Parapuan.co - Kawan Puan, sebelum melanjutkan hubungan ke jenjang lebih tinggi seperti pernikahan harus dipertimbangkan secara matang secara fisik dan mental.
Pastikan Kawan Puan dan pasangan memiliki komitmen untuk melakukan komunikasi terbuka dan jujur guna mengurangi risiko kesalahpahaman di kemudian hari.
Sebelum memutuskan menikah, coba diskusikan beberapa pertanyaan dan masalah ini bersama pasanganmu.
Seperti yang dilansir dari Bright Side, berikut hal yang perlu Kawan Puan diskusikan sebelum menikah:
Baca Juga: Superiority Complex, 5 Tanda Pasangan Suka Mengatur dan Merendahkan
1. “Bagaimana kita akan menggabungkan keuangan?”
Tak perlu ragu dan malu bertanya mendiskusikan tentang masalah keuangan agar tidak menjadi kecurigaan di kemudian hari.
Bicaralah tentang bagaimana mengelola uang, hutang, uang pribadi, tabungan, donasi, atau nafkah kepada orang-tua masing-masing.
2. "Perbuatan seperti apa yang kamu anggap selingkuh?"
Setiap orang menganggap tindakan perselingkuhan itu berbeda-beda, ada yang secara intens berkomunikasi atau mencium pipi kanan-kiri lawan jenis.
Saling terbukalah di awal jika kalian tidak nyaman dengan beberapa perbuatan yang dianggap selingkuh oleh pasangan guna menghindari kesalahpahaman.
2. “Apa impian dan rencana masa depanmu?”
Tidak semua orang merencanakan hidupnya, namun pasti ada gagasan bagaimana menciptakan hubungan, karier, dan keluarga yang lebih baik.
Mengetahui apa saja yang harus diperjuangkan dari awal bisa saling bahu-membahu untuk membantu dan mendukung.
4. “Apakah kita berencana untuk memiliki anak?”
Tidak semua orang yang menikah ingin memiliki anak. Tanggung jawab menjadi orang tua mencakup menerima, mencintai tanpa syarat, dan bertanggung jawab.
Jangan sampai di tengah jalan kamu dan pasangan berseteru karena salah satunya tidak menginginkan anak, bicarakan tentang hal ini.
Baca Juga: 5 Perilaku Clingy yang Bisa Merusak Hubunganmu dengan Pasangan
5. “Bagaimana kita membagi tugas kita?”
Tak hanya membahas tentang kariermu, pastikan membahas tentang pembagian tugas domestik di rumah agar tidak saling keberatan melaksanakannya.
Bertanggung jawablah dengan apa yang telah disepakati bersama, terlebih jika mengurus rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga.
6. “Bagaimana riwayat kesehatan dan kesehatan mentalmu?”
Sebelum melakukan tes kesehatan pra-pernikahan, diharapkan pasangan untuk saling terbuka tentang masalah kesehatan fisik dan mental.
Jika harus melakukan perawatan medis tertentu, komunikasikanlah secara terbuka dengan pasangan supaya tidak ada manipulasi.
7. “Di mana kita ingin tinggal?”
Setiap pasangan menikah harus memiliki tempat tinggal, apakah rumah sendiri, sewa, kontrak, atau bergabung bersama orang tua.
Rencanakan bagaimana kamu dan pasangan menjadi mandiri di mana untuk tinggal bersama atau bahkan terpisah karena pekerjaan. (*)
Baca Juga: 5 Cara Mempertahankan Pernikahan Meski Sudah di Ambang Perceraian
