Wujudkan Mimpi, Begini Kisah Perjalanan Ira Soelistyo Mendirikan YKAKI

Arintha Widya - Rabu, 16 Februari 2022
Ira Soelistyo YKAKI
Ira Soelistyo YKAKI Instagram @irasoelistyo

Parapuan.co - Kemarin, Hari Kanker Anak Sedunia yang diperingati setiap tanggal 15 Februari baru saja berlalu.

Berkaitan dengan hal ini, Kawan Puan tak boleh melewatkan sosok perempuan yang bisa dibilang sangat berkontribusi terhadap kehidupan anak dengan kanker di Tanah Air.

Perempuan tersebut bernama Ira Soelistyo, atau akrab disapa Ira, yang juga dikenal sebagai pendiri YKAKI atau Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia.

Kira-kira, apa yang membuatnya mendirikan YKAKI sebagai rumah bagi anak yang menderita penyakit kanker di tanah air?

Rupanya, latar belakang dan perjalanan mendirikan YKAKI rupanya Ira Soelistyo tidaklah mudah.

Simak bagaimana kisahnya mewujudkan mimpi membangun yayasan dalam profil Ira Soelistyo berikut ini usai berkisah kepada PARAPUAN. Yuk, simak!

Awal mula mendirikan YKAKI

Berbicara tentang sosok Ira Soelistyo tidak luput dari pengalamannya bergelut dengan penyakit kanker. Ya, Ira pernah menjadi caregiver untuk sang buah hati.

Pasalnya, anak sulungnya meninggal karena kanker yang diderita selama kurang lebih 21 tahun, sejak umur empat tahun.

Baca Juga: Bagaimana Cara Ajarkan Anak Kanker agar Mau Minum Obat? Ini Tips dari Pendiri YKAKI

Hebatnya, selagi merawat sang anak, Ira juga aktif membantu anak-anak lain penderita kanker melalui yayasan yang dibentuk dan berbagai kegiatan yang dilakukannya.

Aktivitasnya membantu anak kanker dan pakerjaannya sempat terhenti ketika fokus mendampingi anak sulungnya hingga mendiang meninggal dunia di usia 25 tahun.

Hal ini pun karena ia sempat mengatakan pada diri sendiri untuk tidak lagi berurusan ataupun terlibat dengan kanker.

"Saat dia meninggal, saya sudah langsung, 'Oke, that's it! Saya enggak akan urusan lagi sama kanker'," kata Ira saat diwawancara PARAPUAN belum lama ini.

 Namun, yang terjadi saat ia berhenti adalah mendiang sang anak datang ke mimpinya untuk memintanya kembali berjuang.

Ternyata, Ira sendiri pernah menjanjikan kepada anaknya bahwa dirinya ingin dan akan terus membantu anak dengan kanker.

Dari situlah, Ira tergerak mendirikan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia dibantu oleh rekannya bernama Aniza M. Santosa atau yang biasa disapa Icha.

Ia menilai, kehadiran sang anak dalam mimpinya merupakan petunjuk dari Tuhan agar ia tetap melanjutkan apa yang pernah dimulai.

"Itu yang memberi saya kekuatan di dalam diri saya untuk melangkah dengan YKAKI selama ini," ungkap Ira sambil tersenyum.

Baca Juga: Pendiri YKAKI Ira Soelistyo Bagikan Tips Utama Merawat Anak Kanker: 'Yang Diobatin Ibunya Dulu'

Ia juga mengatakan, "Karena ternyata bisikan itu saya kira adalah bisikan hati dan arahan dari Tuhan untuk saya agar tetap melaksanakannya."

Makna YKAKI dan perjalanan rumah singgah

Bagi Ira Soelistyo sendiri, YKAKI memiliki makna mendalam lantara menjadi perwujudan mimpi antara dirinya dengan sang anak.

Bahkan walau mimpi tersebut sempat hilang, ia berhasil membangkitkannya kembali hingga yayasan tersebut benar-benar bisa berdiri.

YKAKI awalnya didirikan untuk menjadi rumah singgah bagi anak dengan penyakit kanker.

Akan tetapi, hebatnya, dalam perjalanannya rumah singgah yang diberi nama Rumah Kita tak hanya jadi tempat persinggahan semata.

Rumah Kita kerap jadi tempat bagi orang dari luar Jakarta yang ingin berobat di rumah sakit di ibukota untuk tinggal sejenak.

Bahkan, ternyata sejumlah rumah sakit di daerah juga meminta untuk dibuat rumah singgah bagi pasien yang akan berobat.

 Baca Juga: Sambut Hari Kanker Anak Internasional, YKAKI Selenggarakan #BeraniGundul2022

Pada akhirnya, rumah singgah YKAKI terus berkembang dan membantu lebih banyak orang dengan berbagai kebutuhan.

"Kita mesti bantu mereka dengan mulai kirim makanan. Belum lagi obat-obatan dan tindakan-tindakan yang tidak ditanggung BPJS," terang Ira.

Hingga kini, YKAKI masih terus berkomitmen membantu penderita kanker, khususnya anak-anak.

Semoga kisah perjalanan Ira Soelistyo mendirikan YKAKI dapat menginspirasi Kawan Puan, ya. (*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda