Jaga Imunitas, Perhatikan Faktor Berikut Ini Sebelum Minum Vitamin C

Maharani Kusuma Daruwati - Senin, 18 Oktober 2021
Cermati hal ini sebelum konsumsi vitamin C
Cermati hal ini sebelum konsumsi vitamin C iStockphotos

Parapuan.co - Memasuki masa adaptasi kenormalan baru, vitamin C masih berperan penting dalam mendukung sistem imunitas kita.

Namun meskipun sangat penting perannya bagi imunitas, konsumsi vitamin C ternyata bisa juga memicu berbagai gejala dan ketidaknyamanan di lambung, khususnya bagi mereka yang memang memiliki kecenderungan gangguan asam lambung.

Nutrisionis Dr. Rita Ramayulis, DCN, M. Kes., pengurus DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dan Ketua Indonesia Sport Nutritionists Association (ISNA) menjelaskan peran vitamin C sebagai zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh setiap hari dan harus didatangkan dari luar.

Baca Juga: Ingin Donor Darah tapi Hemoglobin Rendah? Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini

“Selain berperan sebagai antioksidan dan meningkatkan penyerapan mineral seperti kalsium dan zat besi, vitamin C memiliki lima peran spesifik terhadap imunitas," terang Dr. Rita Ramayulis, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN, Senin (18/10/2021).

Dr. Rita Ramayulis mengungkapkan cara kerja vitamin C untuk tubuh.

"Pertama, memindahkan neutrofil (sel darah putih yang membantu melawan infeksi) ke jaringan yang terinfeksi sehingga infeksi segera bisa diatasi. Kedua, mempercepat produksi sitokin sebagai bahan pesan utama untuk tubuh terinfeksi atau tidak.

"Ketiga, mengaktivasi kerja sel darah putih dalam memakan bakteri atau antigen lainnya. Keempat dan kelima, mempercepat pertambahan jumlah sel B dan sel T (imunoglobulin) yang bertugas mengingat struktur virus tertentu.

"Jadi intinya, di masa pandemi atau bukan, vitamin C berperan dalam pertahanan tubuh dan kita tidak boleh berada dalam kondisi defisiensi vitamin C,” papar Dr. Rita Ramayulis.

Namun, ternyata konsumsi vitamin C harus tepat, juga tidak sembarang.

Karena alih-alih memperkuat imunitas, ternyata pada orang tertentu justru bisa memicu permasalahan lain, khususnya jika memiliki lambung yang sensitif.

dr. Iwan Dermawan S. Ked., seorang tenaga kesehatan di kota Depok juga menemukan banyak pasien yang mengeluhkan lambungnya perih sesudah minum vitamin C, menunjukan gejala sendawa berkepanjangan atau gejala-gejala tidak nyaman lainnya.

“Perlu diingat bahwa vitamin C memiliki nama lain asam askorbat. Sesuai namanya, maka sifatnya asam dan pada orang tertentu bisa mempengaruhi kondisi asam lambung,” tutur dr. Iwan Dermawan.

Berikut beberapa faktor yang penting untuk dicermati dalam memilih vitamin C yang layak dikonsumsi setiap hari.

Baca Juga: 8 Kandungan Skincare Terbaik untuk Mencegah Penuaan

Pilih yang Aman untuk Lambung

Suplementasi vitamin C yang beredar juga berbeda-beda ikatannya.

Ada yang bentuknya asam askorbat murni dan biasanya cenderung bereaksi meningkatkan produksi asam lambung.

Tetapi pada beberapa suplemen lain asam askorbat itu diikat dengan dengan mineral yang bersifat basa.

"Jadi, ketika sampai di lambung tidak membuat situasi sangat asam, karena sifat mineral itu membasakan, sehingga terjadi keseimbangan asam basa di dalam lambung.

"Hal ini dimungkinkan berkat kecanggihan teknologi di bidang farmasi. Salah satunya sodium askorbat yang sering disebut buffered vitamin C. Jadi, walaupun sifat vitamin C sesungguhnya memang asam, namun vitamin C yang dihasilkan lebih bisa diterima oleh orang-orang dengan gangguan asam lambung,” jelas Dr. Rita Ramayulis.

Hindari yang Bersoda dan Berpengawet

Selain kandungan pengikat asam askorbat ini, Dr. Rita Ramayulis juga menganjurkan kita untuk mewaspadai kandungan soda di beberapa suplemen vitamin C dalam kemasan.

Penggunaan soda di vitamin C soda itu terjadi karena beberapa alasan, misalnya agar ada sensasi rasa, serta mengawetkan kandungan vitamin C itu agar lebih stabil.

“Berbeda dengan sparkling water, menambahkan air soda artinya memang menambahkan pengawet di dalamnya. Zat yang biasa ditambahkan itu seperti sodium bicarbonate, sodium sitrat, atau disodium fosfat. Jika itu yang ditambahkan, memang bisa saja mengawetkan kandungan vitamin C, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu oleh orang tertentu, beberapa jurnal kesehatan mengatakan dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan," terangnya.

"Biasanya muncul bermacam-macam gejala, mulai dari sembelit, perut tidak nyaman, bahkan diare. Dari perspektif keseimbangan gizi, ini jelas mengganggu, apabila pengikatnya disodium fosfat, maka fosfat berlebih akan mendorong kalsium keluar, dalam waktu tertentu ini berpengaruh pada kepadatan tulang, jadi perlu hati-hati mengonsumsinya,” jelas Dr. Rita Ramayulis dengan detail.

Mineral-mineral yang diikatkan ini seperti sodium bikarbonat, disodium fosfat, sodium sitrat, bahkan tambahan pengawet lain.

Pengawet lain yang dimaksud seperti sodium benzoat dan potasium sorbat, dalam jumlah tertentu justru membuat pH lambung makin asam, artinya membuat vitamin C tersebut makin sensitif bagi orang yang memiliki gangguan asam lambung. 

Bahkan sebenarnya risiko ini tidak hanya untuk yang memiliki lambung sensitif tetapi semua orang.

Memang mereka yang lambungnya sensitif akan lebih cepat terpicu dan merasakan keluhan.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Fisik, 5 Vitamin Ini Bisa Bantu Atasi Gangguan Kecemasan

"Secara publik, sebenarnya BPOM memang sudah menentukan dosis aman, tetapi kadang-kadang masyarakat mengonsumsi lebih dari keperluan, baik frekuensi maupun dosisnya. Padahal kandungan zat-zat tersebut juga kita dapat dari makanan lain.

"Intinya, konsumsi zat-zat seperti larutan soda dan pengawet tadi dalam waktu tertentu akan mempengaruhi kesehatan pencernaan dengan manifestasi klinis seperti disebutkan tadi.

"Tak heran ada yang sampai mengalami keluhan seperti orang keracunan, setelah konsumsi merasa mual, pusing, bisa ada yang sampai muntah, nafsu makan berkurang, hingga iritasi pada kerongkongan. Jadi tidak hanya di lambung,” papar Dr. Rita Ramayulis. 

Selanjutnya Dr. Rita Ramayulis juga menambahkan bahwa makin sedikit campuran zat pengawet ataupun zat-zat pengikat lain tentu makin baik. 

“Sebenarnya kan kita tidak memerlukan zat lain selain yang kita cari, apalagi jika ada efek negatif dari kelebihan kelebihan zat pengawet ataupun tambahan soda.

"Kemudian perhatikan juga dosisnya dan teknologi farmasi yang digunakan. Apakah keasamannya telah diolah agar lebih rendah. Itu semua perlu dipelajari agar kita bisa mengambil keputusan dengan tepat,” ujar Dr. Rita Ramayulis. 

(*)

 

4 Jenis Aromaterapi untuk Meredakan Sakit Kepala hingga Mual