Stres dan Anxiety Pengaruhi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Ratu Monita - Rabu, 24 November 2021
Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan dipengaruhi stres dan anxiety.
Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan dipengaruhi stres dan anxiety. Freepik

Parapuan.co - Kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Tak hanya soal makanan dan gaya hidup yang dijalani, stres berlebihan dan anxiety juga bisa memengaruhi kondisi kesehatan reproduksi, khususnya kesuburan.

Melansir dari laman Shape, dokter telah lama melakukan penelitian terkait hubungan antara anxiety dan ovulasi. 

Dalam sebuah penelitian terbaru, perempuan dengan tingkat alfa-amilase (penanda stres) yang tinggi akan membutuhkan waktu 29 persen lebih lama untuk hamil.

"Tubuh kamu tahu betul bahwa masa stres bukanlah waktu yang ideal untuk mengandung dan memberi nutrisi pada bayi yang sedang tumbuh," kata Anate Aelion Brauer, MD, ahli endokrinologi reproduksi dan asisten profesor obstetri-ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas New York.

Dengan kata lain, tubuh manusia begitu pintar merasakan kondisi seseorang saat stres dan menganggap hal tersebut bukan waktu tepat untuk mengandung janin yang membutuhkan nutrisi lebih. 

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan : Ini Obat Alami untuk Nyeri Haid

Beruntungnya kini terdapat metode untuk membantu mengelola efek stres, sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuandalam hal ini kesuburan.

Masih dari sumber yang sama, Dr. Anate Aelion Brauer pun membagikan tipsnya: 

Tenangkan Pikiran

Hal pertama yang dilakukan dalam mengelola efek stres ini adalah menenangkan pikiran. Menurut Dr. Aelion Brauer, hormon stres seperti kortisol dapat mengganggu komunikasi antara otak dan ovarium.

Hal ini pula yang menyebabkan gangguan kesehatan organ kewanitaan, seperti ovulasi tidak teratur dan sulit untuk hamil.

“Hormon stres seperti kortisol dapat mengganggu komunikasi antara otak dan ovarium, yang menyebabkan ovulasi tidak teratur dan kesulitan untuk hamil,” kata Dr. Aelion Brauer.

Sumber: shape
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini