Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ini Kaitan Kesehatan Mental dengan Self Harm, Beserta Bentuknya

Anna Maria Anggita - Minggu, 10 Oktober 2021
Hubungan antara kesehatan mental dan self harm
Hubungan antara kesehatan mental dan self harm hidesy

Parapuan.co - Kawan Puan, hari ini, Minggu 10 Oktober merupakan peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia hendaknya Kawan Puan disadarkan bahwa menjaga kesehatan mental itu sangat penting.

Sebab, kesehatan mental itu mencakup banyak hal dari kehidupan seseorang, mulai dari emosional, psikologis dan sosial.

Baca Juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ini 5 Bentuk Self Care untuk Mengatasi Trauma Kekerasan

Sehingga hal ini memengaruhi seseorang untuk berpikir, merasa, dan bertindak.

Di sisi lain, perlu Kawan Puan ketahui juga bahwa kesehatan mental itu bisa berpengaruh besar dalam bersikap ke diri sendiri.

Di mana bisa jadi orang yang kesehatan mentalnya terganggu bisa berdampak ke self harm atau menyakiti diri sendiri.

Lantas, apa kaitannya self harm dengan kesehatan mental?

Keterkaitan antara kesehatan mental dengan self harm pun dijawab oleh Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani.

Nina, sapaan akrabnya mengungkap jika orang yang menyakiti dirinnya sendiri itu sering kali kesehatan mentalnya terganggu.

"Orang-orang yang mengalami depresi dan kecemasan ya atau beberapa gangguan kesehatan mental lebih sering mengalami self harm, daripada mereka yang dalam kondisi sehat-sehat saja," jelas Nina.

Menurutnya, seseorang yang berada dalam permasalahan yang berat sering kali menjadi numb atau mati rasa pada dirinya sendiri.

Dalam kondisi tersebut, seseorang itu sering kali merasa terpisah dengan badannya sendiri, seperti mengalami disosiasi, dan merasa terpisah dari badannya sendiri.

Baca Juga: 7 Cara Sederhana Mengatasi Serangan Panik, Salah Satunya Tutup Mata!

"Jadi sering kali orang melakukan self harm itu supaya bisa sadar bahwa 'saya nih ada', 'saya nih masih hidup lho'," jelas Nina.

Adapun beberapa bentuk self harm yang diungkap oleh Nina, yakni:

  • Menyakiti diri sendiri dengan benda tajam: Menurut Nina, ada beberapa orang yang menyakiti dirinya sendiri dengan benda yang tajam. "Beberapa benda tajam tersebut misalnya gunting, silet, cutter, gitu ya," ungkapnya.
  • Membakar diri: "Ada juga yang membakar diri misalnya pakai korek, ada yang pakai korek kayu, ada juga yang pakai korek zaman sekarang," tambahnya.
  • Menyiram tubuh dengan air panas: Air yang digunakan untuk menyiram air panas, biasanya yang baru selesai direbus.
  • Membenturkan kepala: "Ada juga beberapa orang yang menyakiti diri sendiri dengan membenturkan atau menjeduk-jedukan kepala ke tembok yang bisa sampai biru-biru dan lain sebagainya," ucap Nina. Ia berpendapat tentunya hal ini berisiko mengganggu keseimbangan otak
  • Mencakar: Bentuk lain dari kekerasan pada diri sendiri yaitu mencakar, mencengkram.
  • Menggoreskan badan: "Ada juga yang gores-gores badannya, jadi kayak pakai alat suntik atau pisau yang tajam," kata Nina.
  • Meminum racun:  "Meminum racun itu bisa berupa obat-obatan tapi yang banyak banget, obat-obatan yang tidak untuk dia, obat-obatan yang berlebihan," terang Nina. Tak hanya itu saja, Nina juga mengungkap juga bahwa pembersih rumah tangga, sabun, pembasmi nyamuk, juga diminum.
  • Minum alkohol terlalu banyak: Nina menjelaskan kalau beberapa ahli menggabungkan jika mengonsumsi alkohol berlebihan itu beracun.
  • Merokok berlebihan: Selain alkohol, rokok yang berelebihan juga beracun. "Nah itu juga sering kali digolongkan sebagai self harm," ungkapnya.
  • Tidak mau menerima pengobatan: "Dan kemudian yang disebut sebagai self harm itu tidak mau diobati, menolak segala jenis pengobatan, menolak untuk dibawa ke rumah sakit, menolajk diperbaikilah gitu," ujar Nina.

Baca Juga: Faktor Biologis Penyebab Adanya Gangguan Mental yang Harus Diketahui

Nah, Kawan Puan, apabila kamu, teman, kerabat, atau anggota keluarga yang lain sempat mengalami beberapa hal di atas, sebaiknya segera mendapat perawatan, supaya kesehatan mentalnya bisa segera pulih.

Kontak Bantuan

Self care di atas adalah cara untuk membantu Kawan Puan mengatasi trauma kekerasan dan mengelolanya dengan baik.

Tapi, penyembuhan trauma setiap orang berbeda.

Jika sangat sulit untuk mengatasinya, konsultasikan kepada layanan konseling untuk mendapatkan bantuan.

Berikut kontak bantuan yang dapat Kawan Puan akses, antara lain:

1. Layanan SEJIWA: ext. 8

2. Telepon Pelayanan Sosial Anak (TesPSA): 1 500 711

3. Hotline Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA): 129 atau 08111-129-129 (WA)

4. Layanan lain sesuai nomor di tiap daerah yaitu Pusat Pelayanan Keluarga (PUSPAGA) dan Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI)

5. Kunjungi sehat-jiwa.kemkes.go.id/

Kawan Puan layak untuk sembuh, tak perlu ragu untuk meminta bantuan jika kamu kesulitan untuk mengatasi masalah mental.

(*)

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya