Kesehatan Reproduksi Perempuan: Ketahui Efektivitas dan Efek Samping Vaksin HPV

Ratu Monita - Kamis, 21 April 2022
Jaga kesehatan reproduksi perempuan, efektivitas dan efek samping vaksin HPV.
Jaga kesehatan reproduksi perempuan, efektivitas dan efek samping vaksin HPV. Chaay_Tee

Parapuan.co - Sebagai upaya menjaga kesehatan reproduksi perempuan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) masuk ke dalam program imunisasi rutin. 

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki program imunisasi rutin yakni sebanyak 11 jenis vaksin, tetapi kini berubah menjadi 14 jenis vaksin, termasuk vaksin HPV.

Dikutip dari laman Kompas.com, Budi menjelaskan alasan memasukkan imunisasi HPV dalam daftar program imunisasi rutin lantaran kanker serviks adalah salah satu masalah kesehatan reproduksi perempuan paling banyak membuat perempuan Indonesia meninggal dunia.

Lebih dari itu, Budi juga memastikan bahwa program imunisasi rutin khususnya vaksin kanker serviks atau Human Papilloma Virus (HPV) akan diberikan secara gratis mulai tahun ini.

"Gratis, dibiayai oleh negara, (mulai) tahun ini," kata Budi di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (19/4/2022) seperti dikutip dari Kompas.com.

Center for Disease Control and Prevention menyampaikan bahwa vaksin HPV sangat aman, dan berdasarkan penelitian, manfaat vaksin HPV jauh lebih besar daripada potensi risikonya.

Efektivitas vaksin HPV

Vaksinasi HPV dinilai dapat bekerja dengan sangat baik dalam upaya menjaga kesehatan organ kewanitaan.

Hal ini terbukti dalam 10 tahun setelah vaksin direkomendasikan di Amerika Serikat, infeksi HPV tipe quadrivalent menurun sebesar 86% pada perempuan berusia 14 hingga 19 tahun dan 71% pada perempuan berusia awal 20-an.

Baca Juga: Vaksin Kanker Serviks Efektif Diberikan sebelum Usia 13 Tahun, Ini Penjelasannya

Tak hanya itu, penelitian juga menunjukkan terjadi penurunan pada jumlah perempuan remaja dan dewasa muda yang terkena masalah kesehatan reproduksi perempuan seperti kutil kelamin.

Vaksinasi HPV juga memengaruhi prakanker serviks yang kian menurun sejak pemberian vaksin diberlakukan di Amerika Serikat.

Kendati demikian, vaksinasi HPV hanya bertugas dalam mencegah infeksi HPV dan tidak ditujukan untuk mengobati infeksi atau penyakit HPV yang sudah ada.

Efek samping vaksin HPV

Sama halnya dengan jenis vaksin lainnya, vaksin yang digunakan untuk jaga kesehatan perempuan ini juga memiilki efek samping setelah pemberiannya. 

Walaupun kebanyakan mereka yang menerima vaksin tidak merasakan efek samping apapun, masih ada sebagian orang yang mengalami sejumlah keluhan setelah vaksinasi. 

Adapun efek samping yang dirasakan tergolong sangat ringan, seperti lengan yang sakit akibat suntikan.

Berikut efek samping yang paling umum dari vaksin HPV untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan ini, seperti:

Baca Juga: Diwajibkan Pemerintah, Ketahui Manfaat dan Dosis Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks

  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di lengan tempat suntikan
  • Demam
  • Pusing atau pingsan (biasanya terjadi pada remaja)
  • Sakit kepala atau merasa lelah
  • Mual
  • Nyeri otot atau sendi

Perlu diketahui, sangat sedikit penerima vaksin yang mengalami reaksi alergi parah (anafilaksis).

Durasi Perlindungan Vaksin

Setelah vaksinasi, mungkin kamu akan bertanya-tanya berapa lama vaksin tersebut dapat memberikan perlindungan pada tubuh. 

Studi menunjukkan bahwa vaksin HPV menawarkan perlindungan jangka panjang terhadap infeksi HPV.

Bahkan, sebuah studi tentang vaksin bivalen dan quadrivalent telah mengikuti individu yang divaksinasi selama lebih dari 10 tahun.

Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada bukti penurunan perlindungan dari waktu ke waktu.

Namun, terkait durasi perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi HPV masih akan terus diteliti lebih lanjut.

Nah, itulah efektivitas dan efek samping dari vaksinasi HPV yang sangat baik dalam menjaga kesehatan reproduksi perempuan agar terhindar dari infeksi HPV. 

Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan: Mengenal ThinPrep, Metode Deteksi Dini Kanker Serviks

(*)

Sumber: CDC
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Mengenal Savant Syndrome, Kondisi Luar Biasa di Sinopsis Drakor Good Doctor