Terpilih Jadi Figur Barbie Global Role Model, Inilah Sosok Butet Manurung

Ardela Nabila - Jumat, 4 Maret 2022
Butet Manurung.
Butet Manurung. Instagram @butet_manurung

Parapuan.co - Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap tanggal 8 Maret, Barbie memberikan penghormatan kepada 12 perempuan terpilih dari seluruh dunia.

Penghormatan boneka Barbie One of A Kind itu diberikan kepada 12 perempuan entrepreneur dan berpengaruh di dunia.

Butet Manurung merupakan perempuan Indonesia yang terpilih sebagai salah satu Barbie Global Role Model.

Dalam sebuah unggahan berbahasa Inggris di akun Instagram miliknya, Butet Manurung mengaku senang dapat terpilih serta mewakili Indonesia.

Saya tersanjung dapat terpilih menjadi salah satu dari 12 Barbie Global Role Model dan dapat mewakilkan multikulturalisme Indonesia. Harapan saya kepada para perempuan muda adalah untuk percaya dengan diri sendiri, bahwa kamu bisa menjadi apapun yang kamu impikan,” tulis Butet Manurung, dikutip Jumat (4/3/2022).

Sosok Butet Manurung

Memiliki nama lengkap Saur Marlina Manurung, perempuan kelahiran 21 Februari 1972 ini sebenarnya merupakan sosok di balik berdirinya Sokola Rimba.

Sokola Rimba merupakan sekolah rintisan yang didirikan sejak tahun 2003 serta memiliki konsep pendidikan yang diperuntukkan bagi masyarakat adat atau suku terpencil di Indonesia.

Kini telah berganti nama menjadi Sokola Institute, mengutip Unpad.ac.id, sekolah yang didirikan oleh Butet Manurung telah merintis hingga 17 program dan memberikan manfaat kepada lebih dari 15.000 masyarakat adat untuk mendapatkan pendidikan formal.

Baca Juga: Anne Avantie, Perempuan Indonesia Pertama yang Raih Penghargaan Barbie Role Model

Butet Manurung sendiri merupakan alumnus dari dua program studi di Universitas Padjajaran (Unpad), yakni Antropologi dan Sastra Indonesia.

Singkatnya, ia masuk ke program studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unpad pada tahun 1991, kemudian kembali mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tiga tahun setelahnya untuk menempuh pendidikan di jurusan Sastra Indonesia.

Perempuan berdarah Batak itu juga telah menamatkan studi S2 Antropologi Terapan di Australia National University.

Dikutip dari Kompas.com, berkat usaha Butet Manurung untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat adat, ia mendapatkan penghargaan dari Ramon Magsaysay Award pada tahun 2014.

Jauh sebelumnya, pada tahun 2004, ia juga pernah didapuk oleh majalah TIME sebagai Heroes of Asia.

Kedua penghargaan tersebut hanyalah dua dari gelar lainnya yang pernah didapat oleh ibu dua anak itu.

Bermimpi untuk bekerja di tengah hutan

Perempuan yang kini berusia 49 tahun itu mengidolakan sosok Dr. Henry Walton Jone, Jr., atau Indiana Jones,  seorang tokoh utama pada seri film dengan nama yang sama.

“Sejak kecil saya bercita-cita ingin bekerja di tengah hutan, gunung, atau apa saja yang penting di tengah alam. Saya sangat takut bekerja di dalam kantor dan duduk melulu,” tutur Butet, masih dikutip dari laman Unpad.ac.id.

Baca Juga: Perjalanan Karier Rossa, Penyanyi Indonesia yang Terkenal hingga Mancanegara

Sejak berkuliah, ia sudah aktif berkegiatan di alam bebas, terlebih ia merupakan salah satu anggota aktif Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam.

Setelah merampungkan studinya, ia pernah bekerja sebagai asisten peneliti di Pusat Studi Wanita Unpad hingga bekerja sebagai pemandu di Taman Nasional.

Kariernya sebagai fasilitator pendidikan masyarakat adat dimulai ketika ia melihat lowongan di sebuah surat kabar yang membutuhkan antropolog untuk menjadi fasilitator pendidikan komunitas Orang Rimba.

Butet yang merasa lowongan tersebut sejalan dengan mimpinya pun langsung melamar, beruntungnya, ia berkesempatan diterima bekerja di sana pada tahun 1999.

“Buat saya, pekerjaan sempurna itu melibatkan otot, otak, dan hati. Tidak boleh ada yang ketinggalan,” tuturnya.

Tantangan saat bekerja dan berhadapan dengan Orang Rimba

Dalam misinya mendidik masyarakat di pedalaman, Butet tentunya juga dihadapi oleh berbagai tantangan.

Ia memiliki target untuk mengajari sebanyak 100 Orang Rimba agar bisa membaca dan menulis.

Hanya saja, tantangan terbesar yang kerap dialaminya adalah Orang Rimba sulit membangun kepercayaan dengan Orang Terang, yakni orang yang berasal dari luar rimba.

Baca Juga: Naila Rizqi, Co-Coordinator Women's March Jakarta yang Merasa 'Salah' Masuk Jurusan Hukum

Hal ini dikarenakan banyak Orang Terang yang sering datang untuk meminta cap jempol Orang Rimba di atas sebuah surat yang tidak mereka ketahui isinya, namun ternyata tiba-tiba hutan merekalah yang ditebang.

Akibat ketidakpercayaan orang-orang tersebut, tak jarang Butet diusir lantaran dianggap memiliki maksud terselubung.

Setelah beberapa kali kembali untuk mengajar dan menunjukkan ketulusannya, akhirnya perempuan yang disapa Ibu Guru Butet itu mulai diterima oleh Orang Rimba.

“Bukan aku saja yang penasaran dengan mereka, mereka juga penasaran sama aku,” ujarnya kepada Kompas.com.

Setelah beberapa tahun bekerja, Butet Manurung merasa harus mengambil langkah lebih, yakni untuk memampukan Orang Rimba agar bisa melawan serta melindungi diri sendiri.

Berlatar belakang ambisinya tersebut, barulah Sokola Rimba didirikan oleh Butet bersama empat koleganya.

Butet Manurung percaya, membaca, menulis, dan menghitung merupakan gerbang awal bagi pengetahuan lain yang memungkinkan Orang Rimba untuk menjawab masalah di luar hutan.

Mulai dari hal kecil seperti membeli sesuatu di pasar, sampai mengusir pencari kayu yang dapat merusak tempat tinggalnya.

Baca Juga: Moorissa Tjokro, Insinyur Perempuan Cruise yang Pernah Kerja di NASA hingga Tesla

Kawan Puan, itulah sosok Butet Manurung yang ternyata merupakan perempuan di balik Sokola Institute.

Ketulusan Butet dalam mendidik Orang Rimba di pedalaman membuatnya menjadi salah satu sosok inspiratif yang memang patut mendapatkan penghargaan, termasuk Barbie Global Role Model. (*)

Sumber: Kompas.com,Unpad.ac.id
Penulis:
Editor: Arintya