7 Cara Mencegah Sindrom Kematian Bayi Mendadak, Ada Atur Posisi Tidur!

Aghnia Hilya Nizarisda - Sabtu, 16 Oktober 2021
Ternyata dengan membuat bayi tidur lebih aman dapat mencegah sindrom kematian bayi mendadak.
Ternyata dengan membuat bayi tidur lebih aman dapat mencegah sindrom kematian bayi mendadak. NataliaDeriabina

Parapuan.co - Setiap kehadiran bayi pasti menjadi kebahagiaan bagi orang tua dan keluarganya. Apalagi jika sang buah hati sudah lama dinanti.

Namun, Kawan Puan perlu mengantisipasi yang namanya sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), apalagi usia bayimu yang kurang dari setahun.

Melansir Mayo Clinic, SIDS adalah kematian yang tidak dapat dijelaskan, biasanya saat tidur. Maka itu, kadang dikenal sebagai crib death karena bayi sering meninggal di boksnya.

Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui, tampaknya SIDS mungkin terkait dengan cacat pada bagian otak bayi yang mengontrol pernapasan dan bangun dari tidur.

Tidak hanya itu, hal lain yang bisa menjadi penyebab ialah kombinasi faktor fisik dan lingkungan tidur sehingga dapat membuat bayi lebih rentan terhadap SIDS.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Kematian Bayi Mendadak dan 3 Faktor Risikonya!

Dalam rangka Hari Peringatan Kehamilan dan Kehilangan Bayi pada 15 Oktober, Kawan Puan perlu tahu bahwa ada beberapa cara agar bayimu tidur lebih aman.

Meski tidak ada cara yang pasti untuk mencegah SIDS, tetapi hal itu bisa memperkecil kemungkinan sang buah hati terkena sindrom kematian bayi mendadak.

Nah, PARAPUAN telah merangkum 7 cara mencegah sindrom kematian bayi mendadak dengan membantu bayimu tidur lebih aman. Yuk, simak!

 

1. Posisi tidur

Tempatkan bayi kamu untuk tidur telentang, bukan tengkurap atau menyamping. Ini berlaku setiap kali kamu atau suami menidurkan bayi selama tahun pertama kehidupannya.

Jangan berasumsi bahwa orang lain akan menempatkan bayi Kawan Puan untuk tidur dalam posisi yang benar. Kamu perlu bersikeraslah agar posisinya benar.

Anjurkan pengasuh dan penyedia penitipan anak untuk tidak menggunakan posisi perut untuk menenangkan bayi yang marah.

Sumber: Mayo Clinic
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda