Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Cara Orang Tua Mengajari Anak Bijak Memanfaatkan Teknologi

Putri Mayla - Kamis, 11 November 2021
Dalam persiapan sekolah tatap muka, ada cara yang bisa dilakukan orang tua supaya anak terhindar dari dampak buruk teknologi.
Dalam persiapan sekolah tatap muka, ada cara yang bisa dilakukan orang tua supaya anak terhindar dari dampak buruk teknologi. Deepak Sethi

Parapuan.co - Sebelum persiapan sekolah tatap muka, teknologi menjadi alat yang intens dekat dengan anak selama belajar di rumah.

Mereka menjadi semakin terbiasa dengan teknologi yang berasal dari gawai atau ponsel pintar.

Untuk diketahui, perkembangan otak anak bergantung dari nutrisi dan stimulasi lingkungan.

Terlebih lagi pola asuh orangtua berperan dalam tumbuh kembang anak.

Kekurangan stimulasi atau kelebihan stimulasi dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

Baca Juga: Tips Persiapan Sekolah Tatap Muka: Meningkatkan Minat Anak pada Mata Pelajaran Sulit

Hal ini yang harus diperhatikan orang tua terutama saat persiapan sekolah tatap muka.

Tumbuh kembang anak yang terganggu akibat kekurangan atau kelebihan stimulasi yakni gangguan sensorik, motorik ataupun gangguan proses kecerdasan dan perilaku.

Kemudian, penggunaan gawai dapat menimbulkan stimulus di otak anak.

Melansir Kompas, salah satu narasumber Dr. dr. Yetty Ramli, SpS(k), Spesialis Syaraf Anak Departemen Neurologi RSCM memberikan penjelasan terkait dampak teknologi bagi anak, dalam webinar Siberkreasi gelaran Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud Ristek beberapa waktu lalu.

"Nanti ada persepsi di otak yang akan disimpan melalui informasi, kalau informasi itu bagus yang diterima anak pun akan berdampak positif," ujarnya seperti dikutip dari laman Direktorat SD via Kompas.

Pasalnya, tak dapat dipungkiri bahwa selama pandemi terjadi peningkatan penggunaan gawai oleh anak sebelum pembelajaran langsung di sekolah.

 

Selama persiapan sekolah tatap muka, anak-anak dapat mengonsumsi informasi melalui gawai.

Dr. Yetty menambahkan, jika anak mengonsumsi informasi yang negatif maka akan ada perubahan di otak anak tersebut yang mengarah kepada hal negatif pula.

Penting untuk diketahui, lingkungan terutama orang tua sangat berperan penting.

Hal ini agar anak terhindar dari paparan informasi yang tidak sesuai dan menimbulkan efek negatif.

Terlebih di era perkembangan teknologi dan digital yang semakin pesat saat ini.

Baca Juga: Dalam Persiapan Sekolah Tatap Muka, Hindari 10 Kesalahan Mendidik Anak Ini

Orang tua dapat memberi contoh pada anak untuk bijak dalam memanfaatkan teknologi terkini.

Begini cara yang dapat dilakukan orang tua agar anak terhindar dampak buruk teknologi:

- Orangtua harus mendorong pemilihan program yang cermat untuk dilihat bersama-sama dan mendiskusikan konten dengan anak-anak dan remaja.

- Orangtua harus mengajarkan keterampilan menonton secara kritis.

Selanjutnya ini cara lainnya agar anak terhindar dampar buruk teknologi terutama saat persiapan pembelajaran sekolah secara langsung.

- Orangtua harus membatasi dan memfokuskan waktu jangan dihabiskan dengan media.

- Harus selektif serta membatasi pilihan media bagi anak-anak.

- Orangtua juga harus menekankan kegiatan alternatif dan menciptakan lingkungan bebas media elektronik di kamar anak-anak.

- Hindari penggunaan media sebagai babysitter elektronik.

- Orangtua diimbau untuk menghindari tayangan televisi untuk anak di bawah usia 2 tahun meskipun program televisi tertentu dapat meningkatkan kemampuan kecerdasan anak.

- Ada penelitian tentang perkembangan otak dini menunjukkan bahwa bayi dan balita memiliki kebutuhan penting untuk interaksi langsung dengan orangtua.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka: 7 Cara Mengajarkan Anak Menjadi Penyabar

- Tentunya dalam pengasuhan anak, untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang sehat dalam meningkatkan keterampilan sosial, emosional dan kognitif yang sesuai.

"Oleh karena itu mengekspos anak-anak kecil pada program televisi harus dicegah," katan Dr. Yetty.

Maka setidaknya berikan waktu selama 60 menit perhari untuk aktivitas fisik.

Lakukan selama 2 jam atau kurang setiap harinya waktu untuk rekreasi di layar.

Tak hanya itu, anak juga harus tidur 9 sampai 11 jam per malam bagi anak berusia 8 sampai 11 tahun.

Pasalnya anak-anak di bawah 3 tahun merupakan masa periode sensitif dan penting terhadap perkembangan otak anak.

Pengalaman awal dan lingkungan mereka dapat mengubah ekspresi dan memengaruhi perkembangan saraf jangka panjang.

Maka itu, pemanfaatan teknologi dengan bijak ini penting juga diterapkan dalam masa persiapan sekolah tatap muka.

(*)

Sumber: kompas
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara