Ganggu Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Ini Cara Mengatasi Jerawat di Vagina

Ratu Monita - Kamis, 16 Desember 2021
Masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan berupa jerawat di vagina.
Masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan berupa jerawat di vagina. spukkato

Parapuan.co - Kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan sangat penting untuk diperhatikan. 

Salah satu masalah yang kerap mengganggu adalah timbulnya jerawat di area vagina. 

Timbulnya jerawat di vagina seringkali membuat banyak perempuan khawatir terhadap kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan miliknya.

Terlebih kondisi tersebut menyebabkan rasa gatal dan sakit yang cukup mengganggu. 

Agar Kawan Puan tak lagi khawatir, PARAPUAN akan membahas mengenai penyebab dan cara mengatasi kondisi kesehatan organ kewanitaan ini. 

Baca Juga: Obat Alami untuk Mengatasi Vagina Gatal, Salah Satunya Yogurt

Penyebab Jerawat di Vagina

Ada banyak faktor yang menyebabkan timbulnya jerawat di area miss V, seperti dilansir dari laman Medical News Today via Kompas.com. Berikut ulasan selengkapnya: 

1. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan jenis eksim yang disebabkan oleh kontak kulit dengan zat pemicu alergi.

Faktor satu ini menjadi penyebab umum terjadinya jerawat di area kemaluan. 

Adapun beberapa alergen yang menjadi penyebab timbulnya jerawat di vagina.

Sabun pembersih, produk kewanitaan, pelumas, kondom, pembalut beraroma, air mani, hingga air seni bisa jadi penyebabnya. 

2. Folikulitis

Penyebab lainnya dari kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan ini adalah folikulitis.

Folikulitis merupakan kondisi infeksi yang disebabkan adanya peradangan pada folikel rambut. Folikel sendiri adalah rongga kecil tempat rambut tumbuh.

Kondisi infeksi ini bisa akibat saat cukur atau berkemih, rambut tumbuh ke dalam. Pengunaan pakaian ketat juga bisa jadi penyebabnya. 

Infeksi ini juga dapat terjadi karena folikel yang tersumbat atau teriritasi oleh keringat. Lebih lanjut lagi, penggunaan kolam renang yang tidak bersih juga bisa jadi penyebabnya. 

3. Jerawat Inversa

Jerawat inversa atau hidradenitis suppurativa adalah peradangan kulit kronis langka yang menyerang kelenjar keringat di pangkal paha dan di bawah payudara.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Mengenal Vaginitis, Penyebab Nyeri pada Vagina

 

 

Kondisi ini ditandai dengan bercak dan luka berulang yang mengandung nanah. Biasanya, luka tersebut tak kunjung sembuh dan meninggalkan bekas luka.

4. Moluskum Kontagiosum

Moluskum kontagiosum adalah infeksi virus yang ditandai oleh munculnya bisul di berbagai bagian tubuh, termasuk vagina.

Pertumbuhannya yang disebut Mollusca karena biasanya kecil, berwarna putih atau kemerahan.

Cara Mengatasi

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan organ kewanitaan adalah melakukan pemeriksaan ke dokter. 

Untuk memastikan benjolan di area miss V adalah jerawat, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik.

 

 

Dalam pemeriksaan ini, kamu perlu menjelaskan dengan detail apakah jerawat menghasilkan cairan, timbul gatal, nyeri, sampai riwayat aktivitas seksual.

Jika sudah dipastikan benjolan tersebut adalah jerawat, biasanya dokter akan menyarankan beberapa perawatan.

Cara utama untuk bantu meredakannya adalah menjaga kebersihan area organ intim dan menjaganya tetap kering. 

Kamu juga disarankan untuk menggunakan handuk yang bersih agar tidak ada infeksi berulang.

Baca Juga: Bahaya Bagi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Ini Cara Cegah Kanker Vagina

 

Umumnya, masalah ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun jika gejala penyakit kulit ini terasa mengganggu, kamu bisa meminta resep obat perawatan topikal dari dokter untuk mengatasinya. 

Hal yang perlu diingat adalah hindari pemakaian obat jerawat di vagina tanpa pengawasan dokter.

Sejumlah krim atau obat jerawat yang dijual bebas tidak boleh digunakan di area sensitif, salah satunya bibir vagina.

Demikian penyebab dan cara mengatasi jerawat di vagina yang biasanya mengganggu kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.

(*)