Sinopsis Before, Now & Then, Film Perempuan Indonesia yang Berkompetisi di Berlinale

Alessandra Langit - Sabtu, 22 Januari 2022
Sinopsis film Before, Now & Then, film karya sutradara perempuan Indonesia yang berkompetisi di Berlinale Film Festival.
Sinopsis film Before, Now & Then, film karya sutradara perempuan Indonesia yang berkompetisi di Berlinale Film Festival. Fourcolours Films

Parapuan.co - Kawan Puan, kabar membanggakan datang dari industri film Indonesia.

Film Before, Now & Then (Nana) karya sutradara perempuan Kamila Andini akan berkompetisi di Berlinale Film Festival di Jerman.

Kabar gembira tersebut disampaikan langsung oleh sutradara Kamila Andini lewat sebuah unggahan di Instagram.

Sutradara film Yuni ini juga mengungkapkan bahwa film ini masuk dalam kompetisi utama bersama dengan film internasional berkualitas lainnya.

"Dengan bangga kami mempersembahkan BEFORE, NOW & THEN (Nana) karya sutradara Kamila Andini dan produser Ifa Isfansyah & Gita Fara," tulis Kami Andini.

"(Before, Now & Then) terseleksi untuk tayang perdana di program kompetisi utama 72nd Berlin International Film Festival @berlinale 2022," lanjutnya.

Kamila Andini pun membocorkan sinopsis film yang dibintangi oleh Happy Salma ini.

Film Before, Now & Then akan menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa tutur utama dalam kisahnya.

Unggahan Instagram sutradara Kamila Andini
Unggahan Instagram sutradara Kamila Andini Instagram/kamilandini

Baca Juga: Proyek Film Kamila Andini, 'Before, Now & Then', Dapat Purin Pictures Autumn Grant 2021

Kisah dalam film ini diangkat berdasarkan kisah dari sosok perempuan bernama Raden Nana Sunani.

Film ini juga diadaptasi dari penggalan novel legendaris Indonesia Jais Darga Namaku karya Ahda Imran.

Mengambil latar belakang tahun 1960-an, film ini merupakan kisah hidup seorang perempuan bernama Nana.

Kamila Andini mengatakan bahwa sosok Nana bisa penonton lihat sebagai sosok kakak perempuan, ibu, ataupun nenek.

Tak hanya itu, sosok Nana bisa jadi adalah diri kita sendiri atau perempuan yang ada di sekitar kita.

Nana adalah perempuan yang melarikan diri dari kota kelahiran saat gerombolan orang datang ingin mempersuntingnya.

Perempuan ini pun akhirnya memutuskan untuk menetap di Bandung dan menikah dengan laki-laki yang berasal dari keluarga menak.

Uniknya, Nana bertemu dengan perempuan simpanan suaminya yang sebelumnya ia tak pernah ketahui.

Baca Juga: Proyek Film Before, Now & Then Menang CJ Entertaintment Award di BIFF 2021

Memiliki nasib yang sama, keduanya saling memberikan dukungan sebagai sesama perempuan.

Film ini menyoroti kisah perempuan dalam memperjuangkan hidup dan mimpinya di Indonesia pada tahun 1960-an.

Selain mengangkat kisah perempuan, film ini juga menyoroti sejarah Indonesia di masa 60-an yang penuh dengan intrik politik.

Direktur Artistik Berlinale Film Festival mengungkapkan bahwa film ini adalah sebuah cerita sejarah Indonesia dengan perspektif perempuan.

"Proyek film yang sangat ambisius tentang sejarah Indonesia tanpa kehilangan pendekatan pribadi," komentar Carlo Chatrian, Direktur Artistik Berlinale.

"Film ini orisinal dari perspektif perempuan," tambahnya.

Carlo juga menyampaikan bahwa musik menjadi elemen penting yang mendukung perasaan dalam film ini.

"Cerita dijalin dengan musik dan perasaan yang tidak bisa kita hindari," tutupnya.

Film ini dibintangi oleh aktris Happy Salma dan Laura Basuki sebagai pemain utama.

Nama Rieke Diah Hapsari, Ibnu Jamil, Arswendy Bening Swara dan Chempa Puteri juga ikut terlibat menjadi pemain dalam film ini.

Baca Juga: Film Yuni Karya Kamila Andini Ditayangkan di Asian World Film Festival

(*)