Sering Dialami Pekerja Perempuan, Begini Cara Menghadapi Karyawan yang Memiliki PTSD

Tentry Yudvi Dian Utami - Sabtu, 23 Oktober 2021
Strategi untuk menghadapi karyawan atau anggota tim yang mengalami PTSD di tempat kerja
Strategi untuk menghadapi karyawan atau anggota tim yang mengalami PTSD di tempat kerja Istoma

Parapuan.co - Saat menjadi manager, kita pasti dihadapkan dengan beragam karakter dan personality karyawan.

Ini juga yang akhirnya membuat kita perlu banyak belajar tentang banyak karyawan, terlebih bila ada anggota tim memiliki PTSD (Post traumatic Stress Disorder).

Melansir mindtools, PTSD sering dialami oleh banyak korban kekerasan, kecelakaan, bencana alam.

Trauma dalam diri mereka bisa menganggu kesehatan mental hingga harian dalam bekerja.

Baca Juga: 5 Kesalahan yang Patut Dihindari Wanita Karir dalam Bekerja, Apa Saja?

Bagi karyawan yang mengalami PTSD, tempat kerja merupakan lingkungan yang memusinglan dan agresif. 

Sebab itu, sikap welas asih dan pengertian kamu sebagai seorang manager atau pemimpin tim sangat dibutuhkan.

 

Lalu, bagaimana mengidentifikasi karyawan yang mengalami PTSD?

Ada beberapa gejala umum yang sering ditemukan di tempat kerja. Berikut di antaranya:

1. Sulit menerima dan mencerna sebuah informasi.

2. Sulit berkonsentrasi dalam pekerjaan.

3. Merasa takut dan cemas.

4. Hubungan buruk dengan rekan kerja

5. Reaksi yang berlebihan terhadap sesuatu kenangan yang membuat mereka ingat traumanya.

6. Sulit untuk bangun.

7. Serangan panik.

8. Absen

Nah, bila memang karyawan atau anggota tim kamu memiliki gejala PTSD ini, berikut hal yang bisa kamu lakukan.

1. Mengelola dialog

Penting bagi mereka untuk membuat komunikasi selalu terbuka.

Orang yang mengalami PTSD mungkin merasa malu untuk bertanya atau meminta pertolongan.

Jadi, cobalah berinsiatif dan bertanya bagaimana tim kamu bisa membantunya.

Gunakan pendengaran simpatik dan perhatikan apa yang mereka katakan.

Bila mereka menolak untuk bicara, tunggulah sampai mereka ingin terbuka dan jangan interupsi pembicaraan mereka.

Sabarlah dan selalu ingat untuk memberikan orang kesempatan bicara tentang minatnya.

Bila mereka nyaman menggunakan komunikasi dengan menulis, mereka bisa sampaikan dengan e-mail.

Baca Juga: 4 Cara agar Pekerjaan Utama dan Sampingan dapat Berjalan Seimbang

2. Temukan kebutuhan mereka

Cobalah bertanya dengan sangat sederhana tentang apa yang bisa kamu lakukan untuk mengubah lingkungan pekerjaan.

Berikut tipsnya yang sesuai dengan isu dan gejala kesehatan mentalnya:

- Sulit konsentrasi: berikan mereka ruangan yang sunyi dengan sedikit distraksi. Mereka bisa menggunakan earphones untuk membuat mereka tenang ketika bekerja.

- Daya ingat yang buruk: buatlah list proyek dan berikan mereka instruksi secara tertulis, bagaimana mereka bisa selesaikan tugas mereka.

Gunakan kalendar elektronik yang bisa membuat mereka teringat tentang deadline.

- Waktu dan managemen: Berikan tugas kecil dan mudah dilakukan untuk mencapai tujuan. Buatlah list yang harus dilakukan per hari atau pun mingguan.

- Stres: ada banyak strategi untuk mengatasi stres pekerjaan. Cobalah untuk menghapus pemicu dalam pekerjaan yang bisa membuat mereka teringat dalam kenangan.

Hal lainnya, izinkan mereka untuk istirahat dalam bekerja. Ini mungkin membuat mereka jadi punya jam lebih panjang untuk pekerjaannya.

3. Hadapi isunya

Sangat penting untuk menghadapi isunya, ketika mereka mulai bercerita atau terpicu sebuah kenangan.

Bila mereka masalah dalam mencapai tujuan atau KPI, cobalah tanya ke mereka apa yang bisa kamu lakukan untuk membuat mereka mencapai targetnya.

Selalu lakukan feedback untuk perubahan diri mereka dalam bekerja.

(*)