Alasan Korban Kekerasan pada Perempuan Tidak Melaporkan yang Mereka Alami

Putri Mayla - Rabu, 24 November 2021
Alasan mengapa korban kekerasan pada perempuan secara seksual terkadang atau bahkan kerap kali tidak melaporkan apa yang mereka alami.
Alasan mengapa korban kekerasan pada perempuan secara seksual terkadang atau bahkan kerap kali tidak melaporkan apa yang mereka alami. Photo by Liza Summer from Pexels

Parapuan.co - Kekerasan pada perempuan dan anak secara seksual masih marak terjadi di Indonesia.

Namun rupanya, tidak semua korban pelecehan seksual tidak memberi tahu orang terdekat atua siapa pun yang dipercaya terkait apa yang mereka alami.

Kerap kali, jika mereka mengungkapkan pengalaman mereka, itu mungkin berhari-hari, atau bahkan bertahun-tahun kemudian.

Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan mengapa seseorang tidak mengungkapkan apa yang dialami.

Maka itu, perlu untuk mengetahui alasan-alasan mengapa ada kemungkinan korban tidak menceritakannya.

Baca Juga: Jenis Kekerasan pada Perempuan secara Online dan Efeknya terhadap Kesehatan Mental

Lantas, apa saja alasan seseorang tidak segera melaporkan kekerasan pada perempuan yang mereka alami?

Berikut beberapa beberapa alasan mengapa orang tidak segera, atau tidak pernah, mengatakan kekerasan seksual yang mereka alami, seperti dilansir dari laman Jackson Health System.

Malu

Kerap kali mereka yang mengalaminya merasa ada yang salah dengan dirinya karena mengalaminya.

Jika kamu malu akan sesuatu, kamu cenderung tidak membagikannya kepada orang lain.

Selanjutnya, ini alasan lainnya mengapa seseorang tidak melaporkan kejahatan terhadap perempuan secara seksual yang mereka alami.

 

 

Takut

Korban kekerasan pada perempuan bisa saja takut tidak dipercaya, takut akan pembalasan.

Kemudian takut bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap kamu dan memperlakukan kamu, takut bagaimana polisi akan merespons, takut dikucilkan, takut dihakimi.

Ini hanyalah beberapa jenis ketakutan yang mungkin dirasakan orang ketika berpikir untuk memberi tahu seseorang tentang apa yang mereka alami.

Ketidakpastian

Orang yang mengalami kekerasan seksual mungkin tidak tahu bahwa mereka memiliki hak.

Akibatnya, mereka cenderung tidak tahu apa yang harus atau tidak harus mereka lakukan jika mereka mengungkapkan bahwa mereka adalah korban.

Baca Juga: Seorang ARMY Bangladesh Diduga Mengalami Kekerasan pada Perempuan

 

Rasa Bersalah

Kadang-kadang ketika orang mengalami kekerasan seksual, mereka mengingat kejadian itu berulang kali, dan mencoba memahami apa yang terjadi pada mereka.

Korban mungkin menyalahkan diri sendiri, yang mengarah pada perasaan bersalah.

Dan seperti rasa malu, ketika seseorang percaya bahwa mereka bersalah atas sesuatu, sulit untuk memberitahu orang lain tentang hal itu.

Menghindar

Tidak jarang orang yang pernah mengalami kekerasan seksual ingin melupakan kejadian itu dan "move on."

Mereka percaya bahwa mereka dapat melakukan ini dengan tidak berpikir atau berbicara tentang apa yang terjadi.

Selain itu, berbicara dan memikirkan pengalaman traumatis terkait kejahatan terhadap perempuan secara seksual bisa menyakitkan, sehingga orang dapat menghindarinya dengan cara apa pun.

Jika seseorang mengungkapkan kepadamu bahwa mereka mengalami pelecehan seksual, harap ingat semua hambatan di atas.

Hambatan tersebut yang mungkin mereka hadapi sebelum menemukan keberanian untuk berbicara.

Tanggapi dengan belas kasih, perhatian, dan kepercayaan.

Jangan memberikan nasihat yang tidak diminta.

Bantu mereka membuat keputusan sendiri tentang apa, jika ada, yang ingin mereka lakukan selanjutnya.

Baca Juga: Tanda dan Dampak Kekerasan pada Perempuan Remaja dan Anak, Apa Saja?

Hal ini juga dapat diterapkan jika korban merupakan ank di bawah umur dan orang dewasa yang rentan.

Lebih lanjut lagi, hambatan di atas dapat membantu, sehingga kamu dapat menanggapinya dengan pengertian.

Jika kamu telah diserang secara seksual dan sedang mempertimbangkan untuk memberi tahu seseorang, ketahuilah bahwa tidak ada kata terlambat dan kamu tidak sendirian.

Sebagian besar komunitas memiliki advokat, terapis, dan dukungan sebaya yang tersedia untuk membantu.

Permasalahan kejahatan seksual harus menjadi perhatian banyak pihak, terutama pihak berwenang.

(*)

Sumber: Jackson Health System
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh