Efek Konsumsi Kafein saat Haid pada Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Ratu Monita - Selasa, 14 Desember 2021
Efek minum kopi saat menstruasi pada kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
Efek minum kopi saat menstruasi pada kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan. staticnak1983

Parapuan.co - Tahukah Kawan Puan dampak kebiasaan minum kopi, khususnya saat menstruasi yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan?

Ya, mengonsumi makanan atau minuman yang mengandung kafein saat haid, memiliki kemungkinan memengaruhi gejala menstruasi. 

Melansir dari laman Livestrong, mengonsumsi makanan atau minuman berkafein dapat memperburuk gejala menstruasi yang membuat kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan tidak nyaman.

Dr. Joseph Mercola, penulis buku terlaris New York Times dan pendiri Optimal Wellness Center di Illinois menyampaikan, konsumsi kafein akan memengaruhi kadar estrogen dalam tubuh.

Sehingga, nantinya dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan masalah kesehatan organ kewanitaan berupa endometrium.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Ini Penyebab Radang Panggul

Untuk itu, kali ini PARAPUAN akan membahas mengenai efek samping minum kopi saat periode menstruasi.

1. Memperburuk gejala haid

Minuman mengandung kafein erat kaitannya dengan peningkatan gejala premenstrual syndrome (PMS).

Perempuan yang rutin mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak cenderung rentan mengalami gejala PMS, daripada perempuan yang tidak mengonsumsi kafein.

Adapun gejala PMS mungkin dialami, yakni kram, sakit kepala, nyeri payudara, kembung, mood swing, sakit punggung, kelelahan, dan mudah marah.

Gejala kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan berupa PMS ini cenderung dialami oleh mereka yang rutin mengonsumsi kafein. 

Sedikit informasi, kafein sendiri merupakan stimulan yang dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

Mirisnya, sebagian perempuan yang mengalami kelelahan saat PMS justru memilih mengonsumsi kafein untuk meningkatkan energinya. 

Padahal, langkah tersebut justru mengakibatkan timbulnya ketegangan, kecemasan, kesulitan tidur, dan kelelahan yang berlebih.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Ini Penyebab Cemas sebelum Menstruasi

2. Meningkatkan kecemasan

Dampak lainnya yang timbul akibat mengomsumsi kafein adalah dapat meningkatkan kecemasan.

Untuk itu, perempuan disarankan menghindari konsumsi kafein terutama di sekitar waktu menstruasi, karena dapat membatasi pembuluh darah dan meningkatkan ketegangan dan kecemasan.

Hal ini disebabkan, kandungan kafein dapat meningkatkan kortisol, norepinefrin dan epinefrin, yang merupakan hormon stres dan bertanggung jawab dalam meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

Kemudian, ketika kadar hormon-hormon ini tersebut meningkat, sistem kekebalan ditekan karena berkurangnya suplai oksigen ke otak.

Kondisi tersebut tentu saja membatasi pembuluh darah dan menyebabkan ketegangan.

Belum lagi, sebenarnya tubuh perempuan lebih sensitif terhadap kafein karena proses detoksifikasi tubuh membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan pada pria.

Untuk itu, disarankan mengurangi jumlah konsumsi kafein untuk menjaga kondisi kesehatan organ kewanitaan.

 

3. Memengaruhi siklus haid

Fakta lainnya dari efek kafein pada perempuan adalah memengaruhi siklus haid. 

Perempuan yang mengonsumsi kafein cenderung mengalami menstruasi lebih pendek, menurut penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Epidemiology.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, hal ini dikarenakan kandungan kafein membatasi pembuluh darah, sehingga memengaruhi aliran darah rahim.

Baca Juga: Risiko Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan dari Mencabut Rambut Kemaluan

Akibatnya, terjadi penurunan perdarahan menstruasi dan siklus menstruasi yang menjadi lebih pendek.

Tak hanya itu, hal tersebut juga mengakibatkan variabilitas dan periode menstruasi yang tidak teratur.

Jadi, untuk para perempuan batasi konsumsi kopi atau minuman kafein lainnya untuk menjaga kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, ya. (*)

 

Sumber: Livestrong
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh