Menurut Riset Diri Sendiri Menjadi Pengkritik Fisik Paling Besar, Mengapa?

Saras Bening Sumunar - Sabtu, 16 April 2022
Mengapa diri sendiri jadi pengkritik fisik paling besar?
Mengapa diri sendiri jadi pengkritik fisik paling besar? Kanawa_Studio/Getty Images

Parapuan.co - Meski kampanye terkait body positivity sudah banyak digaungkan, tetapi nyatanya masih banyak orang yang memiliki kesadaran body positivity yang rendah.

Hal tersebut sesuai dengan hasil riset PARAPUAN terkait Faktor yang Paling Mempengaruhi Penilaian Terhadap Tubuh Sendiri yang dilakukan pada 771 perempuan.

Berdasarkan riset tersebut, didapatkan hasil bahwa diri sendiri menjadi faktor paling besar yang memengaruhi rendahnya citra positif terhadap tubuh, yaitu sebanyak 51,2% dari seluruh responden.

Lantas timbul pertanyaan, mengapa justru diri sendiri menjadi sosok pengkritik paling besar terhadap tubuh?

Untuk menjawab hal tersebut, PARAPUAN menghubungi Dina Auliana, M.Si., Psikolog untuk mengetahui penyebab di balik fenomena ini. Apa saja?

1. Terbiasa mendapat labeling di lingkup keluarga

Kawan Puan, keluarga menjadi salah satu pemicu mengapa seseorang bisa mengkritik dirinya sendiri.

Terlebih jika kamu tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terbiasa melakukan labeling terkait fisik.

"Misalnya dari kecil dapat paparan bullying atau labeling  dari keluarga," ucap Dina Aulina, M.Psi, Psikolog saat dihubungi oleh PARAPUAN.

Baca Juga: 3 Risiko Jika Memiliki Kesadaran Body Positivity yang Rendah

 

Salah satu contoh labeling ini dapat berupa panggilan berdasarkan sebutan fisik.

"Hal itu akan memberi label pada fisik anak yang membuatnya tidak nyaman. Sehingga ketika terkena paparan (labeling dari keluarga) itu bisa tertanam.

Inilah alasan mengapa keluarga perlu menghindari untuk melabeli anak berdasarkan kondisi fisik mereka.

2. Pengaruh lingkungan sosial

Alasan lain mengapa Kawan Puan kerap mengkritik diri sendiri adalah adanya pengaruh lingkungan sosial.

"Omongan dari lingkungan sosial (labeling) akhirnya akan menyebabkan self talk negatif," tambah Dina.

Ketika seseorang melakukan self talk negatif, maka ia akan cenderung memiliki value atau nilai diri yang rendah, Kawan Puan.

Lebih lanjut, Dina mengatakan bahwa hal ini membuat pikiran menjadi toksik.

Baca Juga: Simak, Ini 3 Alasan Pentingnya Menumbuhkan Kesadaran Body Positivity!

Pada akhirnya, labeling yang diberikan dari lingkungan sosial membuat kamu tidak bisa menghargai diri sendiri.

"Kita tidak bisa menghargai diri sendiri, melihat sisi jelek diri saja, dan mengkritisi tubuh secara terus-menerus," tutup Dina.

Jika dibiarkan, kamu tidak hanya mengkritisi diri sendiri saja melainkan juga kemampuan dan pencapaian.

Kawan Puan, itulah dua penyebab mengapa diri sendiri menjadi pengkritik paling besar soal penampilan fisik.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengurangi self talk negatif pada diri dan memutus rantai labeling fisik dalam keluarga. (*)

Sumber: Wawancara,RISET PARAPUAN
Penulis:
Editor: Arintya