Omzet Naik, Pelaku Usaha Angkringan Lakukan Ini selama Pandemi

Arintha Widya - Rabu, 5 Januari 2022
Pelaku usaha angkringan
Pelaku usaha angkringan

Parapuan.co - Kawan Puan, di masa pandemi seperti sekarang menjadi pelaku usaha mesti kreatif dan adaptif.

Kedua hal tersebut merupakan salah satu kunci penting agar bisnis semakin berkembang dan sukses.

Terlebih bagi kamu yang memiliki usaha yang bergerak di bidang kuliner, di mana selama pandemi menerima tantangan cukup besar.

Seperti yang dilakukan Alif Rachmat (25), seorang pedagang angkringan asal Tasikmalaya, Jawa Barat.

Alif sangat gigih dan optimis mencari peluang hingga mampu menaikkan omzet sampai 50 persen di saat usaha sedang lesu.

Usaha bernama Angkringan Pak Rachmat yang dijalankan tersebut berawal dari ketertarikan Alif menjelajah Yogyakarta.

Baca Juga: Dukung Perempuan Melek Teknologi, Komunitas Ini Adakan Roadshow untuk UKM

 

Bermodal rasa penasaran dan coba-coba, awal 2020 akhirnya ia mencoba menghadirkan cita rasa khas Jawa ke tanah Sunda lewat usahanya.

Alif kemudian merintis usaha angkringan di dekat sebuah universitas ternama di Tasikmalaya.

Kehadirannya pun mendapat antusias yang cukup baik dari berbagai kalangan, dari mulai mahasiswa, bapak-bapak, hingga keluarga.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama lantaran munculnya kasus pertama Covid-19 hingga akhirnya ada pembatasan kegiatan masyarakat skala besar.

"Ketika awal buka usaha angkringan ini, kita kaget banget harus menghadapi kondisi pandemi," kata Alif dalam siaran pers yang diterima PARAPUAN.

"Awalnya sempat bingung. Namun, melihat antusiasme pelanggan karena sedikitnya usaha angkringan di Tasikmalaya, kami optimis meneruskan usaha," tambahnya.

Angkringan Alif pun tetap buka dengan mengikuti peraturan pembatasan yang ditetapkan pemerintah, yaitu mulai jam 4 sore sampai jam 9 malam.

Semangat dan optimisme dirinya membuatnya selalu ingin belajar dan memahami tren yang ada di masyarakat terutama tren pasar di dunia kuliner.

Baca Juga: Pelaku Usaha Pariwisata Bakal Terima Bantuan Dana, Simak Cara Daftarnya

 

Di bulan ke-5, ia menilik tren pasar yang bergeser ke arah digital, mulai dari pembayaran hingga pengelolaan keuangan atau kasir secara digital.

Melihat tren tersebut, Alif akhirnya tergerak untuk mengadopsi digitalisasi menggunakan Aplikasi Usaha Youtap.

"Dengan diberlakukannya new normal pada saat itu, saya melihat adanya berbagai pergeseran perilaku masyarakat," ungkap Alif.

Ia pun mencoba menggunakan aplikasi digital mulai dari penyediaan menu hingga pembayaran sejak Juni 2020.

Tidak hanya itu, keputusan Alif dalam memanfaatkan layanan digital juga sangat membantunya mengatur dan mengelola keuangan usahanya.

Kehadiran fitur yang berisikan analisa mengenai produk apa yang paling laris dan diminati setiap bulannya mampu membantu strategi bisnisnya ke depan.

Kini, Angkringan Pak Rachmat mampu mencatat 120.000 ribu sampai 140.000 transaksi setiap bulannya.

"Saat awal bisnis ini mulai berkembang, saya cukup pusing melihat catatan keuangan yang tidak rapi dan serba manual," imbuh Alif.

"Dalam sehari saja, jika ada pesanan lebih dari 20, saya sangat kesulitan mengatur
dan mengelola bon-bon kertas yang berserakan," ujarnya lagi.

Beruntung, aplikasi dari Youtap banyak membantunya dalam mengatur pesanan dan mengelola keuangan bisnis.

Baca Juga: Strategi Merumuskan Brand Purpose untuk Wujudkan Bisnis Berkelanjutan

 

Strategi lainnya yang diterapkan adalah menghadirkan inovasi pada suasana dan varian menu di angkringannya.

Misalnya saja dengan menghadirkan ambiance ala kafe dan menyediakan cita rasa makanan pedas yang berlevel.

Tidak sampai di situ saja, ayah dari satu anak ini juga memberikan inovasi kepada pelanggannya lewat penyediaan layanan pesan secara online melalui fitur PHP (Pesan dari Hape) Youtap.

Tak jarang ia memberikan layanan delivery tanpa ongkir bagi pelanggannya di daerah Tasikmalaya.

Langkah inisiatif untuk meraih peluang tumbuh lewat implementasi layanan digital pada usaha Angkringan Pak Rachmat.

Pada akhirnya, langkah itu mampu menjawab kebutuhan pasar hingga mendorong performa bisnisnya di tengah pandemi.

Layanan digitalisasi yang diadopsi pun membuat usahanya kini dikenal sebagai angkringan kekinian.

 Baca Juga: Bantuan Pemerintah untuk Perkuat UMKM Selama Pandemi, Apa Saja?

 

Pasalnya, angkringan tersebut memungkinkan pelanggan membayar secara nontunai, baik itu melalui e-wallet, mobile banking, hingga QRIS.

Langkah digital itu pada akhirnya juga mampu membawa anak sulung dari dua bersaudara ini, meraih kenaikan omzet hingga 50 persen setelah mengadopsi digital Youtap.

Dengan kesuksesan yang diraih, Alif mengajak pelaku usaha kuliner lainnya untuk pandai mengambil ceruk pasar dengan digitalisasi.

"Menurut saya, dalam berbisnis penting untuk memahami kebutuhan pelanggan dengan mengikuti tren pasar," kata pelaku usaha angkringan itu.

Menyadari kesuksesannya menaikkan omzet di masa pandemi, Alif pun mengajak rekan-rekannya sesama pelaku usaha untuk go digital. (*)