Sambut Hari AIDS Sedunia 2021: Ketahui Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Ericha Fernanda - Minggu, 28 November 2021
Tahapan infeksi HIV menjadi AIDS
Tahapan infeksi HIV menjadi AIDS jarun011

Parapuan.co - Menyambut Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember 2021 mendatang, pentingnya Kawan Puan mengetahui bagaimana tahapan infeksi HIV menjadi AIDS.

Perlu diketahui, HIV dan AIDS itu berbeda ya, Kawan Puan.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Sedangkan, AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah fase terberat dari infeksi HIV yang menyebabkan gangguan kekebalan tubuh, terutama sel darah putih (CD4).

"Orang masih sering salah paham. Sebenarnya, HIV itu nama virusnya, sedangkan AIDS itu nama penyakitnya," ungkap dr. Mario Johan, Medical Doctor & Content Creator dalam webinar #LebihDKTkenalHIV, Sabtu (27/11/2021).

Baca Juga: Jelang Hari AIDS Sedunia: Ketahui Fakta dan Mitos Seputar HIV/AIDS

Penularan HIV

Pada kesempatan yang sama, dr. Sandra Suryadana, Medical Consultant & Initiator @doktertanpastigma, menjelaskan bagaimana prinsip penularan HIV di tubuh manusia.

Ia menjelaskan, penularannya dengan cara masuknya HIV dari cairan tubuh tertentu ke pembuluh darah atau melalui jaringan mucus seseorang dengan HIV negatif.

"HIV ditemukan di cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan atau lendir anorectal, dan ASI," kata dr. Sandra.

Menurut dr. Sandra, HIV tidak menular bila bersalaman, berpelukan, berciuman, bersentuhan, berbagi alat mandi, baju, alat makan, dudukan toilet, dan nyamuk.

Tahapan Gejala HIV

Dokter Johan menjelaskan tiga tahapan utama bagaimana infeksi HIV menjadi AIDS. Simak, penjelasan selengkapnya!

Tahap 1 : Infeksi HIV Akut

Gejala awal seseorang terinfeksi HIV adalah flu selama 2-4 minggu, tapi ada juga beberapa orang yang tidak mengalami gejala sama sekali.

"Beberapa orang mengalami gejala seperti flu dalam dua sampai tiga minggu setelah terinfeksi HIV. Gejala-gejala ini dapat bertahan selama beberapa hari sampai dengan beberapa minggu," tutur dr. Johan.

"Tetapi beberapa orang yang sudah terinfeksi HIV bisa tidak mengalami gejala sama sekali," lanjutnya.

Baca Juga: Lakukan Tes HIV untuk Ketahui Kondisi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Dokter Johan menyebut, ada beberapa gejala yang menyertai saat seseorang terinfeksi HIV, antara lain:

  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Demam
  • Ruam
  • Nyeri otot
  • Keringat malam
  • Kelelahan dan lemas
  • Meriang
  • Ulkus mulut dan sariawan yang menyebar

"Jumlah HIV dalam darah banyak dan sangat menular. Hanya tes antigen atau antibodi dan Nucleic Acid Tests (NATs) yang dapat mendiagnosa pada fase infeksi HIV akut," imbuhnya.

Tahap 2 : Fase Laten Klinis

Fase kedua ini juga disebut fase laten klinis atau fase asimptomatik.

Pada fase ini, HIV tetap aktif dan bereproduksi di level yang sangat rendah sehingga pasien bisa tidak bergejala.

"Di fase laten klinis, tanpa pengobatan yang tepat dan adekuat (memadai) pasien tetap bisa menularkan, walaupun tidak bergejala," kata dr. Johan.

"Seseorang bisa tidak bergejala selama 10-15 tahun di fase ini," imbuhnya.

Tanpa deteksi dan pengobatan yang memadai, di akhir fase ini jumlah HIV dalam darah (viral load) dapat meningkat.

Selanjutnya, nilai CD4 (antibodi) menurun sehingga timbul gejala dan menjadi fase selanjutnya yaitu AIDS.

Baca Juga: Berikut Ini Merupakan Cara Efektif Mencegah Penularan HIV

Tahap 3 : AIDS

AIDS adalah fase terberat dalam infeksi HIV, memiliki jumlah virus (viral load) yang tinggi dalam darahnya, dan sangat infeksius.

Orang dengan AIDS memiliki sistem kekebalan tubuh yang sangat buruk, sehingga sangat rentan terkena penyakit dan masalah kesehatan lainnya yang fatal (infeksi oportunistik).

Tanpa pengobatan, orang dengan AIDS biasanya hanya bertahan hingga tiga tahun.

"Yang kita jauhi adalah virus dan perilaku berisikonya, seperti free sex tanpa pengaman, bukan orangnya," pesan dr. Johan.

Kawan Puan, penting bagi kita untuk menghindari HIV dan faktor risikonya, tapi bukan penderitanya yang kita jauhi, ya.

Stay healthy!

(*)