Buta Warna Lebih Sering Dialami Laki-Laki, Mengapa Demikian?

Anna Maria Anggita - Kamis, 28 Oktober 2021
Penjelasan mengapa laki-laki lebih berisiko mengalami buta warna
Penjelasan mengapa laki-laki lebih berisiko mengalami buta warna Maria Vonotna

Parapuan.co - Buta warna adalah suatu gangguan penglihatan pada seseorang terhadap persepsi warna.

Di mana orang yang menderita buta warna kesulitan atau tidak mampu membedakan warna tertentu.

Buta warna dibagi menjadi dua kategori yakni buta warna total yaitu penderitanya hanya bisa mengenali warna hitam dan putih.

Baca Juga: Obat Alami untuk Mengatasi Infeksi Mata yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Sementara kategori selanjutnya yaitu buta warna parsial, yakni ketika penderitanya tidak bisa mengenali warna tertentu, kasus paling umum adalah kesulitan membedakan gabungan merah dan hijau.

Perlu dipahami oleh Kawan Puan bahwa ternyata penderita buta warna lebih sering dialami oleh kaum laki-laki.

Mengapa demikian?

Mengutip informasi dari RSUD Sidoarjo, buta warna merupakan kelainan warisan atau genetika yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya.

Kelainan ini sering juga disebut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X.

Dalam arti lain, kromosom Y tidak membawa faktor buta warna.

Hal tersebutlah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki-laki dan perempuan.

Pasalnya perempuan itu dianggap sebagai pembawa sifat atau carrier.

Perempuan mempunyai kromosom XX, sedangkan pada pria mempunyai kromosom XY. 

Apabila seorang perempuan hanya mempunyai satu kromosom X yang membawa sifat buta warna, maka perempuan ini merupakan pembawa sifat atau “carrier”.

Di mana secara fisik tidak mengalami kelainan buta warna, tetapi perempuan dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak.

Seandainya pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang perempuan tersebut menderita buta warna.

Jikalau hal ini terjadi, maka anak laki-lakinya juga pasti buta warna karena dia mewarisi kromosom X dengan faktor buta warna dari ibunya.

Selain karena keturunan, buta warna dapat disebabkan karena mutasi gen opsin pada kromosom X.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu, Ini 6 Makanan yang Menjaga Kesehatan Mata Anak

Menurut informasi dari Kompas.com, dr. Amyta Miranty, Sp M, Presiden Direktur RS Mata Aini, Jakarta, orang tua perlu waspada dengan kesehatan mata anaknya.

Alangkah baiknya,  segera periksakan anak, terutama bila si kecil tidak bisa membedakan warna atau salah menyebutkan warna walaupun sudah sering diajarkan.

Tak hanya itu saja, orang tua perlu memperhatikan riwayat keluarga, cari tahu apakah ada anggota keluarga yang mengalami buta warna.

Jika memang ada riwayat tersebut, maka kemungkinan kondisi ini akan diturunkan kepada anak.

Di samping itu, untungnya pemeriksaan buta warna bisa dilakukan senditi di rumah, caranya pun cukup mudah, yakni campurkan benang wol yang beraneka warna.

Setelah benang dicampurkan, mintalah anak untuk mengambil benang dengan warna tertentu.

Perhatikan sikap anak, jika si kecil tampak bingung membedakan warna, maka sebagai orang tua Kawan Puan tidak perlu ragu untuk mengkonsultasikan buah hari ke dokter mata.

Demi memastikan apakah anak mengalami buta warna, umumnya dokter akan melakukan tes hara dengan menggunakan buku yang berisi kombinasi warna.

Baca Juga: Apakah Penderita Kanker Payudara Tetap Bisa Menyusui? Ini Kata Dokter

Kemudian akan dilakukan tes penunjang, misalnya pemeriksaan organ mata.

Sebab, kerusakan pada mata itu bukan hanya buta warna saja, tapi mungkin ada hal lain seperti ketajaman penglihatan mata.

Sebagai catatan pula, sebagai orang tua, Kawan Puan tidak perlu khawatir, karena anak yang menderita buta warna itu tidak mengalami hambatan secara fisik dan kesehatan.

Hal ini dikarenakan anak tetap bisa, beraktivitas, bersekolah, dan berkarier. (*)

 

Sumber: Kompas.com,RSUD Sidoarjo
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara

Bukan Hanya Anak-Anak, Ahli Ingatkan Pentingnya Vaksin Dewasa