PON XX Papua, Atlet Tak Hanya Terancam Covid-19 Tapi Malaria Juga, Apa itu?

Anna Maria Anggita - Kamis, 7 Oktober 2021
malaria mengancam atlet PON XX Papua
malaria mengancam atlet PON XX Papua RolfAasa

Parapuan.co - Kawan Puan, meski berada di tengah pandemi hingga saat ini Pekan Olahraga Nasional (PON) XX masih berlangsung di Papua.

Kegiatan ini masih akan berlangsung hingga 15 Oktober 2021 nanti.

Meski di tengah pandemi, PON XX Papua tetap digelar, tentunya juga dengan protokol kesehatan yang ketat.

Baca Juga: Duh, Ini 5 Penyebab Sakit Punggung Bawah yang Kerap Dialami Anak Muda

Walaupun begitu, yang tak kalah bahayanya dari Covid-19 di Papua itu adalah malaria.

Pasalnya, malaria itu menjadi momok bagi para atlet PON karena bisa mengancam kesehatan mereka.

Mengutip dari Tribunnews, Papua tercatat sebagai salah satu daerah dengan prevalensi kasus malaria tertinggi.

Bahkan Papua menyumbang 75 hingga 80 persen kasus malaria di Indonesia.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya bagi Kawan Puan sekalian untuk mengetahui lebih lanjut tentang malaria ini.

Lalu apa itu malaria?

Malaria dapat terjadi jika nyamuk yang terinfeksi parasit Plasmodium menggigitmu.

Diketahui juga ada empat jenis parasit malaria yang dapat menginfeksi manusia yakni Plasmodium vivax, P. ovale, P. malariae, dan P. falciparum.

Sebagai catatan, P. falciparum menyebabkan bentuk penyakit yang lebih parah dan seseorang yang terjangkit malaria bentuk ini memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Bahkan seorang ibu yang terinfeksi juga dapat menularkan penyakit ini kepada bayinya saat lahir, kondisi ini disebut sebagai malaria kongenital.

Di mana seseorang yang tergigit nyamuk yang terinfeksi parasit, mkaa parasit tersebut dilepaskan ke alirab darah.

Begitu parasit berada di dalam tubuh, mereka melakukan perjalanan ke hati dan setelah beberapa hari bisa menginfeksi sel darah merah.

Sebenarnya malaria tidak hanya ditularkan melalui sel darah merah saja, tetapi juga transplantasi organ, transfsusi. dan penggunaan jarum atau alat suntik bersama.

Apa gejala malaria?

Mengutip dari Healthlinegejala malaria biasanya berkembang dalam 10 hari sampai 4 minggu setelah infeksi.

Dalam beberapa kasus, gejala mungkin tidak berkembang selama beberapa bulan.

Di sisi lain, beberapa parasit malaria dapat masuk ke dalam tubuh tetapi akan berada di fase dorman untuk jangka waktu yang lama.

Adapun berbagai gejala malaria, di antaranya menggigil kedinginan, demam tinggi, berkeringat banyak, sakit kepala, mual, muntah, dan sakit perut.

Baca Juga: 5 Manfaat Tak Terduga Rutin Minum Air Hangat untuk Kesehatan Kulit

Tak hanya itu saja, ada pula gejala lainnya yakni diare, anemia, nyeri otot, kejang, koma, dan tinja berdarah.

Nah, Kawan Puan, apabila tanda-tanda di atas muncul maka sebaiknya segera dibawa ke dokter.

Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan mulai dari meninjau riwayat kesehatan, mengecek perjalanan baru-baru ini ke iklim tropis, serta melakukan pemeriksaan fisik.

Jika memang benar terkena malaria, orang tersebut pun bisa sesegera mungkin mendapat pengobatan untuk menhindari komplikasi yang mengancam jiwa.

Beberapa komplikasi dari malaria di antaranya pembengkakan pembuluh darah otak, atau malaria serebral.

Baca Juga: Catat! Ini 6 Keuntungan Kesehatan Menjadi Seorang Vegan

Lalu akumulasi cairan di paru-paru yang menyebabkan masalah pernapasan, atau edema paru.

Kemudian kemungkinan kegagalan dalam organ manusia seperti ginjal, hati, dan limpa.

Selain itu, seseorang bisa terjangkit anemia karena penghancuran sel darah merah.

Karena komplikasinya yang berbahaya maka, sebaiknya jangan ragu untuk konsultasi ke dokter, ya, Kawan Puan.

(*)

 

Sumber: Healthline,tribunnews
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Pemberian Vaksinasi PCV Jadi Langkah Penting Pencegahan Penyakit Pneumonia