Tenun Ikat, Warisan Asal Garut yang Dipakai Voice of Baceprot saat Tampil di Prancis

Ardela Nabila - Senin, 6 Desember 2021
Voice of Baceprot di Trans Musicales, Rennes, Prancis pada Sabtu (4/12/2021).
Voice of Baceprot di Trans Musicales, Rennes, Prancis pada Sabtu (4/12/2021). Instagram.com/voiceofbaceprot

Motif yang dipilih para pengrajin tenun ikat Garut umumnya memiliki bentuk geometris dengan bunga-bunga berukuran besar.

Tenun ikat asal Garut memiliki kualitas yang sangat baik, hal ini dikarenakan Garut merupakan pusat penghasil benang sutra berkualitas di Indonesia.

Tak heran, tenun ikat sutra Garut pun kerap dilirik oleh sejumlah perancang busana ternama di Indonesia.

Uniknya lagi, para pengrajin kain tenun masih membuat fashion item tradisional ini dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), sehingga masih menunjukkan ciri khasnya.

Hanya saja memang, karena dibuat secara manual, pembuatan tenun ikat membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Baca Juga: Tunjukkan Kekuatan, Intip Gaya Glamor Elle Fanning di Serial The Great

Dalam satu hari, para pengrajin biasanya hanya bisa membuat satu sampai dua meter kain tenunan saja.

Budaya tenun ikat yang sudah terkenal dan diwariskan secara turun-temurun ini ternyata pernah mengalami kepunahan, lo, Kawan Puan.

Hal tersebut terjadi karena kurang populernya sentra tenun ikat di Kabupaten Garut saat itu.

Selain itu, banyak juga pengrajin tenun ikat yang beralih ke tenun putihan berwarna monokrom.

Akan tetapi, karena harga kain putihan tidak seberapa, akhirnya banyak pengrajin tenun ikat yang kembali menunjukkan kreativitasnya dengan tenun ikat.

Sumber: Info Garut
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara