Djenar Maesa Ayu, Sastrawan Perempuan Indonesia yang Karyanya Mendunia

Aulia Firafiroh - Minggu, 13 Maret 2022
Djenar Maesa Ayu
Djenar Maesa Ayu kompas

Nai kemudian meluncurkan buku kumpulan cerpen yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet! pada tahun 2004.

Buku tersebut telah dicetak ulang delapan kali dan masuk dalam sepuluh buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003.

Tak hanya itu, buku karyanya juga diterbitkan dalam bahasa Inggris.

Kumpulan cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) juga mendapat penghargaan lima besar Khatulistiwa Literary Award 2004.

Bahkan cerpennya yang berjudul “Waktu Nayla” mendapat predikat Cerpen Terbaik Kompas pada tahun 2003, yang kemudian dibukukan bersama cerpen “Asmoro” dalam antologi cerpen pilihan Kompas.

Nai juga pernah menulis cerpen “Menyusu Ayah” yang menjadi Cerpen Terbaik 2003 versi Jurnal Perempuan dan diterjemahkan oleh Richard Oh ke dalam bahasa Inggris dengan judul “Suckling Father” untuk dimuat dalam Jurnal Perempuan versi bahasa Inggris khusus edisi karya terbaik.

Karier Djenar Maesa Ayu di dunia film

Selain menulis, Nai juga menggeluti dunia perfilman Tanah Air sebagai pemain dan sutradara.

Ia pernah membintangi film Boneka dari Indiana (1990), Koper (2006), Anak-Anak Borobudur (2007), Cinta Setaman (2008), Dikejar Setan (2009), Melodi (2010), dan Purple Love (2011).

Ia juga pernah menjadi sutradara film Mereka Bilang, Saya Monyet, SAIA (2009) serta sutradara TV dalam acara “Fenomena” (TransTV, 2006) dan “Silat Lidah” (AnTV, 2007).

Di dunia film, Nai berhasil meraih Piala Citra untuk Sutradara Terbaik dalam film Mereka Bilang, Saya Monyet!

Kawan Puan, itu tadi segala fakta mengenai sosok inspiratif Djenar Maesa Ayu. (*)

Sumber: kemendikbud.go.id
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh