Wanita Karir Memiliki Peran yang Tak Terlihat Selama Pandemi, Apa Saja?

Putri Mayla - Senin, 18 Oktober 2021
Penelitian ungkap perempuan karier dengan posisi pemimpin memiliki peran pekerjaan yang tak terlihat selama pandemi.
Penelitian ungkap perempuan karier dengan posisi pemimpin memiliki peran pekerjaan yang tak terlihat selama pandemi. People photo created by tirachardz

Parapuan.co - Selama satu setengah tahun terakhir menjadi peristiwa yang menantang bagi karyawan termasuk wanita karir.

Sementara itu, sebagian perusahaan mendukung karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka.

Sebab, banyak karyawan yang melakukan pekerjaan ekstra selama satu setengah tahun terakhir.

Mereka bisa saja melakukan pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor secara bersamaan.

Baca Juga: Ini Peluang Perempuan Karier Indonesia Ikutan Great Resignation Seperti di AS

Termasuk di antaranya wanita karier yang memiliki posisi sebagai pemimpin.

Melansir dari HBR, laporan tentang keadaan perempuan di perusahaan Amerika mensurvei lebih dari 400 perusahaan dan lebih dari 65.000 karyawan dalam pekerjaan profesional dari tingkat pemula ke C-suite.

Survei menemukan bahwa di semua tingkat manajemen, perempuan muncul sebagai pemimpin yang lebih baik, lebih konsisten mendukung karyawan.

Manajer perempuan dapat membantu karyawan menavigasi tantangan kehidupan kerja.

Selain itu, dapat memastikan beban perempuan karier dapat dikelola, dan memberikan dukungan emosional.

 

Selanjutnya, wanita karir sebagai manajer perempuan juga lebih cenderung bertindak sebagai sahabat bagi perempuan di lingkungan kerja.

Perusahaan menuai banyak imbalan dari upaya peran yang mungkin tak terlihat ini.

Sebagian besar perusahaan merasa bahwa upaya manajer untuk mempromosikan kesejahteraan karyawan sangat penting dan menjadi fokus utama.

Tetapi pekerjaan ini membebani orang-orang yang melakukannya secara tidak proporsional.

Dibandingkan dengan pria dalam peran yang sama, pemimpin perempuan lebih mungkin kelelahan dan stres kronis di tempat kerja.

Baca Juga: 4 Tips Perempuan Karier Resign Secara Profesional dari Perusahaan

Kemudian, lebih dari setengah pemimpin peremupuan yang mengelola tim mengatakan bahwa selama beberapa bulan terakhir, mereka merasa kelelahan di tempat kerja.

Tak hanya itu, hampir 40% dari mereka telah mempertimbangkan untuk mengubah karier.

Misalnya dengan pindah ke pekerjaan paruh waktu atau meninggalkan angkatan kerja.

Hanya sekitar seperempat karyawan mengatakan bahwa pekerjaan tambahan yang mereka lakukan secara resmi diakui misalnya dalam ulasan kinerja.

Sebab, perempuan karier juga memerlukan ulasan dan dukungan yang baik di lingkungan kerja.

Bentuk pekerjaan tak terlihat dengan memberikan dukungan ekstra pada rekan kerja perempuan lain sering bermanifestasi sebagai "pekerjaan rumah tangga kantor."

Konsep tenaga kerja tak terlihat dan pekerjaan rumah dinas menyoroti keengganan masyarakat untuk menghargai pekerjaan yang sebagian besar dilakukan oleh perempuan.

Hal ini terjadi karena pekerjaan semacam itu sering dikaitkan dengan asumsi tentang apa yang secara alami baik atau diminati perempuan.

Selanjutnya, perempuan tidak dihargai karena kapasitas dan kekhawatiran yang dianggap intrinsik.

Oleh karena itu, ketika seorang manajer perempuan memberikan anggota tim dengan dukungan emosional selama masa krisis sosial, itu dapat diabaikan sebagai "caretaking" bukannya diakui sebagai manajemen krisis yang kuat.

Baca Juga: 7 Profesi Perempuan Karier Mendominasi Sektor Berikut, Apa Saja?

Situasi ini menyakiti para pemimpin ini karena mereka tidak mendapatkan kredit profesional atas upaya penting mereka.

Ada tanda-tanda bahwa beberapa perusahaan mulai mengambil pekerjaan ini lebih serius.

Sebab kesejahteraan karyawan membutuhkan dukungan dari banyak pihak.

Menurut survey yang masih dilansir dari HBR, para pemimpin perempuan secara tidak proporsional melakukan pekerjaan untuk membuat perusahaan mereka menjadi lebih baik dan melakukan yang lebih baik.

Maka itu, menurut survey HBR, perusahaan harus berbuat lebih baik dengan wanita karir yang melakukan pekerjaan ekstra yang tidak terlihat, seperti mendukung kesejahteraan karyawan lainnya.

(*)

Sumber: hbr.org
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami