Viral E-sport Masuk Kurikulum Sekolah, Ini Alasannya Termasuk Cabang Olahraga

Arintha Widya - Senin, 29 November 2021
Ilustrasi jalur karier di dunia gaming
Ilustrasi jalur karier di dunia gaming

 Parapuan.co - E-sport bisa dibilang sudah jadi tren dalam beberapa tahun terakhir sejak game online kian diminati.

Belum lagi, baru-baru ini e-sport menjadi topik perbincangan netizen karena diwacanakan masuk ke dalam kurikulum sekolah.

Di samping itu, kompetisi e-sport juga tidak hanya diadakan oleh komunitas atau para pemain game, tetapi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Tahun lalu saja, olahraga elektronik ini dikompetisikan dalam ajang Piala Menpora Esport 2020.

Bahkan, para pemain e-sport kini bukan hanya disebut sebagai gamers, tetapi atlet sebagaimana cabang olahraga fisik pada umumnya.

Baca Juga: E-sport Masuk Jadi Kurikulum Sekolah? Ini Penjelasan Kemendikbud

Sejak 2020 lalu pula, e-sport telah diakui oleh Kemenpora dan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) sebagai cabang olahraga prestasi.

Mengutip Kompas.com, pengakuan resmi tersebut dilakukan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KONI Pusat secara virtual di tanggal 25-27 Agustus 2020.

Tak cukup sampai di situ, pengakuan ini juga menjadi tanda bahwa e-sport dapat dipertandingkan di kompetisi-kompetisi resmi tingkat nasional.

Sebut saja salah satunya Pekan Olahraga Nasional (PON), bahkan kompetisi kelas dunia lainnya.

Ketua Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI), Bambang Sunarwibowo pernah menyampaikan, e-sport memang layak menjadi sebuah cabang olahraga.

Salah satu alasannya, karena menggunakan tenaga manusia berupa ketangkasan dan kecepatan.

"Esports layak menjadi sebuah cabang olahraga karena menggunakan tenaga manusia berupa kecepatan, ketangkasan, dan strategi seperti pada olahraga umumnya," tutur Bambang.

Di samping ketiga unsur di atas, e-sport menjadi cabang olahraga juga memenuhi tiga unsur, yaitu kompetitif, sportivitas, dan prestasi.

Maka tak heran, belakangan dunia pendidikan dibuat heboh lantaran kabar e-sport bakal dimasukkan ke dalam kurikulum untuk jenjang SMP dan SMA.

Baca Juga: Di Squid Game Janjikan Cuan, Bisakah Gaming Dijadikan Jalur Karier?

Wacana ini disampaikan dalam diskusi virtual belum lama ini oleh Ketua Bidang Humas dan Komunikasi PB ESI, Ashadi Ang.

Ashadi Ang menuturkan bahwa e-sport bisa menjadi wadah pengembangan potensi siswa di bidang pendidikan.

Pihaknya juga menjelaskan harapannya untuk membangun ekosistem dan menyiapkan siswa-siswi di bangku SMP hingga SMA sederajat sukses di dunia e-sport.

"Kami ingin memberikan sebuah edukasi sejak dini ketika mereka di bangku SMP, SMA, SMK. Artinya, ketika kita bicara e-sports, ekosistem dan peluangnya sebesar ini," ucap Ashadi.

"Serta, pondasi-pondasi apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan supaya menjadi atlet sukses," imbuh Ashadi Ang.

Selaras dengan itu, boleh jadi nantinya di Indonesia akan ada mata pelajaran e-sport, meski teknisnya diserahkan kepada kebijakan di sekolah masing-masing.

 

Namun, hal itu secara tidak langsung juga menunjukkan, e-sport bisa menjadi jalur karier dan peluang profesi yang cukup menjanjikan.

E-sport jadi profesi jika para atlet atau pemainnya memang memilih jalur gaming untuk berkarier secara profesional di kompetisi.

Jika tidak dan hanya sebatas untuk hobi dan bersenang-senang, maka pemain game tidak bisa lantas disebut sebagai atlet e-sport.

Baca Juga: Beri Prospek, Ternyata Seperti Ini Peluang Karier Gaming di Esports

Mengingat alasan di atas, Kawan Puan pun berkesempatan untuk berkarier di jalur ini, lho.

Terlebih jika melihat peminat game online tidak hanya dari laki-laki, melainkan banyak juga dari kalangan perempuan.

Ditambah lagi, jenis olahraga ini tak ubahnya cabang olahraga lain yang bisa dilakukan secara individu maupun tim. (*)