Kesehatan Reproduksi Perempuan: Tanda Menstruasi yang Perlu Diwaspadai

Ratu Monita - Kamis, 3 Maret 2022
Kesehatan reproduksi perempuan, jenis gangguan menstruasi.
Kesehatan reproduksi perempuan, jenis gangguan menstruasi. FotoDuets

Terdapat beberapa masalah yang dapat memicu kondisi tersebut, yakni sindrom tiroid dan ovarium polikistik (PCOS).

Selain itu, konsumsi obat-obatan juga dapat mengganggu hormon yang pada akhirnya memengaruhi siklus menstruasi.

Masalah kesehatan berupa fibroid rahim dan polip juga bisa menjadi penyebab menstruasi terasa berat.

Dalam kondisi ini, usia dan berat badan pun juga memengaruhi seorang perempuan mengalami kondisi demikian.

3. Jika terdapat bercak

Bercak atau pendarahan ringan di antara siklus juga menjadi tanda yang mengkhawatirkan.

Jika itu terjadi sesekali dan cukup ringan mungkin tidak ada yang terlalu dikhawatirkan dan bisa jadi merupakan hasil dari fluktuasi kadar hormon.

Sementara, jika terjadi agak berat, maka penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan.

4. Jika darah haid encer atau keabu-abuan

Baca Juga: Kenali 4 Penyebab Berat Badan Bertambah saat Menstruasi, Apa Saja?

Normalnya, darah menstruasi cenderung berwarna merah cerah, dan saat pendarahan berakhir, warnanya akan tampak coklat atau hitam.

Namun, jika terjadi perubahan warna dan tekstur, maka patut diperhatikan, apalagi jika cenderung encer dan/atau berwarna keabu-abuan, itu bisa menandakan adanya infeksi, seperti PMS, terutama jika menimbulkan bau busuk yang kuat.

5. Jika tidak mengalami menstruasi

Biasanya, masalah kesehatan PCOS dan masalah tiroid membuat aliran menstruasi lebih deras dan bertahan lebih lama, namun perubahan hormonal juga dapat membuat menstruasi hilang untuk sementara.

Selain masalah kesehatan tersebut, stres juga dapat menyebabkan perempuan tidak mengalami menstruasi.

Kemudian, jika tidak mengalami menstruasi selama lebih dari tiga bulan, maka penting untuk berbicara dengan dokter.

Nah, berikut perubahan kondisi menstruasi yang perlu diwaspadai dan menjadi tanda masalah kesehatan reproduksi perempuan

(*)

 

Sumber: Health
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati