6 Tips Melepaskan Diri dari Toxic Marriage Menurut Poppy Dihardjo

Aulia Firafiroh - Kamis, 9 Desember 2021
Tips keluar dari Toxic Marriage
Tips keluar dari Toxic Marriage Parapuan

5) Fokus ke suatu hal yang bisa kamu kontrol

Salah satu hal yang membuat diri sendiri bertahan di sebuah pernikahan beracun adalah terlalu memikirkan hal yang sebenarnya tidak bisa kamu kontrol.

Kamu tidak perlu memikirkan hal yang tidak bisa kamu kontrol seperti omongan orang, omongan keluarga besar, atau ketakutan jika pasangan tidak memberi perhatian kepada anak.

Memang perlu sekali untuk fokus terhadap sesuatu yang bisa kamu kontrol seperti memperhatikan kebahagiaan diri sendiri dan tidak berkurang kasih sayang kepada anak jika bercerai.

"Pertama, ketika akan bercerai, kita sering kali memikirkan nasib anak-anak bagaimana ya. Pikiran itu biasanya disebabkan karena nafkah. Nanti siapa yang akan menafkahi anak. Kedua, kita takut pasangan kita tidak bisa memberikan perhatian kepada anak," ujar Poppy.

"Biasanya kalau alasannya perhatian dan kasih sayang anak, aku selalu bertanya, apakah kamu memberi kasih sayang ke anak 50:50 dengan suami atau 100 persen? Kalau masing-masing 100 persen, apakah kasih sayangmu kepada anak berkurang ketika bercerai? Tentu tidak. Anak-anak tidak akan merasa kekurangan kalau kamunya tetap memberikan porsi kasih sayang yang sama. Jika kamu khawatir anak-anak tidak akan mendapat kasih sayang yang sama dari pasanganmu, that's not your problem. Itu tanggung jawab pasanganmu," tambahnya lagi.

Baca juga: Mengenal No Recruit List, Tempat Pengaduan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

6) Melihat potensi keluar dari toxic marriage

Orang yang terjebak di dalam pernikahan beracun kerap lupa untuk melihat potensi yang mereka miliki jika keluar dari relasi tersebut.

Kebanyakan yang mereka lihat adalah konsekuensinya.

Padahal ketika kamu memutuskan berpisah dari pasangan toxic, hidupmu akan terasa lebih bahagia. 

"Kadang orang selalu berpikir konsekuensi dibanding potensi ketika keluar dari pernikahan beracun. Seperti "wah nanti anakku begini", "wah nanti kata keluarga besar begini" atau hal-hal yang menyedihkan lainnya. Namun sayang, potensinya nggak dilihat," ujar Poppy.

"Potensinya apa sih? Kamu merdeka, kamu bahagia. Ketika anakmu melihat kamu bahagia, akan menjadi anak yang bahagia juga," tutupnya.

Semoga beberapa tips yang disampaikan oleh Poppy Dihardjo bisa membantu Kawan Puan untuk terlepas dari penjara toxic marriage. (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh