4 Jenis Nutrisi yang Harus Dipenuhi Anak dengan Gangguan Belajar

Anna Maria Anggita - Jumat, 3 Desember 2021
Nutrisi untuk anak dengan gangguan belajar
Nutrisi untuk anak dengan gangguan belajar fcafotodigital

Parapuan.co - Seorang anak yang mengalami gangguan belajar itu bukan berarti ia tidak mau belajar.

Sebab, meski sudah berusaha keras untuk belajar, anak yang menderita gangguan belajar itu memang kesulitan menerima pelajaran.

Di mana gangguan belajar ini membuat seorang anak mengalami kesulitas dalam satu atau lebih bidang pembelajaran.

Dilansir dari Parenting Special Needs, ketidakmpuan belajar sebagian besar berasal dari gangguan kecil di otak yang tidak berfungsi dengan baik.

Meskipun penyebab gangguan belajar belum diidentifikasi secara konkret, tapi perlu dipahami bahwa ada metode untuk memerangi kondisi tersebut, salah satunya dengan menyantap makanan bernutrisi.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Catat! Begini Cara Jitu agar Si Kecil Mau Makan Sayur

Sebab ada sifat yang secara alami yang ditemukan dalam makanan untuk membantu meningkatkan cara kerja otak.

Berikut ini lima jenis nutrisi yang baik bagi penderita gangguan belajar, simak ya!

1. Metionin

Kekurangan metionin yang merupakan salah satu jenis asam amino esensial dapat memengaruhi perilaku dan pembelajaran. 

Maka dari itu penting bagi pengidap gangguan belajar untuk memenuhi kebutuhan metionin dari makanan yang akan dikonsumsi.

Misalnya dari telur, susu, daging tanpa lemak, domba, dan dada ayam.

Untuk makan laut pilihlah ikan tua, herring, dan trout.

Sementara kalau dari sumber nabati bisa didapat dari kacang Brazil, kedelai, serta makanan berbasis rumput laut (spirulina).

2. Seng

Seng berperan bagi jaringan otak untuk memberikan perlindungan terhadap stres oksidatif.

Di mana kemudian otak mengalami penuaan dan menyebabkan pemrosesan informasi lebih lambat.

Biasanya kekurangan seng ditemukan pada anak-anak dengan disleksia. 

Sumber seng bisa didapatkan dari daging ayam dan sapi, yang juga mengandung zat besi serta protein.

Sementara jika dari sumber nabati, seng dari kacang merah, buncis, dan biji- bijian.

Baca Juga: 5 Tips Memasak Mudah Waffle Garing dan Empuk Seperti di Kafe

3. Asam lemak omega-3

Asam lemak omega-3 di antaranya terdiri dari  ALA (asam alfa-linolenat), DHA (asam docosahexaenoic), dan EPA (asam eicosapentaenoic) yang masing-masing memiliki manfaat tersendiri.

Mencukupi kebutuhan ketiga jenis asam lemak tersebut sangatlah baik.

Namun, perlu dipahami bahwa DHA itu berkontribusi dengan perkembangan otak dan ketajaman visual, sehingga baik bagi anak dengan gangguan belajar.

DHA ditemukan paling banyak dalam produk hewani seperti ikan, telur, daging, mackerel, salmon dan trout.

DHA juga ditemukan dalamkacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran berdaun hijau gelap dan alga. 

4. Zat besi

Zat besi mampu meningkatkan pembelajaran dan memori verbal dan nonverbal, terutama pada anak-anak dengan anemia. 

Sumber zat besi yang baik bisa didapatkan dari biji labu, kedelai, buncis, lentil, bayam matang, dan sereal.

Perlu dicatat bahwa zat besi cocok dipasangkan dengan vitamin C seperti buah jeruk untuk meningkatkan penyerapan gizi di tubuh.

Baca Juga: Ini 9 Jenis Makanan untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Penderita HIV

Selain mengonsumsi keempat jenis nutrisi di atas, penting bagi anak dengan gangguan belajar untuk menghindari makanan olahan.

Makanan kemasan dengan tambahan pemanis memiliki zat aditif yang bisa menyebabkan kesulitan untuk belajar.

Maka dari itu, sebagai orang tua penting bagi Kawan Puan untuk mengonsumsi makanan yang utuh tanpa proses pengolahan atau pun dikemas.

(*)

Resep Roti Panggang Keju Sosis, Ide Sarapan dan Bekal Anak Sekolah