Cerita Kate Walton, Dideportasi Usai Dianggap Bawa Isu Feminisme ke Indonesia

Ardela Nabila - Selasa, 8 Maret 2022
Kate Walton, aktivis Australia yang dideportasi dari Indonesia.
Kate Walton, aktivis Australia yang dideportasi dari Indonesia. Dok. Kate Walton

Ia terpaksa harus meninggalkan semua teman-teman dekatnya di sini. Bahkan Kate mengaku ia tidak sempat berpamitan.

“Jadi aku meninggalkan banyak teman, meninggalkan kucing-kucingku di Jakarta dan tidak sempat pamit sama teman-teman karena aku merasa bisa segera kembali, ternyata tidak seperti itu, jadi sangat menyesalkan itu,” lanjut Kate.

Walaupun demikian, pengalaman tidak menyenangkan yang dialaminya tak membuat Kate lantas menyerah dan berhenti menyuarakan isu perempuan.

Tak lama setelah kembali ke negara asalnya, ia pun langsung terlibat di berbagai kegiatan sosial untuk membela berbagai kelompok.

Menurutnya, meskipun pernah mengalami pengalaman tidak mengenakkan, ia tak akan bisa merasa nyaman jika harus benar-benar ikut menghentikan keterlibatannya dalam isu-isu sosial sekembalinya ke Australia.

"Untuk menyerah secara total I don’t think I would be comfortable karena di belakang aku pasti masih berpikir aku masih bisa melakukan sesuatu tentang ini.

“Saat aku kembali ke Australia, aku langsung jadi terlibat di beberapa hal di sini juga karena merasa ada sebuah kekosongan di hidup aku waktu lagi enggak aktif di isu-isu sosial,” tuturnya.

Perempuan yang mengagumi sosok Mama Aleta Baun itu kemudian mengatakan, “Di sini aku aktif di sebuah gerakan besar tahun lalu, namanya March4Justice, di mana ada juga protes yang cukup besar terhadap kebijakan dan perilaku pemerintah Australia yang juga mengabaikan kekerasan seksual sebagai darurat.”

Baca Juga: Naila Rizqi, Co-Coordinator Women's March Jakarta yang Merasa 'Salah' Masuk Jurusan Hukum

Nah, begitulah kisah Kate Walton yang tidak menghentikan perjuangannya di mana pun tempatnya, sekalipun tidak lagi bisa berada di Indonesia.(*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda