bagi orang dewasa, terutama bagi perempuan bekerja saat ini," kata Verauli.

Menurut Verauli, hal itu dialami oleh anak perempuan di Asia yang dituntut untuk selalu hadir dalam pengasuhan orangtua yang sudah lanjut usia dibandingkan laki-laki. 

"Demikian data menyebutkan. Padahal, perempuan dalam rumah tangga juga dituntut untuk memiliki peran yang lebih besar dalam pengasuhan anak-anaknya. Tak heran bila kebutuhan akan 'in-home non-relative care,' seperti; perawat, care giver, nanny, semakin dirasa penting," lanjut Verauli.

Tentu saja kebutuhan tiap keluarga dan rumah tangga akan sangat bervariasi. "Itulah sebabnya, keberadaan market place yang mampu memberikan intervensi yang trust-based dalam bentuk program pelatihan yang berguna menjadi sangat penting, lanjut Verauli.

Caregiver Berkualitas 

Setelah itu, Veronica Tan mengatakan bahwa tenaga kesehatan bukanlah profesi yang hanya mengandalkan skill tetapi harus memiliki mental sehat. 

Karena itu, mereka harus bisa memberikan layanan dari kemampuan menaklukkan dirinya sendiri. 

Salah satu alasan utama seorang caregiver harus memiliki mental yang sehat. Pasalnya, caregiver erupakan salah satu sumber semangat dari para pasien.
Susan Nio memastikan bahwa caregiver yang disediakan oleh LoveCare sangat berkualitas dan sudah melewati training yang cukup. 

Baca Juga: Harus Cermat, Inilah 4 Tanda Pengasuh Anak yang Tidak Profesional

Verauli menambahkan, "Merawat klien dalam hal ini, mereka rentan mengalami stres dan burn out, bahkan mengalami masalah yang berkaitan dengan isu kesehatan mental lainnya, seperti depresi. Care giver membutuhkan support terutama skills atau keterampilan ‘coping strategies’ yang efektif agar mampu tetap terjaga kesehatan mentalnya."

Melalui Visi dan Misi-nya, LoveCare ingin terus berkembang menjadi marketplace yang terpercaya bagi keluarga Indonesia untuk terhubung dengan perawat, caregiver, dokter, dan babysitter lokal melalui aplikasi LoveCare.

LoveCare berkomitmen untuk memberikan kesempatan sukses yang sama kepada semua karyawan dan mitra, tanpa memandang jenis kelamin mereka dan membantu mereka belajar dan berkembang secara profesional. (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh