Review Film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga: Pengorbanan dan Mimpi yang Harus Mengalah

Alessandra Langit - Sabtu, 15 Januari 2022
Review film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga karya Gina S. Noer
Review film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga karya Gina S. Noer Instagram/cinta123

Parapuan.co - Kawan Puan, film drama keluarga memiliki daya tarik sendiri yang berhasil menguras air mata penonton.

Salah satu film keluarga yang sedang tayang di bioskop Indonesia adalah Cinta Pertama, Kedua & Ketiga.

Film produksi Starvision Plus dan Wahana Kreator ini merupakan karya cerita panjang kedua dari sutradara perempuan Gina S. Noer.

Dibintangi oleh sederet artis peran ternama di Indonesia, Cinta Pertama, Kedua & Ketiga menawarkan kisah keluarga yang kompleks.

Kisah dalam film ini menyoroti karakter Raja (Angga Yunanda) dan Asia (Putri Marino) yang memiliki kesamaan tanggung jawab.

Raja dan Asia harus mengurus kedua orang tua tunggal mereka masing-masing yang semakin menua.

Dewa (Slamet Rahardjo) adalah ayah dari Raja, mantan pegawai BUMN, dan selalu membantah bahwa dirinya menderita penyakit.

Sedangkan Linda (Ira Wibowo) adalah orang tua dari Asia yang merupakan penyintas kanker payudara.

Linda baru saja ingin memulai kehidupan baru berdua saja dengan Asia saat ia bertemu dengan Dewa dan jatuh cinta.

Baca Juga: Intip Trailer Terbaru Film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga yang Dibintangi Putri Marino

Mencoba memahami kedekatan kedua orang tua mereka, Raja dan Asia merasakan benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka berdua.

Jika Kawan Puan lihat dari garis besar kisah film ini, pengorbanan menjadi salah satu tema utama yang bisa ditemukan.

Ada cinta yang harus mengalah, ada mimpi yang harus ditunda, demi keberlangsungan hidup seseorang yang berarti.

Pengorbanan inilah yang harus dipilih oleh Raja dan Asia yang berada dalam kelompok sandwich generation.

Ketika Raja dan Asia menyentuh usia dewasa, kondisi mereka terjepit di antara tanggung jawab yang menumpuk bak roti lapis.

Raja dan Asia tidak lagi memikirkan masa depan diri sendiri, melainkan ada masa depan orang tua, keluarga, dan cinta-cinta yang akan masuk di kehidupannya.

Seperti judulnya, Cinta Pertama, Kedua & Ketiga, ada prioritas cinta yang harus diambil oleh Raja dan Asia.

PARAPUAN menangkap bahwa cinta pertama yang dimaksud dalam film ini adalah cinta keluarga, yang akhirnya menjadi prioritas utama dari Raja dan Asia.

Saat Dewa didiagnosis mengidap Alzheimer, tidak ada pilihan bagi Raja selain memprioritaskan sang ayah di atas segalanya.

Baca Juga: Termasuk Perempuan Tipe Pengabdi, Begini Karakter Asia di Film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga

Begitu juga dengan Asia, walau kini ibunya telah sembuh dari kanker payudara, kebahagiaan sang ibu menjadi dorongan utama Asia untuk terus berusaha di setiap langkahnya.

Cinta kedua adalah mimpi-mimpi yang harus tertunda, cinta terhadap apa yang Asia dan Raja sukai dan cita-citakan selama ini.

Asia adalah seorang perempuan pemimpi, ia ingin menjadi penari ternama yang berhasil keliling dunia karena bakat dan karyanya.

Kini, Asia harus bekerja demi keberlangsungan hidupnya dan sang ibu. Namun, apakah mimpi Asia akan terhenti?

Ada harapan, dukungan, dan dorongan bagi Asia ataupun Raja untuk suatu hari kembali menempatkan cinta kedua ini pada prioritas utama.

Namun untuk sementara ini, cinta Asia pada mimpi-mimpinya harus mengalah sampai waktu yang tak akan pernah diketahui.

Cinta ketiga adalah cinta yang harus dikubur karena harapan seakan menolak untuk berteman lagi.

Ini adalah cinta Asia dan Raja yang begitu kuat, terasa nyaman, dan menjadi angan masa depan masing-masing dari mereka.

Baca Juga: Perankan Asia, Ini Gaya Sederhana Putri Marino di Film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga

Namun, keinginan untuk bersama pun harus mereka lupakan karena ada cinta pertama untuk keluarga yang lebih dari segalanya.

Film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga juga merangkum isu sosial dan ekonomi masyarakat kelas menengah dan stigma pekerjaan tertentu.

Film ini menghadirkan masalah pinjaman online, sulitnya layanan kredit bagi seniman, hingga lapangan pekerjaan yang minim di tengah pandemi.

Isu sosial dan ekonomi tersebut menjadi hal penting yang memantik konflik keluarga dalam film ini.

Duet akting luar biasa Putri Marino dan Angga Yunanda di layar lebar kali ini menjadikan film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga penuh nyawa.

Arahan Gina S. Noer yang membumi membuat isu dalam setiap adegan film terasa nyata dan berjalan dengan harmonis.

Talenta yang tak diragukan lagi dari legenda film Slamet Rahardjo dan Ira Wibowo berhasil mencuri perhatian dan poros plot film ini.

Komedi dan kejutan sederhana dari Asri Welas juga menjadi nilai tambah film ini, lho.

Kawan Puan, film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga merupakan film kaya isu yang layak untuk kamu tonton di layar lebar.

Pastikan untuk nonton langsung di bioskop kesayanganmu dan jangan gunakan situs ilegal, ya!

Baca Juga: Ungkap Fakta Adegan Layangan Putus yang Viral, Putri Marino: Scene itu One Take

(*)