Cara Nicky Clara Hadapi Tantangan dalam Hidup dengan Memahami Diri Sendiri

Ardela Nabila - Rabu, 15 Desember 2021
Nicky Clara.
Nicky Clara. Dok. Nicky Clara

Parapuan.co - Setiap orang pastinya akan selalu dihadapi dengan berbagai tantangan dalam hidupnya.

Tentunya kita memiliki cara kita masing-masing dalam menghadapi tantangan tersebut.

Bagi Disability Womenpreneur Nicky Claraentia Pratiwi, memahami diri sendiri adalah cara paling efektif untuk menghadapi tantangan yang dihadapi, termasuk dalam hal memberdayakan penyandang disabilitas.

Ya, Nicky merupakan seorang penyandang tunadaksa yang sudah terjun ke dunia social enterprise untuk memberdayakan para penyandang disabilitas sejak tahun 2017.

Hingga saat ini, lewat Thisable Enterprise, Tenoon, Berdaya Bareng, Kamu Wear, dan Menembus Batas, Nicky telah berhasil memberdayakan banyak penyandang disabilitas di Indonesia.

Baca Juga: Cerita Poppy Dihardjo Soal Stigma Janda yang Disematkan Pada Dirinya

Kepada PARAPUAN, Nicky bercerita bahwa diri sendiri merupakan tantangan terberat yang harus dihadapinya.

“Aku selalu merasa bahwa the most challenging things itu ada di diri kita sendiri,” kata Nicky saat dihubungi PARAPUAN.

Oleh karena itu, Nicky mengatakan bahwa memahami dan memiliki kontrol terhadap diri sendiri sangatlah penting.

“Bagaimana kita punya kontrol diri, bagaimana kita punya rasa keyakinan, bagaimana kita punya sikap, sehingga kita harus bisa agile terhadap permasalahan dan tantangan yang ada,” lanjutnya.

Menurutnya, ketika kita belum bisa memahami diri sendiri, maka kita tak akan pernah bisa menghadapi masalah atau tantangan yang ada.

“Jadi, poinnya adalah bagaimana cara kita bisa mengatasi diri kita sendiri dulu,” imbuhnya.

“Bagaimana caranya kita memahami diri sendiri. Karena pasti permasalahan terbesar itu di diri kita sendiri, mau ada masalah seberat apa pun, tantangan sebesar apa pun, kita paham bahwa kita bisa melewatinya, mengatasinya,” jelas Nicky.

Nah, ketika pada akhirnya kita bisa memahami diri kita sendiri, maka kita pun juga bisa meruntuhkan tembok batasan yang dibuat orang lain tentang kita.

Misalnya, seperti stigma yang kerap dialami oleh Nicky karena ia merupakan seorang penyandang disabilitas.

Baca Juga: Sosok Devi Sumarno, Pendiri Rumah RUTH untuk Korban Kehamilan Tak Diinginkan

“Walaupun kita punya keterbatasan, dengan kita paham diri kita, paham kebutuhan kita, aksesibilitas yang kita butuhkan, aku percaya bahwa keterbatasan itu bisa diatasi,” katanya lagi.

Sama halnya ketika menghadapi titik terendah dalam hidupnya, Nicky pun mengatakan bahwa ia juga terus berusaha memahami dirinya sendiri.

Nicky mengatakan, titik terendah dalam hidupnya adalah ketika ia harus kehilangan sosok ayah di usianya yang masih muda, yakni saat baru masuk kuliah.

“Banyak hal terjadi di saat papaku meninggal. Bagaimana cara aku mengatasi hal itu, aku punya diri sendiri. Aku harus fokus pada hal yang aku ingin lakukan di hidupku,” ujar perempuan kelahiran Jakarta, 1 Juli 1990 itu.

Dengan memahami diri sendiri, bukan berarti kamu tidak boleh merasa down atau bersedih saat menghadapi tantangan.

Nicky menegaskan, yang terpenting adalah bagaimana ia kemudian dapat bangkit kembali dari perasaan tersebut.

“Jadi I told myself, it’s okay to be sad. Yang penting I will come back stronger. Aku juga selalu percaya dengan yang namanya proses. Proses healing dan grief itu pasti akan ada. Yang terpenting bagaimana kita menikmati proses tersebut,” kata Nicky. (*)

Baca Juga: Aeshnina Azzahra, Pelajar 14 Tahun Asal Gresik yang Berpidato di Plastic Health Summit 2021

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh