Tiongkok Tugaskan Astronot Perempuan di Stasiun Luar Angkasa Baru Tiangong

Firdhayanti - Minggu, 17 Oktober 2021
Wang Yaping, astronot perempuan Tiongkok
Wang Yaping, astronot perempuan Tiongkok Instagram.com/ep.spacebr

Parapuan.co - Negara Tiongkok akan segera mengirimkan astronot perempuan untuk menjalani misi di stasiun luar angkasa baru milik Tiongkok, Tiangong. 

Astronot perempuan bernama Wang Yaping bersama timnya, Zhai Zhugang dan Ye Guangfu berangkat dengan pesawat ruang angkasa Shenzhou-13 pada Sabtu pagi (16/10/2021) waktu setempat, seperti melansir Edition CNN

Mereka melakukan lepas landas di Peluncuran Satelit Jinquan, Gurun Gobi, barat laut Tiongkok. 

Hal ini menjadi momen penting bagi perkembangan program luar angkasa. 

Baca Juga: Bangga! Nora Al Matrooshi Jadi Astronot Perempuan Pertama Asal Uni Emirat Arab

Pasalnya, Wang Yaping diharapkan menjadi perempuan Tiongkok pertama yang melakukan perjalanan luar angkasa di stasiun Tiangong. 

Mereka akan tinggal selama 183 hari. Ini merupakan tugas terlama di luar angkasa yang dilakukan astronot Tiongkok. 

Persiapan untuk mereka tinggal sudah lama dilakukan. Bulan lalu, sebuah kapal kargo mengirimkan 6 metrik ton makanan, air, botol oksigen, pakaian antariksa, dan kebutuhan lainnya ke stasiun.

Misi Kedua Wang

Meskipun begitu, ini bukan menjadi misi pertama Wang di luar angkasa. 

Sebelumnya, seorang mayor di Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok dan pilot pesawat angkut direkrut sebagai calon astronot pada tahun 2010.

Pada 2013, ia menghabiskan 15 hari di orbit dengan misi Shenzhou-10.

Dari modul stasiun ruang angkasa percobaan, dia memberikan kuliah sains kepada 60 juta siswa di seluruh China.

Wang menunjukkan kepada mereka tegangan permukaan cairan di luar angkasa, melakukan gerakan kung fu, dan menjawab beberapa pertanyaan.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada tahun 2015, Wang menceritakan saat pertama dia melihat Bumi dari luar angkasa.

"Ketika saya melihat ke luar jendela untuk pertama kalinya, saya menyadari arti sebenarnya dari kekuatan kehidupan ... keindahan semacam itu di luar pemahaman," katanya.

Baca Juga: Marsda Reki Irene Lumme, Perempuan Pertama yang Raih Karier Bintang Dua di TNI AU

Menurut Wang, program luar angkasa berawak tanpa astronot perempuan tidak akan lengkap.

"Seperti peran perempuan dalam keluarga. Perempuan punya tanggung jawab. Kami juga membuat misi yang serius lebih hidup dan menyenangkan," katanya.

Selain itu, ia juga mengatakan tentang bobot astronot perempuan yang lebih ringan.

"Kami para astronot perempuan memiliki berat yang lebih ringan (daripada laki-laki, dan) itu lebih ekonomis untuk misi tersebut," ujarnya. 

Sebelumnya, astronot perempuan asal Tiongkok bernama Liu Yang membuat sejarah sebagai perempuan pertama yang menjelajah ruang angkasa pada 2012. 

Bersama 3 orang awak, Liu Yang berangkat menggunakan pesawat ruang angkasa Shenzhou 9. 

Kebutuhan perempuan khusus bagi Wang

Misi luar angkasa Liu datang 49 tahun setelah Uni Soviet menempatkan Valentina Tereshkova ke luar angkasa yang menjadikannya astronot perempuan pertama di dunia yang pergi ke luar angkasa. 

Sejak saat itu, banyak perempuan yang melakukan perjalanan pertamanya ke luar angkasa. 

Menurut NASA, sebanyak 65 perempuan telah terbang di luar angkasa, termasuk kosmonot, astronot, spesialis muatan, dan peserta stasiun luar angkasa pada Maret tahun ini. 

Baca Juga: Ukir Sejarah, Negara Tunisia Lantik Perdana Menteri Perempuan Pertama

Pada tahun 1983, astronot dan fisikawan Sally Ride menjadi perempuan Amerika pertama di luar angkasa.

Tetapi saat itu, industri luar angkasa yang didominasi pria tampaknya tidak mengerti apa-apa tentang kebutuhan perempuan. 

Akan tetapi, seiring perkembangan waktu, Wang mendapatkan kebutuhan perempuan yang lebih baik dari pemerintah. 

Menurut media pemerintah Tiongkok, di antara persediaan yang dikirim ke stasiun luar angkasa Tiangong, terdapat 60 botol toner, 30 botol serum dan 30 botol krim wajah. 

Selain itu, berbagai produk kebersihan perempuan juga disiapkan khusus untuk Wang. (*)

Sumber: CNN
Penulis:
Editor: Arintya