Nicky Clara, Disability Womenpreneur yang Sukses Berdayakan Penyandang Disabilitas

Ardela Nabila - Rabu, 15 Desember 2021
Nicky Clara.
Nicky Clara. Dok. Nicky Clara

Parapuan.co - Memiliki keterbatasan fisik bukanlah penghambat kesuksesan seseorang dalam meraih mimpinya.

Hal ini sudah dibuktikan sendiri oleh Nicky Claraentia Pratiwi, seorang Disability Womenpreneur yang merupakan seorang penyandang tunadaksa.

Ia berhasil mematahkan stigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas.

Melalui prestasinya, perempuan yang akrab dengan nama Nicky Clara ini berhasil membuktikan bahwa perempuan penyandang disabilitas pun bisa berdaya.

Kepada PARAPUAN, Nicky bercerita bahwa kondisi disabilitasnya ini sudah diperoleh sejak lahir, di mana ia terlahir dengan kaki kiri yang tidak sempurna.

Baca Juga: Cerita Poppy Dihardjo Soal Stigma Janda yang Disematkan Pada Dirinya

“Waktu itu usia kandungan mamaku tiga bulan, dan seharusnya keguguran. Jadi saat itu harus dikuret. Ternyata, (saat dikuret) aku masih berkembang di dalam perut. Jadi saat aku lahir, kaki kiri itu hanya punya tiga jari,” ujar Nicky kepada PARAPUAN.

Sampai usianya menginjak satu tahun, kaki kiri tersebut ternyata tidak berkembang, sehingga sebagian dari kakinya harus diamputasi agar bisa menyesuaikan dengan prosthetic leg (kaki palsu) yang sampai saat ini menemaninya.

Di samping keterbatasan fisiknya, Nicky selalu diajarkan oleh kedua orang tuanya untuk tidak menutupi kekurangannya.

Bahkan, semasa sekolah dulu, ia disekolahkan di sekolah umum dan diperlakukan layaknya anak-anak tanpa keterbatasan fisik.

“Aku disekolahkan di sekolah umum, orang tua selalu mengajarkan untuk jangan pernah menutupi kekurangan dirimu, tetapi tunjukkan kelebihan dirimu,” katanya.

Menurutnya, terlahir di keluarga yang suportif merupakan privilese utama yang ia miliki.

Nicky mengaku sangat bersyukur memiliki keluarga yang selalu mendukungnya dalam berbagai hal.

My first privilege itu adalah memiliki support system yang luar biasa dari keluarga. Tanpa adanya keluarga yang mendukung aku dari awal, mungkin aku enggak bisa seperti sekarang,” imbuh Nicky.

Memberdayakan penyandang disabilitas

Nicky Clara.
Nicky Clara. Dok. Nicky Clara

Nicky Clara mulai terjun ke dunia social enterprise sejak tahun 2017 lalu.

Baca Juga: Mengenal Sosok Indah Yuliani, Pilot Perempuan Pertama di Indonesia

Kala itu, ia merasa ingin melakukan sesuatu untuk komunitas penyandang disabilitas di Indonesia.

Momen ini disebutnya sebagai momen “menginjak bumi kembali”, di mana Nicky memutuskan untuk bergabung dengan Thisable Enterprise, sebuah social enterprise yang memberdayakan penyandang disabilitas di dunia tenaga kerja.

“Aku hanya ingin melakukan sesuatu untuk komunitas penyandang disabilitas di Indonesia. Aku mencoba mencari tahu dan bertemu Angkie (pendiri Thisable). Aku suka visi misi mereka dan that’s the moment I joined Thisable,” ceritanya.

Tak berhenti di situ, Nicky terus melebarkan sayapnya untuk memberdayakan para penyandang disabilitas dengan mengembangkan sejumlah social enterprise lainnya, seperti Tenoon, Berdaya Bareng, Kamu Wear, dan Menembus Batas.

Sebelum terjun ke dunia social enterprise, Nicky sudah mencoba berbagai pekerjaan, mulai dari guru les bahasa Inggris hingga bekerja di perusahaan multinasional.

Perempuan berusia 31 tahun ini mengemban pendidikan S1 di program studi Psikologi di Universitas Tarumanegara pada tahun 2009 sampai 2014.

Kemudian, pada tahun 2016, Nicky mendapat beasiswa dari perusahaan tempatnya bekerja untuk melanjutkan pendidikan S2 di Institut Teknologi Bandung dan mendapatkan gelar Master of Business Administration.

Berawal dari mimpi sederhana

Saat kecil, Nicky tidak pernah berpikir untuk membantu komunitas penyandang disabilitas di Indonesia untuk berdaya bersama-sama.

Baca Juga: Sosok Hillary Brigitta Lasut, Politikus Perempuan Anggota DPR Termuda

Dulu, Nicky kecil tumbuh dengan mimpi yang sederhana, yakni untuk bisa tampil di layar kaca.

“Mimpi aku sejak kecil itu simple, mau masuk TV. Lahir sebagai seorang penyandang disabilitas di Indonesia, membuat kita sulit untuk bermimpi, karena stigma dan persepsi dari masyarakat itu sangat tinggi,” jelasnya.

Ketika ditanya tentang sosok yang menginspirasinya, Nicky mengatakan bahwa ia dulu mengagumi Endang Kusuma Inten Soeweno, Menteri Sosial Indonesia ke-22.

“Beliau ini (Endang) adalah menteri sosial yang disabilitas, punya tangan palsu. Jadi aku punya harapan dan mimpi dengan melihat beliau di TV. Bukan ingin jadi menteri sosial, tapi pingin masuk TV,” kenang Nicky tentang mimpi masa kecilnya.

“Jadi apa yang aku lakukan itu bukan dipandang sebagai disabilitasnya, tetapi dipandang sebagai kemampuan aku. Mimpiku adalah menjadi seseorang yang berdaya,” sambungnya.

Berjuang melawan stigma

Tingginya stigma terhadap penyandang disabilitas di masyarakat membuat Nicky harus menghadapi berbagai persepsi negatif.

Ia kerap dianggap tak bisa melakukan hal-hal yang dilakukan oleh mereka yang lahir dengan fisik sempurna.

Namun, hal inilah yang pada akhirnya mendorong Nicky untuk menghancurkan tembok pembatas yang dibuat orang lain terhadap penyandang disabilitas seperti dirinya.

“Lahir sebagai seorang disabilitas itu kita selalu diberikan limitation. Jadi ada perasaan di mana aku ingin eksplor, mencoba, break my limit, and have another limit. Aku ingin melakukan hal-hal yang dilakukan orang lain,” kata Nicky tegas.

Baca Juga: Cerita Poppy Dihardjo Soal Stigma Janda yang Disematkan Pada Dirinya

“Apalagi, kita sebagai seorang perempuan di Indonesia itu kita punya stigma yang perempuan itu harus ini, enggak boleh ini, yang memang akhirnya membatasi diri kita untuk bergerak bebas, berkreasi, berdaya,” tuturnya.

Menurut Nicky, pembatas yang menghalangi diri kita untuk berkembang terkadang tercipta karena lingkungan di sekitar kita.

“Terkadang pembatasan itu tercipta karena lingkungan kita, akhirnya memberikan persepsi kepada diri kita. Dan akhirnya diri kita sendiri yang menciptakan batasan tersebut,” lanjutnya.

Karenanya, Nicky mendorong para perempuan penyandang disabilitas bahwa mereka harus bisa berdaya dan menunjukkan diri mereka sendiri.

Dengan demikian, perempuan, termasuk penyandang disabilitas sekali pun, bisa menggapai mimpinya.

“Tapi aku percaya bahwa there is no boundaries for women. Perempuan itu enggak harus memilih, kok. Perempuan itu enggak harus dibatasi,” tegasnya lagi.

“Tidak ada pembatas yang bisa menghalangi kamu untuk mencapai apa yang kamu inginkan. Tapi balik lagi, kita harus percaya bahwa setiap perempuan itu punya value. For everything you want to get, get it!” tutup Nicky.

Kawan Puan, Nicky Clara telah berhasil menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk terus meraih mimpi.

Inspiratif sekali, ya, sosok perempuan yang satu ini! (*)

Baca Juga: Sosok Devi Sumarno, Pendiri Rumah RUTH untuk Korban Kehamilan Tak Diinginkan

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh