Peran UMKM seperti Toko Nol Sampah dalam Mewujudkan Ekonomi Sirkular

Arintha Widya - Selasa, 2 November 2021
Merek kosmetik yang terima limbah kemasan
Merek kosmetik yang terima limbah kemasan Olesia Bekh

Parapuan.co - Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah menggaungkan ekonomi sirkular untuk meminimalkan produksi kemasan yang hanya akan jadi sampah.

Melalui ekonomi sirkular, akan lebih tercipta lingkungan yang sehat dan minim sampah karena tak banyak kemasan terbuang.

Ditambah lagi dengan prinsip ekonomi sirkular, kemasan sekali pakai pun dapat didaur ulang dan menghasilkan produk baru yang bernilai.

Baca Juga: Sistem Ekonomi Sirkular Bisa Dimulai dari UMKM, Begini Kata Praktisi

Walau tampak sulit untuk dilakukan, terlebih pada perusahaan berskala besar, kenyataannya pelaku UMKM sudah banyak mengaplikasikannya.

Salah satunya ialah toko kelontong Nol Sampah, UMKM yang dijalankan oleh Siska Nirmala Puspitasari atau akrab disapa Pieta.

Perempuan asal Bandung tersebut mendirikan toko Nol Sampah sejak September 2020 dan sudah punya banyak pelanggan maupun pemasok barang.

Ketika diwawancara PARAPUAN mengenai ekonomi sirkular belum lama ini, Pieta menjelaskan bahwa peran kecil dari tokonya pun bisa membantu membangun sistem tersebut.

Untuk penerapan sistem ekonomi sirkular di Indonesia secara luas butuh waktu, sehingga UMKM bisa saja memulainya dari lingkup yang lebih kecil dan efektif.

"Masih jauh kalau menurut aku supporting system-nya untuk ekonomi sirkular ini. Tapi pelan-pelan lagi menuju ke sana," tutur Pieta terkait situasi di tanah air.

Ia juga mengungkap perannya menjadi supporting system di akar rumput, alias masyarakat bawah.

"Akar rumputnya di level masyarakat, di mana mereka bisa memenuhi kebutuhan mereka tanpa memproduksi kemasan," imbuh Pieta.

Baca Juga: Mengenal Ekonomi Sirkular Lewat Hadirnya Toko Kelontong Nol Sampah

Di samping UMKM, belakangan Pieta menyebut mulai munculnya startup yang juga menggalakkan tentang sistem refill untuk mengurangi sampah plastik.

Beberapa startup terkait disebut juga sudah bekerja sama dengan perusahaan besar, terutama yang menjual produk-produk dengan kemasan botol atau jar plastik.

Apa yang dikatakan Pieta tersebut ada benarnya, di mana ide tentang penggunaan kembali kemasan produk banyak dilakukan perusahaan.

Bahkan, sebuah brand produk kecantikan di tanah air juga sudah mengiklankan tentang penggunaan kembali kemasan.

Mereka memasang iklan televisi yang isinya, konsumen dapat mengirimkan kembali kemasan-kemasan produk ke perusahaan terkait.

 Baca Juga: Dukung Ekonomi Sirkular, Begini Praktik Jual Beli di Toko Nol Sampah

Kemasan itu akan digunakan kembali, sehingga perusahaan atau brand tertentu tidak perlu lagi memproduksi yang baru.

Dengan begitu, sampah produk yang terbuat dari plastik maupun bahan lainnya juga tidak terbuang begitu saja.

Nah, Kawan Puan sebagai konsumen juga bisa mempraktikkan gaya hidup zero waste semacam ini untuk mengurangi sampah.

Kamu dapat menggunakan kembali kemasan produk yang tersedia dalam berbagai ukuran untuk menyimpan bumbu dapur atau perlengkapan rumah tangga lainnya, misalnya. (*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh